Jumat, 25 Januari 2013

Inspirasi Sepakbola 1

Menonton Southampton bertanding, jadi ingat dgn pemain jenius di tim ini era 90-an: Matthew Le Tessier. Pemain loyal dan mengangkat klub sendirian. Teman-teman ada yg ingat?
-- 21 Januari 2013

###

Dalam sepakbola kita mungkin tak suka pd suatu klub tp suka dengan salah seorang pemainnya. Spt saya, saya tak suka Man U tp suka dgn salah seorang pemain jeniusnya: Eric "the King" Cantona. Sbg pesan, sepakbola adl proses komunikasi yg jelas, sbg teks, sepakbola penuh dgn pemaknaan yg mencerahkan
-- 20 Januari 2013

###

Tak ada tim yg menang selamanya. Tak ada yg di "atas" terus menerus. Belajar dr kekalahan Barca 2-3 dr Sociedad
-- 20 Januari 2013

###

Nudia Suipi 1

Menangkar hasrat awal sekali
Embun air mata itu rembulan
Bersedih, bergundahlah
Asal jangan netes warna kelabu
Bercermin, topeng...
Topeng itu tak juga hilang!
 

(22 Januari 2013)

Bermedia Bersama 1

BRTI sebagai regulator tak kongruen dgn regulator media yg lain, misalnya KPI, LSF, bahkan Dewan Pers. Dlm bbrp kasus BRTI memang lbh melindungi publik dibandingkan regulator lain tp bukan berarti kita menyerahkan pengaturan media pd pemerintah sepenuhnya spt jaman Orba yg totaliter itu
-- 25 Januari 2013

###

Berita mundurnya Harry Tanoe dr Partai Nasdem tak ada di Metro TV milik Surya Paloh, ketuanya. Berakhir sudah masa saling "memuji" dlm berita maupun iklan di stasiun TV masing2
-- 22 Januari 2013

###

Meminjam harapan rekan saya yg juga seorang jurnalis, semoga para jurnalis tv tak sekadar menjadi agen bisnis pemilik stasiun yg hanya mencari untung atau antek politik pemilik stasiun tv yg kebetulan juga menjadi petinggi parpol dgn berita yg terlalu berpihak. Amin...
-- 21 Janauri 2013

###

Cara jurnalis melaporkan peristiwa sangat mirip dgn pembelajar yg menerapkan metode empirisisme dlm menganalisis fenomena atau kasus. Dimensinya harus bisa diverifikasi, bukan ukuran "mata kaki" atau "dengkul"
-- 20 Januari 2013

###

Menakar Pesan 1

Mengapa kebanyakan lelaki suka sepakbola? Alternatif jawabannya adl sepakbola mengandung tafsir "kebertubuhan" plg beragam dibandingkan olahraga lain, bahkan tinju yg lbh frontal. Jalan tafsir atas tubuh yg berbeda dgn seni
-- 25 Januari 2013

###

Pesan "Laskar Pelangi" kemungkinan adl isi media dgn turunan terbanyak di Indonesia belakangan ini. Setelah novel sbg pesan awal, berturut kemudian lahir film plus OST, serial TV, pertunjukan musikal, dan terakhir song book plus album. Kita tunggu apakah bisa masuk ke media baru dgn hadirnya online game "Laskar Pelangi" misalnya
-- 25 Januari 2013

###

Dari segi ragam format pesan, apa persamaan "Republik Jancukers"(2012) karya Sujiwo Tejo dengan "Rectoverso" (2007) karya Dewi Lestari?
-- 22 Januari 2013

###

Pesan, baik faktual maupun fiksional, selalu berkonsekuensi pd empat hal: ideologisasi, narasi, realisme, dan representasi
-- 21 Januari 2013

###

Teks ("pendakuan" atas pesan/informasi) + Konteks = Realitas?
-- 21 Januari 2013

###

Dua produsen pesan media yg rendah hati, Haruki Murakami dan Mark Knopfler. Karya mereka bagus dan tak memuja-muji diri sendiri terlalu banyak :)
-- 14 Januari 2013

###

Strukturalisme (Bersama Max Lane)

Merawat kembali pemikiran dalam dalam
Mengurus lagi hati rendah rendah
Bergelut dengan semesta pengetahuan
Bergulat bersama keintiman pemahaman
Berkawan sajalah dengan tanda tanya tanpa prasangka


(19 Januari 2013)

Senin, 14 Januari 2013

Sunday Morning

Velvet Underground and Nico (1967)

Lagu yang enak didengar, lagu yang berkisah saat santai namun cocok untuk berkontemplasi. Mungkin juga saat yang sesuai untuk masa kesepian. Lagu yang brilian. Walau diciptakan tiga dekade ke belakang, lagu ini tetap terasa aktual.



sunday morning
brings the dawn in
it's just a restless feeling
by my side
early dawning
sunday morning
it's all the wasted years
so close behind
watch out the world's behind you
there's always someone around you
who will call
it's nothing at all
sunday morning
and I'm falling
I've got {a} feeling
I don't want to know
early dawning
sunday morning
it's all the streets you've crossed
not so long ago
watch out the world's behind you
there's always someone around you
who will call
it's nothing at all
watch out the world's behind you
there's always someone around you
who will call
it's nothing at all
sunday morning...

Out of Time

Blur - Think Tank (2003)
Apa yang ada di luar waktu? Andai saja aku bisa kembali ke masa lalu, kumatikan waktu sehingga masa-masa bahagia denganmu bisa terbekukan selamanya...lirik lagu lain dari lagu anak-anak yang ada di Bobumba, sebuah operet anak kemudian diingatnya.

Namun dia selalu mengingat waktu yang linear dan berjalan seringkali cepat dan berjalan perlahan dari lagu karya Blur ini. Lagu terbaik dari semua lagu Blur menurutnya. Klipnya juga membantu pemaknaan di mana waktu terasa membosankan sehingga sang tokoh di dalam klip tesebut merasa terlempar keluar waktu. Sang tokoh berada dalam kapal induk Amerika Serikat yang besar namun terasa sepi.


Where's the love song to set us free
Too many people down
Everything turning the wrong way round
And I don't know what life would be
If we stop dreaming now
Lord knows we'd never clear the clouds
And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
Feel the sunshine on your face
It's on a computer now
Gone to the future way out in space
And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
And you've been so busy lately that you haven't found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time
Tell me I'm not dreaming
But are we out of time
We're out of time
Out of time
Out of time
Out of time
Out of time

Twice if You're Lucky

Crowded House - Intriguer (2010)
Aku pernah berbuat kesalahan dan khawatir sekali bila tidak mendapat kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Begitulah dia pernah berkata pada dirinya sendiri. Bagaimana bila tak pernah ada kesempatan kedua?

Seperti kisah seorang rekannya, yang tidak pernah bisa memperbaiki kesalahan karena pasangannya meninggal dunia karena kanker. Bukan berarti kesalahan tak mungkin terjadi, problemnya adalah minta maaf secepat mungkin bila memang berbuat salah. Tak sulit sebenarnya, namun dalam kehidupan seringkali yang mudah menjadi sulit karena ditunda.

Itulah yang dia maknai dari lagu bagus ini. Lagu yang secara tak sengaja menghentaknya ketika dia menonton sebuah stasiun televisi yang menyiarkan program musik memutarnya. Tak sengaja tapi kemudian terus terekam di hati. Kebetulan juga lagu ini berasal dari salah satu band favoritnya, the Crowded House. Lagu ini adalah lagu terbaik dari band asal Australia tersebut setelah lagu Instinct dari album the best mereka.

Breathe it out
I can hear you now
You think reality's shut you down
And you're locked away
Where you can't get out
Spent awhile on your back

And you know what it means to me, babe
In the course of a history, hey
It all makes sense to me somehow
And it's not what it used to be, no
We're suddenly free to let go
Look what's happening now
You will love this one
You will love this one
As if we create something magical, honey
There are times that come
These are times that come
Only once in your life
Or twice like mine
Do you wish to love
Can you give enough
Use your saving graces
In the heavy light
'Til the sky falls down
He can pray all he likes
But you know what it means to me, babe
In the course of a history, hey
It all makes sense to me somehow
 It's a course in philosophy, yeah
What is life is it just a dream, no
A perfect mystery but somehow I know
You will love this one
You will love this one
And if we create something magical, honey
There are times that come
These are times that come
Only once in your life
Or twice if you're lucky
And if the chance it comes around
Another time
You risk it all, you take the fall
For what you like
And sure enough before your love
Has taken flight
You make the revelation
You will love this one (Love this one)
You will love this one
You will love this one
Dream in my head
Something magical, honey
There are times that come
These are times that come
Only once in your life
Or twice if you're lucky

Jumat, 11 Januari 2013

Don't Make Me A Target

Spoon - Ga Ga Ga Ga Ga (2007)

Setiap lagu menyimpan kenangannya sendiri. Kenangan indah dan buruk bisa terekam dengan baik ketika dia mendengarkan sebuah lagu, mencerna liriknya, menikmati musiknya. Dia cukup heran bagaimana sebuah lagu bisa persis mengangkat apa yang dia rasakan dan pikirkan pada suatu waktu. Untuk alasan tertentu dia sangat menyukai sebuah lagu yang sebenarnya mengingatkan dirinya atas kenangan yang buruk. Sebuah lagu yang tidak terkenal dari band yang tidak terdengar di sini.

Entah bagaimana album yang berjudul aneh, Ga Ga Ga Ga Ga dari Spoon, bisa dia dengarkan. Mungkin dia mendapatkan informasi awal album ini dari sebuah majalah musik atau mungkin secara tak sengaja dia ketahui dari berbagai situs, yang jelas album ini menemani salah satu saat terburuk dalam hidupnya. Pada tahun 2007 dia merasa mendapatkan cobaan berat ketika orang-orang yang awalnya dia anggap sebagai teman membencinya habis-habisan. Persoalan perbedaan pendapat adalah biasa namun ketika sudah diimbuhi dengan stigma, perbedaan pendapat tersebut jadi sesuatu yang lebih besar. Dia dituduh tidak loyal, tidak profesional, dan yang paling parah tidak menggunakan otaknya untuk bekerja. Istilah osis, kependekan dari otak sisa. Dalam profesinya, hanya sedikit atau tidak menggunakan otak adalah hinaan paling keji dan rasanya masih membekas dalam hatinya yang paling dalam. Dia tahu dia telah memaafkan orang-orang itu namun tidak pernah bisa melupakannya.

Di luar itu semua, walau secara utuh album ini membantu dan mengingatkan saat-saat sulit di tahun 2007 itu, kenangan paling terberkas di satu lagu ini, yang merupakan track pertama dari album terbaik Spoon sejauh ini. Album yang brilian, lagu- lagu yang sangat bagus. Lagu Don't Make Me A Target selalu diputarnya secara periodik, minimal seminggu sekali, hanya untuk sekadar merasakan rasa sakit yang dia rasakan dulu dan dengan itu dia selalu merawat "dendam" untuk menjadi lebih baik, agar di lain waktu tidak ada lagi yang menghina dan menstigmanya. Bagaimanapun juga dia mesti awas terhadap relasi dengan manusia lain kini dan tidak begitu percaya dengan menganggapnya sebagai teman. Dia nyaris percaya penuh bahwa manusia memang serigala bagi manusia lain, yang menunggu untuk melukai dan mencabik-cabik tanpa welas asih.

Lagu ini sebenarnya lagu politis, paling tidak tafsir ini yang pertama ketika dia mengamati makna lagu dari mesin pencari. Lagu yang mencerca presiden Amerika paling agresif, George Bush Jr. Namun, siapa yang memegang tafsir tunggal. Begitu suatu teks media dipublikasi, "pengarang" atau produsen teks telah mati. Audiens atau pemakna bebas menafsir isi media yang dia dengar, yang dia akses, sesuai dengan konteks pengetahuan, perasaan, dan pengalaman yang dia miliki. Tafsir atas teks bisa jadi sangat personal seperti yang dia rasakan.

Lagu ini masih terdengar keras di perangkat pemutar musiknya. Hasratnya untuk "membalas dendam" masih tetap besar, bukan pada orang-orang yang menyakitinya di tahun 2007 itu tentu saja, melainkan lebih pada keadaan yang menyesakkan. Dia tak ingin merasakannya lagi.

Don't Make Me A Target oleh Spoon


Here come the man from the stars
We don't know why he go so far
And keep on marching along
Beating his drum

Thugs and sticks and bats and balls
For nuclear dicks with dialect drawls
They come from a parking lot town
Where nothing lives in the Sun

Don't make me a target
Don't make me a target
When you reach back in his mind
Feels like he's breaking the law
There's something back there he got
That nobody knows

He never claimed to say what he says
He smells like the inside of closets and stairs
The kind where nobody goes

Don't make me a target
Don't make me a target
Don't make me a target
Don't make me a target
Don't make me a target



Kamis, 10 Januari 2013

Rasa "Lapar" dalam Menulis

Pulang, Murakami dan Secangkir Kopi

Jeda panjang terjadi sekali lagi. Berpuluh hari dia tidak menulis dengan serius. Beratus jam lewat begitu saja tanpa ada tulisan yang berarti. Tidak ada tulisan yang memuaskan dirinya sendiri, baik untuk keperluan akademis maupun fiksi yang dihasilkannya., sekalipun itu tulisan 500 kata. Banyak cara yang bisa dilakukannya agar dirinya bisa menulis lagi. Salah satunya adalah membaca buku-buku bagus. Dia mencoba membaca teks akademis berharap mendapatkan inspirasi agar bisa menulis dengan baik dan teratur. Beberapa buku akademis dan nonfiksi dia baca. Namun setelah berpuluh hari, tiada jua inspirasi yang harapannya menjadi “mata air” kepenulisan yang hadir dan mengalirkan ide-idenya lagi. Kemampuannya untuk menulis dengan baik seperti menguap entah kemana.

Dia juga mencoba membaca teks fiksi, prosa dan puisi, terutama yang berkualitas bagus. Ternyata sama saja hasilnya dengan membaca teks akademis faktual, tidak ada efek yang signifikan padahal banyak teks fiksi bagus yang dia baca. Semua kemampuannya dalam menulis seperti menghablur entah kemana. Hampir tak bersisa. Dia memang mendapatkan sedikit efek berkaitan dengan pemahaman mengenai teknik menulis dan beberapa detail atas realitas. Namun selain itu, tak lebih tak kurang, tidak ada yang bisa mendorongnya untuk terus menulis kembali dengan baik dan teratur seperti yang dia harapkan setiap kali setelah membaca karya-karya bagus.

Rasa-rasanya dia sebenarnya bisa menulis dengan lumayan baik untuk beragam jenis tulisan, akademis faktual, prosa, maupun puisi. Semua ide telah bergayut di pikiran, semua analisis yang dia baca rasanya sudah hadir di dalam benaknya. Namun mengapa tetap tidak ada tulisan yang dia hasilkan? Banyak membaca, banyak menganalisis, banyak berbincang dan berkata-kata, ternyata tidak berpengaruh banyak pada aktivitas menulis yang rutin, runtut dan konsisten. Semuanya mesti dituangkan ke dalam tulisan. Tanpa “penuangan” tersebut, semua ide relatif tak begitu berarti.
Apa yang salah dengan dirinya sehingga tulisan yang memadai sama sekali tak muncul dalam waktu yang terlalu lama? Pertanyaan ini menggema di dalam dirinya dan berhari-hari hadir terus dalam pikirannya. Namun, jawabannya mungkin sederhana, “rasa lapar” tidak muncul dalam dirinya untuk menulis. Tidak ada kekuatan utuh dari dalam diri untuk menulis dan berkomunikasi dengan dunia, berkomunikasi dengan orang lain.

Banyak ide, perasaaan, pendapat, dan analisis yang mencengkeram benak dan hatinya. Mungkin beberapa di antaranya cukup bagus. Cukup bagus karena bahkan komentar yang muncul di media dan yang dia dengar dari orang-orang lain berbeda dengan pendapatnya sendiri. Banyak dan bagusnya ide-ide tersebut ternyata tidak mendorongnya untuk mewujudkan semuanya ke dalam tulisan. Manifestasi dalam tulisan ternyata adalah soal lain. Pada akhirnya dia menyadari bahwa hal yang paling diperlukannya hanyalah upaya yang sangat kuat untuk menulis. Menulis sebagai sebuah tindakan riil, bukan sebagai wacana. Dimulai dari tulisan biasa seperti ini.

Pertanyaannya, bagaimana memunculkan “rasa lapar” untuk menulis? Apakah perlu kita menulis untuk menyampaikan pendapat kita yang tidak unik dan biasa saja? Seperti biasa, suara hatinya yang lain justru berupaya meredam hasrat untuk menulis kembali dengan utuh penuh. Biasanya memang diri selalu seperti ini, ada diri yang mendorong dan ada pula diri yang menyabotase diri sendiri. Selalu seperti ini, tidak ada yang pernah bisa berdiri sendiri. Diri sebenarnya adalah berdualitas di dalam sana.

Problemnya memang “rasa lapar” itu tidak selalu muncul dengan sangat kuat atau rasa lapar itu hilang karena dirinya yang menyabotase muncul dan dengan cepat meredam hasratnya untuk menulis. Solusinya sekali lagi mungkin hanya satu: menulis saja tanpa memikirkannya terlalu mendalam, terutama mengenai kekhawatiran atas kualitas. Tulis saja tanpa memikirkan apa yang terjadi setelahnya. Tulis dengan “rasa lapar” seolah-olah menulis itu adalah hal yang sangat menarik.

Dan yang terpenting: jangan pernah lagi menyabotase diri sendiri dalam menulis! Dia mengingatkan diri sendiri, kali ini dengan lumayan geram karena jeda panjang ini sudah berkali-kali datang. Dia berharap jeda panjang semacam ini tak lagi datang menghampiri sampai kapanpun jua.
Dia tahu tulisan ini adalah langkah awal sekali lagi. Dia sungguh ingin di masa mendatang tiada lagi jeda panjang seperti ini. Tidak lagi menulis sekitar lima ratus kata dengan rajin dan teratur. Tidak ada lagi permakluman karena terlalu lama tidak menulis. Menulis saja sekarang, apa saja asalkan secara normatif tidak salah dan tidak buruk.

Dia mulai menulis lagi apa-apa yang ada di pikiran dan hatinya…

Ngangkang 3

Berkongsi menghampakan
Bersyarikat mejemukan
Tak ada yang sia-sia selain meributkan persimpangan
Jalan setan atau jalan malaikat
Semuanya tak bekerjasama di pertemuan dua kutub

Bersama itu paradoksal
Teks, konteks dan tindakan ada saatnya menyublim

Semuanya berlalu seindahnya saja

The Empty Page

Sonic Youth - Murray Street (2002)


Pagi memberikan banyak kemungkinan, rencana seharian, tindakan nantinya dari siang sampai malam. Pagi ibarat halaman kertas kosong yang mestinya bisa kita tulis apa saja. Begitulah yang dia pikirkan sembari mendengarkan The Empty Page dari Sonic Youth. Lagu ini memang bagus dan bisa membawa banyak tafsir. Makna halaman kertas kosonglah yang mengemuka di pikirannya. Berbincang mengenai tafsir atas teks dia mengingat lagi perdebatan yang sudah menjadi klasik, apakah teks membawa motif produsennya utuh penuh atau diserahkan seluruhnya pada pemakna?

Bila teks membawa motif dan keinginan produsen di mana fokus utama lebih pada komunikatornya, teks sebenarnya disebut sebagai pesan. Cara pandang awal dari proses komunikasi, begitu batinnya, dia coba mengorek lagi lapisan pengetahuan awal atas proses komunikasi. Namun teks tidak seperti itu, teks "diserahkan" sepenuhnya pada komunikan. Komunikan adalah pemakna, dia bisa bebas memaknai pesan sebebas-bebasnya. Pengarang telah mati. Komunikator telah menghilang. Pesan secara umum merujuk pada empirisme dan teks secara luas merujuk pada rasionalisme.

Lagu bagus ini menunjukkan hal tersebut. Bila dilihat sebagai pesan, lagu ini merujuk pada Jimmy Page, seorang gitaris dari band legendaris Led Zeppelin. Lagu ini menggambarkan keinginan Thurston Moore untuk bertemu dengan Jimmy Page dan Robert Plant ketika merekam materi lagu bersama rekannya, Steve Albini. Namun Albini menolaknya. Penjelasan ini menunjukkan bahwa lagu The Empty Page hadir karena kegundahan Moore. Eksplanasi tersebut bukan tafsir namun "kebenaran" yang ada di balik terciptanya sebuah lagu.

Di sisi lainnya, bila seorang pemakna mendengar dan mencerna lagu ini, tafsir yang paling mungkin memang sesuatu yang berkaitan dengan halaman kertas kosong. Atau juga dari metafor halaman kosong tersebut, pemakna bisa menuju kemana-mana. Ah, sudahlah...dia harus menyelesaikan lagu ini karena tugas-tugas rutinnya sudah menanti....

The Empty Page oleh Sonic Youth

These are the words
But not the truth
God bless them all
When they speak to you
But that's all right
On an empty stage
Sing out when
There's no other way
Come drift the town
Where secrets lie
Where friends & neighbors
Keep drifting by
But that's all right
You're here to stay
Sing out tonight
The empty page
I always thought I'd see
Your name in flashing light
You did it all for free girl
And freely ripped the night
(you're free to fight)
These are the words
But not the truth
God bless them all
When they speak to you

But that's all right
You're here to stay
Sing out tonight
The empty page
Do you remember the time
When you were new in town
You smashed yr head in the mirror baby
And kissed the frozen ground
(you're ripped up sound)

Rabu, 09 Januari 2013

Ngangkang 2

Kita tahu nafsu tak pernah berselibat dengan kata
Stigma pada tindakan selalu tertimpa pada kaummu
Kita tahu kuasa selalu berdarah pada pertemuan
Relasi tak ada bila di kepala hanya uap adanya

Siapa yang berdualitas, siapa yang bermedia?

Selasa, 08 Januari 2013

Ngangkang 1

Biarkan diri kita menyesap pagi tanpa peduli hegemoni
Persimpangan yang sakral dan profan
Perselisihan antara malam yang berbinar dan siang yang belum jelas
Bebaskan diri melangkah, aku dan kamu, dan bertemu kembali sore nanti
Relasi dalam hidup mestinya ditaksonomikan seindahnya saja



Jumat, 04 Januari 2013

Alive and Kicking

Simple Minds - Once Upon the Time (1985)


Dalam mencandrai atau memaknai teks media, konteks waktu sangat berperan. Saat pertama kali kita mengakses suatu pesan bagus adalah saat paling berharga karena pemaknaan setelahnya akan merujuk pada saat pertama itu. Alasan pertama dan terkuat dia memaknai teks media lama adalah kenangan yang terberkas bersama teks tersebut. Menurutnya teks media terbaik dalam memberkas kenangan adalah teks media musik rekaman. Kombinasi lirik dan irama dalam teks musik rekaman menjadikan kenangan terpatri kuat di sana.

Itulah sebabnya dia begitu menyukai lagu-lagu dari dekade 1980-an dan 1990-an. Dekade 1980-an adalah masa ketika dia beranjak remaja, sementara masa 1990-an adalah masa dia menjelang dewasa. Dia mengelaborasi koleksi album dekade 1980-an, satu nama band yang dia ingat sangat berkesan adalah Simple Minds. Tidak terlalu terkenal di Indonesia namun band ini menghasilkan beberapa lagu bagus yang merupakan kombinasi ciamik antara lirik berkelas dan musik yang "menghantui" sepanjang waktu. Tentu saja kita tak akan bisa melupakan lagu Don't You Forget about MeLet There be Love, dan lagu ini, Alive and Kicking. Mendengar lagu ini dan memaknainya lagi dia merasa kembali ke dekade 1980-an ketika hidupnya masih sederhana namun diberkahi dengan antusiasme dan optimisme menjalani hidup apapun konsekuensinya.

Indahnya lagu-lagu dari dekade ini, optimisme dan kecerahan hati dan jiwa tercermin dari liriknya, tidak seperti kebanyakan lagu dekade 2000-an yang cenderung "gelap", bahkan untuk lagu yang terkategori sebagai love song. Mendengarkan lagu ini dia merasa menemukan kembali antuasiasmenya pada hidup seperti masa awal tinggal di kota istimewa ini, Yogyakarta. Antusiasme pada hidup yang indah dan masa depan yang dibayangkan cerah. Sepintas lagu ini seperti lagu cinta, namun bila diamati akan terasa pesannya yang universal: keberanian menghadapi hidup betapapun sulitnya.

You turn me on, you lift me up
And like the sweetest cup I'd share with you
You lift me up, don't you ever stop, I'm here with you

Now it's all or nothing
'Cause you say you'll follow through
You follow me, and I, I, I follow you

What you gonna do when things go wrong?
What you gonna do when it all cracks up?
What you gonna do when the Love burns down?
What you gonna do when the flames go up?
Who is gonna come and turn the tide?
What's it gonna take to make a dream survive?
Who's got the touch to calm the storm inside?
Who's gonna save you?
Alive and Kicking
Stay until your love is, Alive and Kicking
Stay until your love is, until your love is, Alive

Oh you lift me up to the crucial top, so I can see
Oh you lead me on, till the feelings come
And the lights that shine on
But if that don't mean nothing
Like if someday it should fall through
You'll take me home where the magic's from
And I'll be with you

What you gonna do when things go wrong?
What you gonna do when it all cracks up?
What you gonna do when the Love burns down?
What you gonna do when the flames go up?
Who is gonna come and turn the tide?
What's it gonna take to make a dream survive?
Who's got the touch to calm the storm inside?
Don't say goodbye
Don't say goodbye
In the final seconds who's gonna save you?

Oh, Alive and Kicking
Stay until your love is, love is, Alive and Kicking
Oh, Alive and Kicking
Stay until your love is, love is, Alive and Kicking

Kamis, 03 Januari 2013

Daughters

John Mayer - Heavier Things (2003)
Dia mencari lagu-lagu di dalam laptopnya, siapa tahu dia mendapat ide untuk menulis sembari mendengarkan. Dia tahu bahwa ketika mendengarkan lagu inspirasi bisa mengalir dengan lancar. Sayangnya, sudah cukup lama dia tidak mau menulis atau memaknai lagu dari liriknya, padahal cara tersebut adalah cara paling efektif untuk menulis. Dia merasa memaknai lirik lagu dangkal sifatnya, terlalu sederhana, dan tidak menguji pikiran dan hatinya.

Kini dia semakin paham dirinya sendiri. Memaknai lagu dengan menuliskannya tidaklah sederhana, malah seringkali menjadi pintu masuk bagi penulisan yang agak lebih rumit, penulisan akademis. Jadi, dia memutuskan kembali untuk menulis berdasarkan lirik lagu, menakar atau meresensinya. Cara ini mungkin cara terbaik baginya untuk menulis aktif lagi di tahun yang baru ini.

Salah satu lagu yang menarik perhatiannya adalah lagu Daughters dari John Mayer. Lagu yang menurutnya berasal dari album terbaik John Mayer sejauh ini. Senyampang Hari Ibu juga baru saja diperingati oleh banyak orang, walau peringatannya justru semakin menunjukkan bias gender karena Hari Ayah tidak diperingati oleh kita atau bahkan tidak ada dalam kalender. Orang seringkali lupa bahwa ketika kita membicarakan ibu, kita tak bisa melepaskan dari pembicaraan mengenai ayah. Ayah dan ibu berdualitas (dua elemen yang terpisah namun saling melengkapi satu sama lain) menghasilkan anak-anak, terutama anak perempuan yang suatu saat kemungkinan besar akan menjadi ibu. 

Dia dititipi Yang Kuasa seorang anak perempuan. Dia berjanji menjaga "titipan" Illahi tersebut sepenuh hati, karena anak perempuan akan menjadi ibu. Ibu adalah "profesi" atau peran yang penting dalam membentuk generasi yang lebih baik. Ah...aku telah ngelantur terlalu jauh, batinnya. Hal yang jelas, dia telah terinspirasi lagu bagus ini...mari menyanyi dan memaknai....
 
I know a girl,
She puts the color inside of my world
But she's just like a maze
Where all of the walls all continually change

And I've done all I can
To stand on her steps with my heart in my hands
Now I'm starting to see
Maybe it's got nothing to do with me

CHORUS
Fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too

Oh, you see that skin?
It's the same she's been standing in
Since the day she saw him walking away
Now she's left, cleaning up the mess he made

CHORUS
Fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too

Boys, you can break
You'll find out how much they can take
Boys will be strong and boys soldier on
But boys would be gone without warmth from
A woman's good, good heart

On behalf of every man
Looking out for every girl
You are the god and the weight of her world

CHORUS
Fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too
So mothers, be good to your daughters too
So mothers, be good to your daughters too

Resolusi 3

Puisi itu dituliskan ketika sendirian
Prosa ditasbihkan ketika ada derau di kepala
Opini dibalurkan ketika hasrat berdenting
Wacana dihablurkan ke dunia ketika relasi kuasa antara teks dan konteks dipahami

Tindakan ini: menyesap kopi di pagi yang nyaris hampa
Bermakna ketika niatan tak dikoarkan

Rabu, 02 Januari 2013

Resolusi 2

Pagi begitu tenang di pagi pertama di tahun 2013. Perlahan dia membuka gorden dan melihat suasana di luar rumah. Sepi sekali, tak ada orang yang terlihat padahal sudah pukul 08.00. Ironis sebenarnya. Banyak orang menyatakan resolusi untuk memperbaiki hidupnya di tahun yang baru, antara lain menjadi lebih rajin, pada hari pertamanya justru kebanyakan orang tidak bangun pagi. Dia tersenyum sendiri. Dia pun termasuk orang semacam itu. Resolusi memperbaiki hidup biasanya hanya menggebu di akhir tahun sebelumnya, begitu masuk tahun yang baru, hasrat kuat itu seperti menghablur begitu saja, toh  di akhir tahun kita dapat membuat resolusi lagi. Keadaan ini adalah salah satu paradoks sederhana dari eksistensi manusia: suatu pernyataan atau resolusi sangat dipengaruhi oleh konteks.

Entah mengapa, tiba-tiba bulu kuduknya berdiri, dia mengingat suasana ketika gempa tahun 2006 dulu. Sepi yang sama dengan sepi ketika gempa melanda rumahnya, sepi yang seolah memendam daya demikian kuat. Terasa tubuhnya agak dingin, dingin yang tak nyaman. Perlahan dia mengatur napasnya. Tak apa, tak apa...pikirnya. Rupanya masih ada sedikit trauma pada dirinya. Setelah agak lama dia menyadari bahwa rasa khawatir itu hanya ada di dalam dirinya, bukan ada pada suasana. Mungkin hasrat untuk memasuki tahun yang baru yang kelewat besar, batinnya.

Entahlah, perlahan dirinya tenang lagi. Suasana di luar sudah mulai ramai. Orang-orang sudah mulai keluar rumah, anak-anak sudah mulai bermain di lapangan di depan rumahnya. Hari perlahan dimulai lagi. Kali ini di tahun yang baru. Keadaan yang sebenarnya sama persis dengan hari-hari kemarin. Kalender saja yang berjalan dengan linear. Dia mulai menyeruput kopi yang baru saja dibuatnya. Dunia tetap sama, yang tidak sama mestinya adalah cara dia memaknainya hidup. Hidup mungkin tetap sama, namun tak ada yang mengalahkan Sang Waktu. Dia sebenarnya tidak terlalu antusias melihat perayaan tahun baru, namun karena orang-orang yang dicintainya bergembira, dia pun bergembira. Tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat orang-orang yang kita cintai berbahagia. Orang-orang tercintanya belum bangun. Selamat tanggal satu di tahun yang baru, katanya dalam hati, mengucapkan doa untuk dirinya sendiri. Jangan pernah terlena lagi, tahun ini mesti hidup sebaik-baiknya, hidup sedalam-dalamnya.

Dia bahagia menjadi penyaksi, suatu akhir adalah awal yang baru.

Resolusi 1

Hampir semua peristiwa dan efek dari tindakan bukanlah konklusi
Nikmati saja, jalani saja
Hidup apa adanya

Bagi hidup yang fana ini
Semoga bermakna dan kita tak merana

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...