Arcade Fire - OST Her (2014) |
Walau secara umum konten media seringkali tidak dibedakan, sesungguhnya terdapat paling tidak dua jenis konten dan keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Dua jenis konten tersebut adalah konten faktual atau lebih populer dengan nama berita dan konten fiksional, yang juga bisa disebut sebagai konten hiburan. Bila berita berpijak pada fakta atau kejadian nyata, konten fiksional terutama berpijak pada imajinasi. Walau begitu, seringkali juga muncul kombinasi antara konten fiksional dan konten faktual yang tak dapat dipisahkan dengan tegas.
Konten faktual, bagi audiens, berfungsi sebagai sarana untuk memahami realitas kehidupan bersama. Dengan demikian, seperti adagium yang disampaikan oleh Bill Kovach, jurnalisme selalu ada dalam bingkai kepentingan publik. Konten fiksional memiliki fungsi yang relatif berbeda. Konten fiksional, selain berfungsi untuk menghibur, sesuai dengan nama aliasnya, juga memberikan kita pengalaman dan konteks atas kehidupan personal. Konten fiksional yang bagus akan membawa kita pada refleksi pengetahuan dan pengalaman pribadi agar kehidupan kita lebih baik.
Kira-kira begitulah yang saya rasakan setelah menonton film ini. Sebagai audiens, saya tak hanya terhibur dengan konten fiksional yang satu ini, tetapi juga tercerahkan. Sebagai pemakna suatu teks, saya kemudian mensyukuri relasi interpersonal saya dalam kehidupan nyata. Betapa berharganya relasi tersebut dan betapa seharusnya kita memperjuangkan relasi cinta dan sayang tersebut mati-matian karena bagaimanapun juga, relasi dengan manusia lain adalah hal yang terhindarkan.
Di dalam film ini saya coba ajukan pertanyaan: benarkah ada relasi cinta sayang antar individu yang tak nyata? karena relasi antara Theodore Twombly dan Samantha (sebuah OS) seperti sungguh-sungguh nyata, mereka berbagi informasi personal, memaknainya bersama, saling membahagiakan karena bertukar informasi dan pesan, dan saling menguatkan berbasis proses komunikasi interpersonal yang intens, tanpa kehadiran fisikal sama sekali. Relasi dalam fiksi "Her" ini mirip dengan relasi dalam teks lain, buku yang berjudul "1Q84" karya Haruki Murakami. Di dalam 1Q84 juga terjadi relasi non-fisikal dalam bentuk kenangan, harapan, dan mistis antara dua karakter utamanya, Aomame dan Tengo Kawana. Hanya satu bab di akhir kisah yang mempertemukan mereka berdua dan hampir sepanjang cerita mereka berbasis pada relasi non-fisikal tersebut.
Film bagus biasanya juga mengandung OST yang bagus. Pun dengan film ini. Soundtrack-nya ternyata diisi oleh salah satu band favorit saya, Arcade Fire. Teks bagus selalu mengundang dan menginspirasi teks bagus lainnya diproduksi. Album ini berisi lagu-lagu instrumental namun sungguh memperkuat rangkaian gambar dan suara yang muncul. OST ini tak hanya memperkuat kisah di dalam film ketika kita menontonnya, namun juga memberikan nuansa pemaknaan yang kuat setelah kita menonton filmnya. Apalagi, kemudian hadir dua bonus lagu yang dinyanyikan oleh dua karakternya di dalam film. Lagu "The Moon Song" menjadi tambahan bagus sekaligus kekuatan mengejutkan dari OST ini.
Konten faktual, bagi audiens, berfungsi sebagai sarana untuk memahami realitas kehidupan bersama. Dengan demikian, seperti adagium yang disampaikan oleh Bill Kovach, jurnalisme selalu ada dalam bingkai kepentingan publik. Konten fiksional memiliki fungsi yang relatif berbeda. Konten fiksional, selain berfungsi untuk menghibur, sesuai dengan nama aliasnya, juga memberikan kita pengalaman dan konteks atas kehidupan personal. Konten fiksional yang bagus akan membawa kita pada refleksi pengetahuan dan pengalaman pribadi agar kehidupan kita lebih baik.
Kira-kira begitulah yang saya rasakan setelah menonton film ini. Sebagai audiens, saya tak hanya terhibur dengan konten fiksional yang satu ini, tetapi juga tercerahkan. Sebagai pemakna suatu teks, saya kemudian mensyukuri relasi interpersonal saya dalam kehidupan nyata. Betapa berharganya relasi tersebut dan betapa seharusnya kita memperjuangkan relasi cinta dan sayang tersebut mati-matian karena bagaimanapun juga, relasi dengan manusia lain adalah hal yang terhindarkan.
Di dalam film ini saya coba ajukan pertanyaan: benarkah ada relasi cinta sayang antar individu yang tak nyata? karena relasi antara Theodore Twombly dan Samantha (sebuah OS) seperti sungguh-sungguh nyata, mereka berbagi informasi personal, memaknainya bersama, saling membahagiakan karena bertukar informasi dan pesan, dan saling menguatkan berbasis proses komunikasi interpersonal yang intens, tanpa kehadiran fisikal sama sekali. Relasi dalam fiksi "Her" ini mirip dengan relasi dalam teks lain, buku yang berjudul "1Q84" karya Haruki Murakami. Di dalam 1Q84 juga terjadi relasi non-fisikal dalam bentuk kenangan, harapan, dan mistis antara dua karakter utamanya, Aomame dan Tengo Kawana. Hanya satu bab di akhir kisah yang mempertemukan mereka berdua dan hampir sepanjang cerita mereka berbasis pada relasi non-fisikal tersebut.
Film bagus biasanya juga mengandung OST yang bagus. Pun dengan film ini. Soundtrack-nya ternyata diisi oleh salah satu band favorit saya, Arcade Fire. Teks bagus selalu mengundang dan menginspirasi teks bagus lainnya diproduksi. Album ini berisi lagu-lagu instrumental namun sungguh memperkuat rangkaian gambar dan suara yang muncul. OST ini tak hanya memperkuat kisah di dalam film ketika kita menontonnya, namun juga memberikan nuansa pemaknaan yang kuat setelah kita menonton filmnya. Apalagi, kemudian hadir dua bonus lagu yang dinyanyikan oleh dua karakternya di dalam film. Lagu "The Moon Song" menjadi tambahan bagus sekaligus kekuatan mengejutkan dari OST ini.
Daftar lagu
1. Sleepwalker
2. Milk &
Honey
3. Loneliness #3
(Night Talking)
4. Divorce Papers
5. Morning Talk Supersymmetry
6. Some Other
Place
7. Song On The
Beach
8. Loneliness #4
(Other People's Letters)
9. Owl
10. Photograph
11. Milk &
Honey (Alan Watts & 641)
12. We're All
Leaving
13. Dimensions
Bonus Disc
1. Karen O - The
Moon Song
2. Scarlett Johansson & Joaquin Phoenix - The Moon Song