Kamis, 21 Februari 2013

Various Artist - Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2012)

VA - Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2012)
Beberapa waktu yang lalu sekiranya saya menemukan alternatif jawaban dari disukainya Upin & Ipin oleh masyarakat Indonesia. Sederhana saja, Upin & Ipin disukai karena kontennya yang bermuatan multikulturalisme. Ternyata diam-diam atau terang-terangan, masyarakat pendengar Indonesia mengharapkan dengan sangat konten yang multikultur di tengah kondisi sosial yang semakin sektarian. Seperti halnya konten media Si Unyil pada era 1980-an yang isinya multikultur, demikian juga dengan Upin & Ipin. Keduanya juga berada pada koridor multikultur dengan budaya "panglima", dalam si Unyil budaya Jawa menjadi budaya dominan, dalam Upin & Ipin budaya Melayu menjadi yang utama.

Perbedaannya, si Unyil diproduksi dan didorong oleh negara, sementara Upin & Ipin didorong oleh swasta walaupun kabarnya pemerintah Malaysia memfasilitasi dengan beragam kemudahan produksi. Upaya produsen pesan yang sangat berupaya dekat dengan budaya Indonesia terlihat dari konten media musik rekaman yang menjadi konten media pendamping dari filmnya. Hampir semua lagu di album ini bagus dan bicara tentang kehidupan anak-anak yang mengasyikkan. Lagu-lagu yang menarik untuk disimak adalah Kakakku Sayang, Sabar, dan Cita-citaku. 

Daftar lagu:
1. Fadly - Baca Bukumu
2. Fadly & Zahra - Kakakku Sayang
3. The Changcuters - Yo Yo Olahraga
4. Green Voice - Gosok Gigi
5. Green Voice - Ayo Sekolah
6. Lana Nitibaskara - Cita-Citaku
7. Tasya - Libur Sebentar Lagi
8. Rara Tarmizi - Bersama Sahabat
9. Faren - Sabar
10. Lana Nitibaskara - Bulan Puasa
11. Padi - Sahabat Selamanya




Rumahsakit - 1+2 (2012)

Rumahsakit - 2012 - 1+2
Mendengarkan album ini seperti mengembalikan kita ke atmosfer 1990-an. Musik yang ingin berbeda, menjadi alternatif, namun kini tidak terlalu unik dan masih terdengar sebagai musik yang tertata. Saya mengetahui bahwa Rumahsakit adalah band terkenal tahun 1990-an namun tidak sempat merilis album. Saya tidak memiliki informasi apapun tentang band ini karena memang masanya beredar adalah masa di mana saya belum memperhatikan musik Indonesia secara intens.

Berbekal ketidaktahuan pada produsen teksnya, saya mendengarkan album ini. Lagu-lagunya lumayan enak didengarkan namun tidak terlalu unik. Bila agak lama didengarkan musiknya lumayan unik. Sayangnya, lirik dari semua lagunya kurang menghentak, tidak bermain pada tataran metafor dan kurang mengajak berpikir. Di atas semua itu, kehadiran album baru dari band bagus Indonesia tetaplah layak dirayakan dengan mendengarkannya baik-baik tanpa menghakimi terlalu skeptis, tanpa membajak.

Daftar lagu:
1. Hilang
2. Kuning
3. Bernyanyi Menunggu
4. Pop Kinetik
5. Mati Suri
6. Sirna
7. Dewi Mimpi
8. Anomali
9. Selamanya
10. Sakit Sendiri
11. Nol Derajat
12. Waktu Bersama

Jumat, 08 Februari 2013

Sherina - My 3 Little Albums (2012)

Sherina - My 3 Little Albums (2012)


Jangan pernah menyepelekan konten media untuk anak, sebab melaluinya anak-anak belajar tentang kehidupan, memutuskan mana yang baik dan buruk, dan menilai mana yang indah dan teruk. Dengan begitu, semestinya, kita lebih serius memperhatikan isi media anak. Sayangnya, aparat pemerintah cenderung abai dengan konten media untuk anak. Anak dianggap orang dewasa dalam bentuk "mini" sehingga bila anak mengakses konten bukan untuk anak-anak biasanya dianggap wajar saja.

Kita bisa mengamati tahun lalu ketika kisah "Bang Mamat dari Kalipasir" bisa muncul sebagai bahan bacaan di sekolah, juga yang terakhir, masuknya kisah "Lebih Enak Inem" di sekolah menengah di Bandung. Keduanya mengandung unsur pornografi dan sungguh tidak pantas masuk sebagai bahan bacaan di sekolah. Pun dengan konten iklan produk anak yang disiarkan pada hari Minggu, di mana anak hampir tidak mendapatkan perlindungan dari negara, dalam hal ini regulator publik, KPI, dan pemerintah. Para orang tua mesti berupaya sendiri untuk "melindungi" anak-anak dari konten media buruk. Saya sendiri pernah mengalami lumayan sulitnya memilih dan memilah konten media untuk anak. Misalnya saja saya pernah membeli buku bacaan untuk anak, ternyata isinya sangat sektarian dan mengenalkan poligami. Atau melarang anak untuk mendengarkan dan menyanyikan lagu yang ditujukan untuk remaja walau dinyanyikan dengan gaya anak-anak, tetapi sulit karena televisi seringkali memutarknya pada jam anak-anak menonton.

Untungnya, untuk konten media musik rekaman, belakangan ini kita mendapatkan beberapa album bagus, yaitu OST Upin & Ipin, album kedua Calista Amadea, dan yang terbaik, box set album Sherina. Tiga album masa kanak-kanak Sherina dirilis kembali dalam format box set berjudul My 3 Little Albums. Tiga album yang sangat bagus. Ketiga album tersebut adalah Andai Aku Besar Nanti (1999), Lihatlah Lebih Dekat (2000), dan My Life (2002). Ketiga album ini tidak hanya bagus, album pertama malah masuk dalam 500 album Indonesia terbaik sepanjang masa, tetapi sangat layak didengarkan dan dianalisis. Dari sisi musik, suara penyanyi, dan lirik semua lagu memiliki kualitas sangat bagus.

Ketiga album Sherina pada masa kecil ini adalah album yang sangat bagus dari sisi musik dan lirik. Musiknya di aransemen oleh salah satu maestro Indonesia, Elfa Secioria. Pendengar musik Indonesia, terutama pencinta konten media untuk anak, beruntung Elfa Secioria pernah berkarya di bidang musik untuk anak. Hampir semua lirik lagu berbincang tentang pengalaman otentik anak, tidak hanya pengalaman personal tetapi juga berkaitan dengan relasi sosial.

Album "Andai Aku Besar Nanti" sangat terkenal. Menjadi terobosan album lagu anak pada jaman itu yang didominasi lagu-lagu ciptaan Papa T. Bob yang musiknya biasa dan liriknya seringkali tidak pas dengan dunia anak. Album ini adalah satu dari dua album untuk anak yang dinilai oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai bagian dari 500 album terbaik Indonesia sepanjang masa. Seingat saya album ini masih aktual sampai sekarang dan masih enak untuk didengarkan dan diapresiasi.


Sherina - Andai Aku Besar Nanti (1999)


Andai Aku Besar Nanti
Daftar Lagu:
1. Pelangiku
2. Andai Aku Besar Nanti
3. Dua Balerina
4. Kembali ke Sekolah
5. Putri dalam Cermin
6. Bermain Musik
7. Aku dan Rembulan
8. Balon Udaraku
9. Dua Balerina (duet)


Album kedua ini juga sangat terkenal pada eranya. Album ini terkenal karena, selain meterinya sangat bagus, juga karena menjadi OST dari film "Petualangan Sherina". Film itu juga menjadi terobosan untuk film bagi anak-anak dan keluarga dan menjadi standard bagus bagi film-film untuk anak-anak setelahnya. Sayangnya, era film anak-anak bagus terhenti karena trend film remaja yang dimulai dengan film "Ada Apa dengan Cinta".

Lihatlah Lebih Dekat
Daftar Lagu:
1. Lihatlah Lebih Dekat
2. Jagoan
3. Bintang-bintang
4. Anak Mami
5. Kertarajasa
6. Persahabatan
7. Petualangan Sherina (Theme Song)
8. Menikmati Hari
9. Kertarajasa (oleh Djaduk Ferianto)
10. Lihatlah Lebih Dekat
11. Persahabatan (reprise)


Sherina - Lihatlah Lebih Dekat (2000)
Album terkahir Sherina pada masa kecilnya ini juga sangat bagus, bahkan menurut saya paling bagus dibandingkan dengan dua album sebelumnya. Kualitas vokal dan musik meningkat di album ini. Walau begitu, anak-anak masih bisa mengikuti irama albumnya sekaligus mendapatkan inspirasi hal-hal bajik dari album ini. Lagu semacam "Aku Beranjak Dewasa", "My Life" (versi Bahasa Inggris), dan "Sahabat Sepanjang Jalan" adalah lagu-lagu terbaik sepanjang masa dan mestinya tetap beredar di telinga anak-anak sampai sekarang.

My Life
Daftar Lagu:
1. Aku Beranjak Dewasa
2. Click-clock
3. My Life (English)
4. Curahan Segalanya
5. My Life
6. Sahabat Sepanjang Masa
7. Sebuah Rahasia
8. Kisah sang Lebah
9. Kotak Musikku


Sherina - My Life (2002)

Senin, 04 Februari 2013

Nudia Suipi 3

Jeri juga, padahal bukan perih yang sama kau sesap siang ini
Lari juga, mestinya nikmat yang serasi bekap hidup hampa
Panggilan jua, menugaskan diri tanpa aba-aba sebelum luka yg sama sembuh seperti sediakala
Hidup jua, yang semestinya dijalani dengan setabah-tabahnya..., tanpa pretensi, dengan berani

(1 Februari 2013)

Nudia Suipi 2

Tafsir relasi tak terlacak
Pada apa-apa yang dikenal sebagai mitos
Wacana kuasa tak berpilin
Meniti apa saja kecuali fakta

(31 Januari 2013)

Bermedia Bersama 2

Film dokumenter yg layak ditonton, "Di Balik Frekuensi" karya Ucu Agustin, menyoal bobroknya sistem pertelevisian Indonesia. Semoga membuka mata publik bahwa tv tak sepenuhnya bagus
#31 Januari 2013#

Ayo, lebih cerdaslah sedikit, jangan belum apa2 sudah bilang pengalihan isu atas dasar opini dan tanpa rujukan faktual. Media jg jangan mudah terpengaruh narasumber dan tdk mengumpulkan fakta sebanyak dan sedalam mungkin
#31 Januari 2013#

Mungkin krn tidak paham, mengritik Amerika tp menggunakan Nike sbg metafor kebangkitan. Ketidakpahaman tentu saja krn diri sendiri yg tak mau belajar, tak mau mendalami ragam teks media. Kebodohan bukan krn konspirasi Zionis
#4 Februari 2013#

Menakar Pesan 2

Langsung menyimpulkan bahwa penyebab suatu peristiwa adl konspirasi atau pengalihan isu adl wujud kemalasan berpikir tingkat akut
#31 Januari 2013#

Membacakan cerita detektif utk anak tercinta tiba2 jadi teringat dgn kisah2 detektif masa anak2, terutama karya Dwiyanto Setyawan dan Bung Smas. Di mana ya mendapatkan buku2 itu skrg?
#31 Januari 2013#

Membayangkan ada tafsir baru atas dongeng anak2 Indonesia, misalnya saja Bawah Putih dan Bawang Merah kemudian berbaikan dan berikutnya sama2 menjadi pemburu ganderuwo spt perluasan tafsir Hansel dan Gretel itu :)
#31 Januari 2013#

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...