Pada teks yang tak pernah selesai
Ada yang membanal dan membinal
Waktu tak jua memelan
Kesumat terus menggema di dada
Dari idealitas yang semu
Ini sore dingin rasa nikmat sekali
Hasrat tak jua menghablur
Seberapa jauh balas dendam bisa dibenarkan?
Menuju sepi yang tak berujung
Sua yang memilin dan mengalun
Perih di dada tetap dalam dekam
Seberapa dalam struktur menggali jiwa?
Lalui semua dengan berani
Tak ada lagi yang menghujam
Tak selamanya hujan turun
Tak selamanya eksistensi didalami seperti detik ini
Tak seharusnya tinta hitam digoreskan keras-keras
Tetap ada niat menggilas dan membalas sedalam mungkin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar