Selasa, 29 November 2011

We All Go Back to Where We Belong




Bukankah ini lagu perpisahan yang manis? tepat sesuai porsi dan tidak berlebihan. Perpisahan bukanlah akhir segalanya. Itulah kira-kira yang diungkapkan Stipe dan kawan-kawan. Kita bisa mengucapkan selamat tinggal dan mencoba tidak menyesali apa-apa kecuali kenangan, yang mungkin juga tidak semuanya indah. Sebagian kenangan bisa saja indah, bisa saja teruk. Sebagian kenangan bisa saja diingat dan sebagiannya lagi dibuang.
R.E.M. telah bubar dan kita hanya bisa berkata: terima kasih untuk semua lagu hebat dan album-album berkelas. Terima kasih R.E.M. untuk lagu terakhir yang bagus!

We All Go Back to Where We Belong
oleh R.E.M.

I dreamed what what you were offering
Imagine lying next to me
You should, and your reputation talks
I will write our story in my mind
Write about our dreams and triumphs
This might be my "Innocence Lost"
I can taste the ocean on your skin
That is where it all began

I dreamed that we were elephants
Out of sight, clouds of dust
And woke up thinking we were free

Oh oh oh
I can taste the ocean on your skin
That is where it all began
We all go back to where we belong
We all go back to where we belong
This really what you want
This really what you want

I can taste the ocean on your skin
That is where it all began
We all go back to where we belong
We all go back to where we belong
This really what you want
This really what you want

Kamis, 17 November 2011

Musik Rekaman sebagai Media

Sampai sekarang masih terdapat perbedaan dalam memandang musik rekaman atau musik populer apakah termasuk dalam bentuk media atau tidak. Pihak yang berpendapat bahwa musik rekaman bukanlah media, berargumen bahwa musik rekaman "hanyalah pendukung" media. Musik populer menjadi isi pesan media untuk radio siaran dalam bentuk lagu dan televisi dalam bentuk video klip, namun bukan media itu sendiri. Tentu saja pihak yang berpendapat bahwa musik populer sebagai pendukung media ini memiliki pijakan argumen. Biasanya posisi ini diambil oleh para pembelajar ilmu komunikasi dan kajian media yang menggunakan referensi lama. Buku-buku pengantar media yang diterbitkan sampai pada pertengahan 1990-an memang tidak menyebut musik rekaman sebagai media melainkan hanya bagian dari radio siaran.

Pendapat kedua, yang menurut saya lebih sesuai, menempatkan musik populer sebagai salah satu bentuk media. Berdasarkan telaah formula Lasswell, who says what in which channel to whom with what effect, jelas sekali menempatkan musik populer sebagai bagian dari media, terutama media massa, walau ketika berformat digital musik rekaman menjadi isi pesan bagi media baru. Buku-buku referensi tentang pengantar media juga menempatkan musik populer sebagai bagian dari media.

Salah satu pemikir media yang memberikan penjelasan paling baik mengenai musik rekaman sebagai salah satu bentuk media adalah Denis McQuail di dalam buku komprehensifnya, Mass Communication Theory. McQuail melihat dua aspek dari musik populer sebagai media, yaitu aspek medium dan aspek institusional. Aspek medium memiliki karakter sebagai berikut: pertama, musik rekaman terutama memberikan pengalaman pada audio. Walau pada akhirnya musik rekaman berbentuk audio-visual menjadi videoklip yang disiarkan di televisi dan internet, "pengalaman audio" adalah hal yang utama bagi pendengar musik rekaman.

Kedua, musik rekaman memberi kepuasan personal dan emosional kepada audiensnya, bukan pada kepuasan kelompok ataupun intelektual walau sebenarnya bisa saja pengalaman kelompok dalam mendengarkan musik sangat mungkin muncul. Pun pengalaman intelektual bisa muncul terutama dari lagu yang diramu dengan lirik yang mengutamakan pemikiran. Namun pengalaman akses yang bertujuan pada kepuasan personal dan emosional memang yang utama.

Ketika, musik rekaman memiliki daya tarik utama pada kaum muda. Walau pendengar secara umum meliputi seluruh usia, sejatinya audiens musik rekaman adalah kaum muda. Kaum mudalah yang menggerakkan industri musik rekaman. Mereka yang menjadi produsen, konsumen, dan distributor dari pesan media musik rekaman.

Pesan musik rekaman mudah didapat dan fleksibel untuk diakses oleh audiens adalah karakter yang terakhir. Audiens bisa mengakses dari perangkat yang sangat sederhana, misalnya mp3 player, atau yang paling kompleks. Intinya pendengar kini dengan sangat mudah mendapatkan bentuk musik rekaman yang mereka inginkan.

Untuk aspek institusional, musik rekaman sebagai media memiliki karakter sebagai berikut: pertama, musik rekaman berada dalam situasi di mana regulasinya tidak terlalu ketat. Regulasi yang paling berkaitan adalah regulasi atas hak cipta yang juga sulit diterapkan dalam realitas.

Kedua, musik rekaman memiliki keterkaitan yang tinggi dengan internasionalisasi. Trend yang terjadi di Barat atau Korea misalnya, dengan sangat mudah menyebar ke seluruh dunia. Musik barat secara umum memang masih menjadi rujukan namun dalam perjalanannya musik yang berasal dari belakan dunia lain, bahkan dari Timur, juga bisa menjadi trend yang melanda dunia.

Ketiga, musik rekaman terdiri dari beragam teknologi dan platform. Dengan demikian, pesan musik rekaman mudah diproduksi, didistribusikan, dan diakses karena beragamnya perangkat dan platform tadi. Internet misalnya, melalui dua situs terkenal Youtube dan Myspace, dengan cepat menyebarkan karya musik rekaman ke mana pun dan dengan cepat.

Secara organisasi, musik rekaman terfragmentasi dan cenderung tidak tersentralisasi seperti halnya media lain. Produsen musik rekaman misalnya, bisa sangat beragam, bukan hanya label dan penyanyi, namun juga penulis lirik, pencipta lagu dan sutradara video klip, walau penyanyi adalah yang paling utama dalam konteks produsen pesan musik rekaman.

Karakter berikutnya adalah musik rekaman biasanya dikaitkan dengan industri media utama dan juga budaya dominan dari kaum muda yang sedang berkembang. Walau begitu, karakter ini bisa jadi tidak terlalu tepat karena dalam kenyataannya masih ada musik rekaman "alternatif" yang bertujuan tidak menjadi bagian dari industri media dominan atau pun tidak menyasar pada budaya dominan kaum muda.

Bila didiskusikan lebih jauh musik rekaman sungguh menarik dan menggugah. Masih banyak wilayah musik rekaman yang bisa dieksplorasi dan diperbincangkan. Saya mengundang rekan-rekan untuk mendiskusikannya lebih detail dan mendalam.

Selasa, 15 November 2011

Sonic Youth - Hits are for Squares (2008): Lirik Lengkap




Bagi siapa saja yang mendengarkan album "Hits are for Squares" dan ingin mencerna lirik lagu:

(1)
Bull in the Heather


10, 20, 30, 40
Tell me that you wanna hold me
Tell me that you wanna bore me
Tell me that you gotta show me
Tell me that you need to slowly
Tell me that you're burning for me
Tell me that you can't afford me
Time to tell your dirty story
Time turning over and over
Time turning four leaf clover

Betting on the bull in the heather

10, 20, 30, 40
Tell me that you wanna scold me
Tell me that you a-dore me
Tell me that you're famous for me
Tell me that you're gonna score me
Tell me that you gotta show me
Tell me that you need to sorely
Time to tell your love story
Time turning over and over
Time turning four leaf clover
Betting on the bull in the heather


(2)
100%


I can never forget you - the way you rock the girls
They move a world and love you - a blast in the underworld
I stick a knife in my head - thinking 'bout your eyes
But now that you been shot dead - I've got a new surprise

I been waitin' for you just to say
He's off to check his mind
But all I know is you got no money
But that's got nothing to do with a good time

Can you forgive the boy who - shot you in the head
Or should you get a gun and - go and get revenge?
A 100% of my love - up to you true star
It's hard to believe you took off - I always thought you'd go far

But I've been around the world a million times
And all you men are slime
It's the gun to my head, goodbye I am dead
Wastewood rockers is time for cryin', hey!


(3)
Sugar Kane


You're perfect in the way, a perfect end today
You're burning out their lights, and burning in their eyes
I love you Sugar Kane, a-comin' from the rain
Oh kiss me like a frog, and turn me into flame
I love you all the time, I need you 8 to 9
And I can stay all night, yr body shining

And I know
There's something down there sugar soul
Back to the cross a twisted lane
There something down there sugar kane

I'm back again in love, I'm back again a dove
Where'd you get your light, your smilin' sugar life
Another lovers day, another cracked up night
Every night I say, the light is coming

And I know
There's something down there sugar cone
Back to the cross a twisted lane
There's something down there sugar kane

Hey angel come and play, and fly me away
A stroll along the beach, until you're out of time
I love you sugar kane, a crack into the dream
I love you sugar kane, I love you sugar kane
I love you sugar kane, I love you sugar kane
I love you sugar kane, I love you sugar


(4)
Kool Thing


Kool Thing sittin' with a kiddie
Now you know you're sure lookin' pretty
Like a lover not a dancer
Superboy take a little chance here
I don't wanna, I don't think so
I don't wanna, I don't think so

Kool Thing let me play it with your radio
Move me, turn me on, baby-o
I'll be your slave
Give you a shave
I don't wanna, I don't think so
I don't wanna, I don't think so

Yeah, tell'em about it,
Hit'em where it hurts
Hey, Kool Thing, come here, sit down beside me.
There's something I go to ask you.
I just wanna know, what are you gonna do for me?
I mean, are you gonna liberate us girls
From male white corporate oppression?
Tell it like it is!
Huh?
Yeah!
Don't be shy
Word up!
Fear of a female planet?
Fear of a female planet?
Fear, baby!
I just want to know that we can still be friends
Come on, come on, come on, come on let everybody know
Kool thing, kool thing

When you're a star, I know you'll fix everything
Now you know you're sure lookin' pretty
Rock the beat just a little faster
Now I know you are the master
I don't wanna, I don't think so
I don't wanna, I don't think so

Kool thing walkin' like a panther
Come on and give me an answer
Kool thing walkin' like a panther
What'd he say?
I don't wanna, I don't think so
I don't wanna, I don't think so

(5)
Disappearer


Here it comes again - out of the rain
Seems to have a new - kind of same
Been it playing on a - simple rhyme
The site comes alive and - speaks the mind
It turns to me and - it turns to gold
It turns to see a - the fast lane slow

It's been a way too long
It's been the way I gone
It's a-coasting on
To the west star

Looking out I thought I - saw it blink
Coming on to me - like a silver eye
Pick it up and - turn it on and
Head on out to a - western starland

It's been a man and gone (?)
Now it's a singing song
Like a western star
It's going my way

Looking out I'm back in - time to stay
Into the eastern - silent way (?)
Comes alive through - through and clearer (?)
Ghost arise to - dirty mirror (?)

You've been away too long
It's been way too long
An eastern star is on
A disappearer


(6)
Superstar


long ago
and oh so far away
I fell in love with you
before the second show
your guitar
it sounds so sweet and clear
but you're not really there
it's just the radio

don't you remember you told me you love me baby
you said you'd be coming back this way again baby
baby baby baby baby oh baby
I love you, I really do

loneliness, is such a sad affair
and I can hardly wait
to be with you again
what to say
to make you come again
come back to me again
and play your sad guitar

don't you remember you told me you love me baby
you said you'd be coming back this way again baby
baby baby baby baby oh baby
I love you, I really do

don't you remember you told me you love me baby
you said you'd be coming back this way again baby
baby baby baby baby oh baby
I love you, I really do


(7)
Stones


Lights on the stones on backed-up drain
What lovers list on languid stain
We've come together to gather star
Shooting up stones a pallored heart

Dead or alive
There's danger
The dead are alright
With me

We're not gonna run away
We're not gonna leave you stranger
We turn the light on your lonely home

Camera on the haunted stones
Blood-shadow gentle painted scorn
Now it's dancin' ink across your skin
Hieroglyphic-lover nature-friend

The dead are alive
There's danger
The dead are alright
With me

We're not gonna run away
We're not gonna leave you stranger
We turn the light on your lonely home


(8)
Tuff Gnarl


He's running on a tuff gnarl in his head
He's got a fatal erection home in bed
He's really smart and he's really fast
He's got a hard tit killer fuck in his past
Saints preserve us in hot young stuff
The saving grace is a sonic pig pile
Amazing grazing strange and raging
Flies are flaring through your brains
Spastic flailing literally raising my roof
An adrenal mental man-tool box explodes in music creates utopia
You gnarl out on my nerves you weird and crush the cranking raunch
Flesh dirt forcefield lost and found let's burn your broken heart
Set our sight on sights not yet set let's scorch your wavo wig
Let's poke your eyes out


(9)
Teen Age Riot


You're it
No, you're it
Hey, you're really it
You're it
No I mean it, you're it

Say it
Don't spray it
Spirit desire (face me)
Spirit desire (don't displace me)
Spirit desire
We will fall

Miss me
Don't dismiss me

Spirit desire

Spirit desire [x3]
We will fall
Spirit desire
We will fall
Spirit desire [x3]
We will fall
Spirit desire
We will fall

Everybody's talking 'bout the stormy weather
And what's a man do to but work out whether it's true?
Looking for a man with a focus and a temper
Who can open up a map and see between one and two

Time to get it
Before you let it
Get to you

Here he comes now
Stick to your guns
And let him through

Everybody's coming from the winter vacation
Taking in the sun in a exaltation to you
You come running in on platform shoes
With Marshall stacks
To at least just give us a clue
Ah, here it comes
I know it's someone I knew

Teenage riot in a public station
Gonna fight and tear it up in a hypernation for you

Now I see it
I think I'll leave it out of the way
Now I come near you
And it's not clear why you fade away

Looking for a ride to your secret location
Where the kids are setting up a free-speed nation, for you
Got a foghorn and a drum and a hammer that's rockin'
And a cord and a pedal and a lock, that'll do me for now

It better work out
I hope it works out my way
'Cause it's getting kind of quiet in my city's head
Takes a teen age riot to get me out of bed right now

You better look it
We're gonna shake it
Up to him

He acts the hero
We paint a zero
On his hand

We know it's down
We know it's bound too loose
Everybody's sound is round it
Everybody wants to be proud to choose
So who's to take the blame for the stormy weather
You're never gonna stop all the teenage leather and booze

It's time to go round
A one man showdown
Teach us how to fail

We're off the streets now
And back on the road
On the riot trail


(10)
Shadow of a Doubt


Met a stranger on a train
He bumped right into me
I swear I didn't mean it
I swear it wasn't meant to be
Must a been a dream
From a thousand years ago
I swear I didn't mean it
I swear it wasn't meant to be
From the bottom of my heart
He was looking all over me
Together everafter
He said
"You take me & I'll be you"
"You kill him & I'll kill her"
Kiss me
I swear it wasn't meant to be
I swear I didn't mean it
Kiss me
Kiss me in the shadow of
Kiss me in the shadow of a doubt
Kiss me
Kiss me in the shadow
Kiss me in the shadow of a doubt
It's just a dream
It's just a dream i had
Nononoooooh
Swear it's just a dream
Just a dream
Dream i've had
No
No
No
No
Take me to it
Take me to her
Maybe
Maybe it's just a dream
It's a dream
It's just a
Just a
No

Met a stranger on a train
Bumped right into me
Swear i didn't mean it
Swear it wasn't meant to be
Must've been a dream
From a thousand years ago
Kiss me
Kiss me in the shadow of a doubt
Kiss me


(11)
Rain on Tin


We all hope
To signal kin
Rays of gold
Now rain on tin
Gather 'round
Gather friends
Gather fear
Gather again


(12)
Tom Violence


My violence is a dream
A 'real dream'
A skinny arm
A crush on living sin
My violence
Is a sleeping head
Nodding out to rising bliss
I left home for experience
Carved 'suk for honesty' on my chest
My violence is the number
Coming out of prayer
Find it in the father
Find it in a girl

There's a thing in my memory
Hoilding on for dear life
With a feeling of secrets
Beating up under my flesh
My tongue is tied
I'm sleeping nights awake
Tom violence is a dream
Coming out of a girl


(13)
Mary-Christ


Talking to a punker priest
Just dogging the breeze
About beein in a tree / he says it's free now!
Along comes Mary Christ
Skating light on ice
And says, 'let's go on high' / later, priestoid!
You gotta go - God I got a date now
Yeh I know - shall not be late now

Possessed by x-ray eyes
Her spirit spy's
Into my lies / let's burn 'em out now!
Wraps my head in skin
Says now I'm in
Dig the candy skin / yeh spit it out now!
Everytime - she sings that low song
Everytime - I know I'm right, wrong

Angel in a devil skirt
Buys me a shirt
Says I hope you like / uh, like what now!?
Hope I hope you like
Like you like yr hope
With the tightest rope / I see, I know now!
Here we go - I've been waitin so long
Yeh I know - for Mary to come along
Aaaooooiii


(14)
The World Looks Red


Push it away
The world looks red
People with fish eyes
The ground sucks
Walk on my fingertips
Displacing the fog
The weight of my body
Is too mush to bear
The memory drained
The life from the dull
An ocean of insects
Worked like a sheet
The immovable fact
Buried my mind
In a horse-hair coat
In a pile
On the floor

Push it away
The world looks red
People with fish eyes
The ground sucks
Walk on my fingertips
Displacing the fog
The weight of my body
Is too much to bear
The memory drained
The life from the doll
The ocean of insects
Moved like a sheet
The immovable fact
Buried my mind
In a horsehair coat
In a pile
On the floor


(15)
Expressway To Yr Skull


We're gonna kill
the California girls
we're gonna fire the exploding load in the milkmaid maiden head
we're gonna find the meaning
of feeling good
and we're gonna stay there as long as we think we should

mystery train
three way plane
expressway
to your skull

mystery train
three way plane
expressway
to your skull

mystery train
three way plane
expressway

to your skull


(16)
Slow Revolution


(unavailable/lirik tak tersedia)

Sonic Youth - Hits are for Squares (2008)


Teks Media untuk "Menyegarkan" Hidup yang Biasa

Kadangkala hidup yang kita jalani sangat teruk. Hari-hari menjadi membosankan dan mekanistis. Tidak ada sesuatu jua yang membuat antusias. Pagi bangun, siang beraktivitas, waktu seakan berjalan lambat sampai menjelang waktu tidur. Begitu terus selama beberapa hari. Tiap hari dalam beberapa waktu itu seperti berlangsung dengan sama. Tak kurang, tak lebih. Namun hal itu bisa berubah ketika kita bertemu dengan orang lain yang memang memberi inspirasi baru. Manusia lain yang menyenangkan, yang berelasi dengan kita, dapat menghadirkan "teks" baru yang menyegarkan. Seperti saya beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang teman lama. Dengan bersengaja karena saya dan dia hadir di sebuah acara yang sama, saya berelasi kembali dengan dirinya setelah lebih dari sepuluh tahun, padahal kami berada dalam ruang kerja yang sama, hanya fakultasnya saja yang berbeda. Relasi dengan dirinya itu walau sesaat, membuat hari-hari yang agak membosankan dengan rutinitas menjadi menyenangkan.

Cara lain untuk kembali pada situasi yang menyenangkan atau lari dari kejenuhan adalah bertemu dengan teks media yang sebenarnya, bukan segala hal yang kita akses atau temui kemudian kita maknai dengan pikiran, jiwa, dan hati. Teks media yang kita terima dan cerna memang mesti diinterpretasi agar relevan bagi diri personal. Sembarang teks media sebenarnya bisa berpotensi memberikan kesegaran bagi kita. Namun belakangan ini sungguh banyak teks jelek yang datang tanpa permisi meminta dicerna, misalnya lagu-lagu cengeng dan menye-menye, tayangan-tayangan televisi bodoh, dan fiksi yang seragam, berisi motivasi yang jadi banal karena muncul sangat banyak dan bersamaan, juga berita di media internet yang diulang-ulang terus.

Karena itulah, ketika secara tak sengaja saya "menemukan" album "Hits are for Squares" di sebuah toko CD, hati saya senang bukan kepalang. Bukan apa-apa, album ini sudah tiga tahun saya cari. Hari-hari yang agak membosankan kemarin itu tiba-tiba menjadi mengasyikkan lagi dan kembali menantang untuk dijalani dan dieksplorasi. Album ini sebenarnya sudah muncul pada tahun 2008 dan disponsori oleh Departemen Musik di gerai kopi Starbucks, yang kini telah ditutup. Album "the best" Sonic Youth ini kemudian diedarkan secara internasional pada tahun 2010 dan baru sampai di pasaran Indonesia sekira tahun 2011 ini.

Saya sebenarnya sudah mencari album ini sejak tiga tahun lalu. Namun berulang-kali ke toko CD di beberapa kota, album ini tak jua ditemukan. Saya sempat berpikir apa karena album ini bukan album "resmi" Sonic Youth, sehingga tidak didistribusikan secara luas, atau apa karena album ini diprakarsai oleh Starbucks sehingga album ini selamanya akan didistribusikan terbatas dan kemudian dihentikan ketika bagian penjualan CD di gerai kopi itu dilikuidasi.

Mengakses album ini, seperti halnya semua album Sonic Youth, terasa menyenangkan walau pada saat masa awal mengakses atau mendengarkannya perlu upaya lebih keras karena tidak ada lagu Sonic Youth yang mudah dicerna, kecuali "Sugar Kane, lagu dari album "Dirty" yang juga hadir dalam kompilasi ini. Namun di sinilah kelebihan dari Sonic Youth, semua lagu dan semua albumnya tetap menyenangkan untuk didengarkan berulang-kali dan kapan pun. Mungkin ini "bayaran" susahnya mencerna lagu-lagu mereka saat awal didengarkan.

Album Sonic Youth yang saya dengarkan pertama-kali adalah "Murray Street" dan saya ingat sekali, waktu pertama-kali mendengarkan album itu, saya terkejut dan bahagia mendengarkan irama yang unik dan lirik-lirik semi absurd mereka, juga banyaknya sessi "pertempuran" suara ragam instrumen di album itu. Setelah itu semua album mereka saya lahap dari "Murray Street" ke depan, sampai "the Eternal", kemudian "Murray Street" ke belakang. Namun akses album-album sebelum "Murray Street" tetap masih terbatas dan tidak tercerna dengan baik. Karena itulah mengakses album "Hits are for Squares" ini membuat saya lebih mudah mengerti album-album sebelum "Murray Street", terutama album "Goo" yang tiga lagunya muncul di album ini.

Hal lain yang juga memberi inspirasi adalah semua lagu di album ini dipilih oleh penggemar Sonic Youth, entah itu penggemar fanatik atau biasa saja, yang jelas mereka semua adalah pelaku kebudayaan (populer). Beberapa orang atau kelompok yang memilih lagu membuat saya agak terkejut dan senang: mereka semua berkawan. Beberapa yang memilih adalah penyanyi atau band kesukaan saya juga, yaitu Mike D. dari Beastie Boys yang memilih lagu "100%", Beck yang memilih "Sugar Kane", Radiohead yang memilih "Kool Thing", "Teenage Riot" dipilih oleh Eddie Vedder, Flea memilih "Rain on Tin", dan the Flaming Lips memilih "Expressway to Yr Skull". Mereka semua berkawan! dan ini menyenangkan. Para kreator teks media yang brilian biasanya memang saling menghargai walau tidak mesti berkawan erat.

Mendengarkan album ini sama membahagiakannya dengan membaca novel terbaru Haruki Murakami, "1Q84" yang juga hadir belakangan ini, keduanya menyegarkan dan memberi cara pandang baru pada hal-hal rutin yang kita hadapi sehari-hari. Sudah sekitar seminggu album ini saya dengarkan terus sambil membaca "1Q84". Dua teks media yang istimewa. Entah sampai kapan saya mendengarkan album ini, belum ada rasa bosan sampai sekarang. Semua lagu di album ini menjadi pendukung untuk mencari modus-modus tak disadari dalam hidup yang bisa saja teruk, membosankan, namun yang seperti ini memang akan dihadapi sepanjang hidup. Album ini adalah teks yang indah, menarik, dan mengajak kita mengeksplorasi "teks" yang lain. Teks media yang kembali menyegarkan hidup yang mengalir dengan biasa.

Daftar Lagu:
1. Bull in the Heather (Experimental Jet Set, Trash and No Star: 1994)
2. 100% (Dirty, 1992)
3. Sugar Kane (Dirty, 1992)
4. Kool Thing (Goo, 1990)
5. Disappearer (Goo, 1990)
6. Superstar (If I were A Carpenter, 1994)
7. Stones (Sonic Nurse, 2004)
8. Tuff Gnarl (Sister, 1987)
9. Teenage Riot (Daydream Nation, 1988)
10. Shadow of A Doubt (EVOL, 1986)
11. Rain on Tin (Murray Street, 2002)
12. Tom Violence (EVOL, 1986)
13. Mary-Christ (Goo, 1990)
14. World Looks Red (Confusion is Sex, 1983)
15. Expressway to Yr Skull (EVOL, 1986)
16. Slow Revolution (Previously unreleased)

Kamis, 10 November 2011

Padi - The Singles (2011)




Mengamati perjalanan karir Padi berarti kita mengamati pula perjalanan industri musik rekaman di Indonesia selama lima belas tahun terakhir. Mereka pertama-kali terkenal lewat lagu "Sobat" pada tahun 1999, ketika belum terlalu marak mp3 ilegal, pembajakan, album re-package, RBT, dan juga penggunaan lagu sebagai lagu tema sinetron, serta "virus" selebritas yang semakin menggila. Pada waktu itu, band adalah sekumpulan orang yang berpotensi terkenal karena mengeluarkan lagu-lagu bagus, bukan karena tingkah-polah tak jelas atau kedekatan dengan pemain sinetron.

Lima belas tahun bertahan dalam lingkungan eksternal yang tidak kondusif bagi industri musik rekaman adalah prestasi, apalagi Padi terus konsisten menelurkan lagu-lagu bagus, bahkan sampai di album terakhir mereka, "Tak Hanya Diam" (2007), yang tidak menghasilkan banyak hit seperti empat album sebelumnya. Karena itulah ketika mereka merilis album "greatest hits" yang berjudul sederhana "The Singles", kita patut mengapresiasi mereka, walau pun peluncurannya sendiri tanpa gaung yang lumayan.

Apa yang kita harapkan sebagai pendengar dalam mengakses album kompilasi terbaik? jawabannya tergantung pemosisian kita sebagai pendengar jenis apa. Pendengar lama atau penggemar berat biasanya memfungsikan album the best sebagai dokumentasi yang menggabungkan banyak lagu sebagai kenangan, walau saya sendiri percaya bahwa sebuah lagu hanya relevan dalam kesatuan dengan lagu-lagu lainnya dalam satu album. Pendengar baru atau penyuka yang tidak terlalu fanatik biasanya memfungsikan album the best sebagai jalan pintas mengenali karya band secara keseluruhan. Saya yang memposisikan diri sebagai penggemar biasa melihat album ini baik sekali memadukan semua hit pada sejak album pertama, "Lain Dunia" (1999), sampai album kelima, "Tak Hanya Diam" (2007), dalam dua keping CD.

Selain itu, fungsi yang penting dari album the best ini adalah tergabungnya tiga lagu yang tak pernah ada di album-album Padi, yaitu "26 Desember" yang ada dalam album kompilasi untuk membantu korban tsunami di Aceh, "Kita untuk Mereka", lagu "Work of Heaven" dalam album kompilasi untuk Piala Dunia di Asia, "FIFA World Cup", dan "Terbakar Cemburu", yang disebarkan secara gratis di internet dan membuat Padi mendapatkan perhatian kembali dari masyarakat pecinta musik pada tahun 2009.

Singkatnya, album ini menjadi obat rindu yang berpotensi manjur bagi fans Padi dan pintu masuk bagi penggemar baru yang ingin memahami musik Padi secara cepat sebelum memasuki seluruh karyanya. Harga album ini juga termasuk terjangkau untuk dikoleksi sehingga membuat kita mudah mengingat bahwa Padi adalah salah satu band besar Indonesia yang muncul memasuki dekade 2000-an dan terus bertahan sampai sekarang. Semoga Padi masih mengeluarkan album-album baru, album "The Singles" ini adalah pemicu untuk memasuki chapter baru dalam berkarya.

Daftar lagu:

Disc 1:

1. Terbakar Cemburu
2. Tempat Terakhir
3. Sesuatu yang Indah
4. Kasih Tak Sampai
5. Begitu Indah
6. Harmony
7. Semua Tak Sama
8. Mahadewi
9. Ternyata Cinta
10. Belum Terlambat
11. Tak Hanya Diam
12. Patah
13. Sang Penghibur
14. 26 Desember

Disc 2

1. Sobat
2. Seandainya Bisa Memilih
3. Siapa Gerangan Dirinya
4. Hitam
5. Jangan Datang Malam Ini
6. Work of Heaven
7. Bidadari
8. Seperti Kekasihku
9. Bayangkanlah
10. Rencana Besar
11. Sesuatu yang Tertunda
12. Rapuh
13. Menanti Sebuah Jawaban
14. Sudahlah

Selasa, 08 November 2011

Foster the People – Torches



Pada suatu sore di akhir September di sebuah toko CD di Jakarta, saya mendengarkan sebuah lagu yang langsung membetot indera pendengaran. Ketika lagu itu diputar dan membahana di pengeras suara, langsung saja saya suka dengan lagu itu sejak pertama-kali mendengarnya. Bila ada cinta pada pandangan pertama pada seseorang atau sesuatu, saya meyakini ada juga cinta pada “pendengaran” pertama.

Kejadian seperti ini sudah beberapa kali saya alami, namun kejadian terakhir sudah sangat lama: jatuh hati pada pendengaran pertama untuk sebuah lagu yang dinyanyikan band baru. Terakhir kali saya mendengar sebuah lagu dan langsung menyukainya adalah lagu “Closing Time” oleh Semisonic pada tahun 1998. Nama bandnya baru saya dengar pada waktu itu namun lagunya langsung “nampol” dan menempel terus di indera pendengaran. Lagu itu kemudian menjadi semacam lagu favorit kolektif bagi saya dan rekan-rekan menjelang masa akhir kuliah apalagi kemudian lagu ini seringkali muncul di program acara MTV yang pasti disukai kaum muda penikmat musik, “Alternative Nation”.

Sebelumnya lagi, lagu yang langsung menempel dan saya ingat adalah lagu “Unbelieveable” yang dinyanyikan oleh EMF pada tahun 1991. Waktu itu saya mendengar dan melihatnya pertama-kali di sebuah acara TVRI bernama “Music Trax” ketika saya masih duduk di SMA. Dulu itu musik yang disukai pemuda dan pemudi adalah sebangsa slow rock dan lagu “Unbelieveable” terdengar sangat unik di tengah samudera lagu slow rock yang sangat banyak.

Lagu yang saya dengarkan dan langsung membuat saya tertarik tersebut adalah “Pumped Up Kicks” dari band baru bernama “Foster the People”. Tidak perlu telinga terlatih untuk menyukai lagu ini. Telinga pendengar musik biasa seperti saya saja bisa langsung menyukainya. Lagu “Pumped Up Kicks” memang enak didengar dan beat-nya bisa digunakan untuk teman menari pelan. Lagu ini kemudian menjadi semakin akrab ketika tiap setengah jam saya tonton klipnya di kamar hotel tempat saya menginap di Jakarta.

Formula satu lagu bagus dan langsung menarik perhatian memang sudah sering digunakan secara sengaja atau tak sengaja oleh band. Namun, tentu saja, diperlukan konsistensi dalam waktu cukup lama untuk menjadi besar. Dua band yang telah saya sebut sebelumnya adalah contoh yang baik. Kemana EMF dan Semisonic setelah hit pertama mereka itu? EMF masih menghasilkan album-album yang bagus, terutama “Cha Cha Cha” (1995), selain Schubert Dip (1991) yang ada “Unbelieveable”. Semisonic juga masih punya album bagus selain album “Feeling Strangely Fine” (1998) yang memuat “Closing Time”, yaitu “All About Chemistry” (2001), namun keduanya lebih dikenal karena hit pertama mereka.

Semoga hal tersebut tidak terjadi pada “Foster for People”, terkenal sekali setelah itu “mati”. Hal yang menyenangkan adalah indikasi tersebut tidak terpantau di album debut mereka ini. Album “Torches” (2011) ini bagus. Walau tidak sangat bagus, album ini merupakan modal dasar yang bagus sebagai album pertama. Selain “Pumped Up Kicks” yang memang sangat disukai penikmat musik, lagu-lagu lain di album ini enak didengar dan menarik dimaknai teksnya. Semua lagu berkisah tentang kehidupan anak muda usia 20-an dan bukan saja kisah spesial para personelnya, Mark Foster, Cubbie Fink, dan Mark Pontius, narasi yang tertera pada lagu-lagu di album ini adalah pengalaman yang umum bagi kaum muda. Bisa dikatakan topik utama dari album ini adalah menyikapi hidup dengan lebih baik. Pesan itu mudah terlihat di lagu “Helena Beat” dan “Waste”. Bukan pesan motivasi yang eksplisit memang, tetapi tetap memberikan semangat untuk mengarungi hidup yang berat. Tentu saja, seperti halnya konten media untuk anak muda yang lain, ada juga lagu yang berkisah tentang relasi cinta dan kerinduan seperti termaktub di lagu “Miss You”.

Teks media dari album ini memang tidak liat dan relatif mudah ditaklukkan. Inilah lapis aktivitas memaknai yang secara sengaja dibawa oleh produsen kontennya dan sungguh bukan sebuah masalah. Tidak ada pretensi untuk bersulit-sulit dengan musik dan lirik yang ditampilkan di album ini. “Penaklukan” teks yang mudah oleh pendengar mungkin memang merupakan suatu kelebihan, namun di sisi lain merupakan kelemahan jua. Kecuali ada momen berkesan yang diikat oleh album ini, lagu-lagu atau teksnya tidak akan melekat lama di hati dan di pikiran karena tidak ada isu dan “konsep” kuat yang diangkat. Album ini tetap bagus sebagai sebuah kesatuan walau misalnya kita melepaskan single atau hit pertamanya. Nikmati dan dengarkan saja “Torches” dengan utuh penuh untuk menemani hari yang kita jalani.

Daftar lagu:
1. Helena Beat
2. Pumped Up Kicks
3. Call It What You Want
4. Don’t Stop (Color on the Walls)
5. Waste
6. I Would Do Anything for You
7. Houdini
8. Life on the Nickel
9. Miss You
10.Warrant

Senin, 07 November 2011

Umay - Pesta Sekolah (2011)

Teks tentang Relasi Anak




Entah mengapa setiap mendengarkan lagu anak-anak saya selalu teringat dengan lagu "Aku Anak Sehat". Lagu itu mengingatkan bagaimana pesan media apa pun akan selalu rentan terhadap "intervensi" dan kepentingan penguasa, apalagi pesan media musik rekaman. Coba simak petikan lirik ini..."aku anak sehat, tubuhku kuat, karena ibuku rajin dan cermat...semasa aku bayi selalu diberi ASI, makanan bergizi, dan imunisasi. Posyandu menungguku setiap waktu...."

Bagaimana bisa lagu anak-anak berisi "arahan" untuk ibu dan jelas berisi pesan komunikasi pembangunan? namun itulah yang terjadi di era Orde Baru berkuasa di mana media menjadi elemen penting bagi hegemoni penguasa, ideological state aparattus, istilah yang dikenalkan oleh Antonio Gramsci. Tidak hanya kekuasaan pemerintah yanng mungkin hadir dalam pesan media musik populer. Agen yang lain, terutama media dan pasar sangat mungkin hadir di dalamnya.

Hal yang mirip, di mana "arahan" untuk anak hadir, bisa ditangkap di album anak-anak yang bagus ini walau pesannya tidaklah terlalu eksplisit. Arahan tersebut bisa ditemukan di lagu "Menabung". Tidak seeksplisit arahan "Menabung Pangkal Kaya" pada jaman totaliter Orde Baru memang karena unsur negara ataupun penguasa tidak muncul, namun tetaplah modus arahan itu terdengar samar.

Isi pesan lagu yang lain juga menarik. Selain semua lagu di album ini bernuansa ceria dan irama masa kini, pesan di tiap lagu juga unik. Ada kisah superhero lokal di lagu "Gatotkaca". Walau sebenarnya penulis lagu bisa merujuk pada superhero Indonesia yang lebih baru semisal Kapten Indonesia, Darna, Godam, dan Elmaut, daripada Kapten Amerika, Wonder Woman, Superman+Thor, dan Spiderman (walau tidak ada beda superhero Indonesia yang saya sebut dengan superhero Amerika itu :))

Ada juga keceriaan bersekolah di lagu awal "Pesta Sekolah". Hal ini unik karena biasanya bersekolah dikaitkan dengan suasana menjemukan atau kaku semacam piket kelas atau upacara, atau "ketakutan" terhadap otoritas lembaga pendidikan yang berlebihan, semisal ketakutan atas ujian. Namun di lagu ini sekolah adalah pesta. Bersekolah adalah aktivitas yang menyenangkan. Di antara semua lagu, saya paling senang dan agak terkejut dengan lagu "Takkan Nakal Lagi". Lagu ini menunjukkan nuansa baru relasi antara anak dan orang-tua (mama). Lagu ini bercerita tentang kesedihan anak-anak setelah berbuat "kenakalan". Hal yang menarik adalah permintaan si anak agar sang mama juga berhenti marah. Kita sering lupa, relasi orang tua dan anak bukanlah satu arah. Sang anak juga memiliki permintaan dalam relasi tersebut.

Relasi lain sang anak dengan anggota keluarga bisa diamati dalam lagu "Dekat Dekatlah denganku". Lagu yang berkisah kedekatan sang anak dengan adiknya. Sang anak yang menjadi kakak menjadi pelindung bagi sang adik. Relasi yang galib dalam kehidupan namun jarang dimunculkan dalam teks lagu. Biasanya adik di dalam teks media apa pun menjadi obyek kelucuan dan kegemasan orang yang lebih dewasa. Pengaruh media dalam kehidupan anak jelas terlihat dalam lagu "Rocker Kid" dan "Sepakbola". Suasana hidup anak lelaki memang lekat dengan karakter keren dunia dewasa nanti, di mana laki-laki semestinya "nge-rock" dan suka dengan sepakbola.

Album ini secara umum berisi materi yang bagus untuk anak-anak karena mengungkap kehidupan anak-anak terkini. Sayangnya, distribusi tertutup album ini yang hanya melalui satu jaringan makanan cepat saji menjadikan anak-anak sub-urban dan rural memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengaksesnya. Karena lagu anak-anak itu barang langka sebaiknya ada upaya bersama untuk memperluas konten musik populer yang bisa diakses anak-anak seluas mungkin. Hal ini lebih baik daripada anak-anak hanya mengenal lagu-lagu orang dewasa yang tidak sesuai dengan perkembangan psikologis anak-anak.


Daftar Lagu
1. Pesta Sekolah
2. Takkan Nakal Lagi
3. Rocker Kid
4. Umay Datang
5. Tamasya
6. Sepakbola
7. Dekat, Dekatlah denganku
8. Menabung
9. Doa Dulu
10. Gatotkaca

Jumat, 04 November 2011

Tribute to KLa Project

Interpetasi dan Pengemasan Pesan

Beberapa waktu yang lalu saya membaca berita di situs berita musik bila the Upstairs mengintepretasi ulang lagu “Lantai Dansa” milik Kla Project. Selanjutnya, berita itu memberikan informasi akan dirilis album “Tribute to Kla”. Lagu yang dinyanyikan ulang oleh the Upstairs itu adalah salah satu yang akan dikompilasi dalam album tersebut. Namun beberapa hari setelahnya saya lupa dengan informasi tersebut, walau hampir bisa dipastikan saya akan mengakses album tersebut bila dirilis.

Hal yang agak mengejutkan saya adalah saya mendapatkan album “Tribute to Kla” ini di sebuah jaringan minimarket ketika secara tak sengaja mengakses beberapa produk di sana. Distribusi dengan menggunakan jalur di luar jalur konvensional adalah pilihan yang jamak bagi pelaku musik populer Indonesia belakangan ini. Contoh terbaik adalah Agnes Monica yang merilis album the best-nya, “Agnes is My Name” (2011) melalui jaringan makanan cepat saji, juga album Umay, “Pesta Sekolah” (2011), sebuah album untuk anak-anak yang bagus. Album musikal Laskar Pelangi yang didistribusikan melalui jaringan toko buku terbesar di Indonesia adalah contoh lainnya. Jaringan toko buku tersebut juga pernah membuat blunder dengan menyebarkan secara ekslusif album OST “Badai Pasti Berlalu” yang ternyata bermasalah dalam hak cipta. Album OST "Badai Pasti Berlalu" yang sudah terpajang kemudian ditarik kembali. Album "Badai Pasti Berlalu" tersebut memang kurang maksimal kualitasnya. Saya tahu karena saya sempat membelinya.

Semestinya kenyataan bahwa album "Tribute to KLa Project" dijual di jaringan mini market tidak mengejutkan karena saya sudah mengetahui fenomena distribusi album melalui jalur non konvensional. Hal yang mengejutkan saya adalah band legendaris sekaliber KLa Project memilih distribusi “tertutup” semacam ini. Kalau band-band bernama "aneh" semacam "Pemuda Idola", "Kuning Telur", atau "Galau Band", bisa dibilang sah melakukannya, masalahnya ini KLa Project. Mungkin ada pertimbangan lain yang belum diketahui publik pendengar. Hal yang kita tahu, walau kepastian penghasilan didapat melalui distribusi semacam ini, kemungkinan akses untuk pendengar yang lebih luas menjadi terbatas. Saya yakin album ini pasti menarik minat banyak orang bila didistribusikan terbuka.

Seperti saya duga, lagu “Lantai Dansa” oleh the Upstairs adalah lagu paling mengasyikkan di album ini. Interpretasi mereka atas lagu “Lantai Dansa” membuat lagu ini tidak terlalu mirip dengan lagu aslinya namun tetap bagus dan menjadi khas the Upstairs. Lagu-lagu lain yang menarik untuk dicermati adalah “Semoga”, yang dinyanyikan ulang oleh Vidi Aldiano, “Terpurukku Disini” oleh Ahmad Dhani, dan “Meski T’lah Jauh” oleh Pongki Barata. Ahmad Dhani seharusnya me-remake lagu-lagunya sendiri seperti me-remake lagu “Terpurukku Disini”. Ketujuh lagu lain "bermain aman" dengan interpretasi yang biasa. Untungnya ketujuh lagu itu adalah memang lagu-lagu yang bagus sehingga hasil daur-ulangnya pun tetap bagus.

Dalam melihat album “tribute to”, saya akan selalu membandingkan dengan album “If I were A Carpenter” (1994) yang menurut saya jenis album “tribute to” yang paling oke dari banyak sisi, pengemasan, interpretasi lagu, dan komposisi pesan. Bila mengkomparasi kualitas sebaiknya kita bandingkan dengan kualitas kelas satu. Sayangnya, album “Tribute to Kla Project” ini belum memenuhi ketiga kriteria tersebut dengan ciamik. Pengemasan pesan misalnya, judul album tidak ada, hanya ada istilah “tribute to” yang normal sekali.

Mestinya manajemen Kla, yang berinisiatif merilis album ini, bisa menyarankan judul utama, baru kemudian diembel-embeli dengan “tribute to”. Interpretasi lagu juga belum maksimal. Toh banyak judul lagu atau petikan lirik yang puitis dan keren dari KLa Project. Idealnya, para penginterperasi tidak “lebur” oleh teks awal (lagu dan penyanyi awalnya). Bila di album “If I were A Carpenter” para penafsir semuanya menyanyikan lagu-lagu lama Carpenter dengan sangat bagus, terutama Sonic Youth, pada album ini, tidak semua berdualitas dengan lagu dan penyanyi aslinya.

Terakhir, aspek komposisi pesan. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kla dan manajemennya dengan merilis album ini? Apakah ingin menunjukkan pada masyarakat pecinta musik bahwa mereka adalah band legendaris, yang memberi kontribusi lumayan besar pada musik populer Indonesia kontemporer? Atau agar masyarakat pecinta musik ingat dengan eksistensi mereka? Entahlah, tidak ada catatan yang memadai di album ini.

Mestinya memang ada catatan yang bisa disampaikan dari pihak Kla sendiri atau pun dari pakar musik Indonesia agar akses pesan yang didapat audiens bisa maksimal. Tradisi hadirnya catatan bersama album yang dirilis memang belum mentradisi di sini walau sudah seringkali digunakan oleh para penyanyi independen. Walau begitu, secara umum album tribute yang “hanya” berisi sepuluh lagu ini adalah album yang bagus. Mestinya, dengan menghitung banyaknya hits yang ditelurkan oleh Kla, jumlah lagu bisa lebih banyak. Di luar itu semua, tanpa harus menyampaikan pesannya dengan eksplisit, Kla sudah menunjukkan lewat karya bahwa mereka telah menjadi band legendaris dan berkontribusi untuk musik Indonesia.




Daftar Lagu:
1. RAN – Tentang Kita
2. The Upstairs – Lantai Dansa
3. Ungu – Yogyakarta
4. Vidi Aldiano – Semoga
5. Ahmad Dhani – Terpurukku Disini
6. Violet – Bahagia Tanpamu
7. Pongki Barata – Meski T’lah Jauh
8. Babas – Sudi Turun ke Bumi
9. Maliq & D'Essentials – Prasangka
10.Kerispatih – Menjemput Impian

Rabu, 02 November 2011

There is A Light That Never Goes Out

oleh the Smiths

Take me out tonight
Where there's music and there's people
And they're young and alive
Driving in your car
I never never want to go home
Because I haven't got one
Anymore

Take me out tonight
Because I want to see people and I
Want to see life
Driving in your car
Oh, please don't drop me home
Because it's not my home, it's their
Home, and I'm welcome no more
And if a double-decker bus
Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die
And if a ten-ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well, the pleasure - the privilege is mine
Take me out tonight
Take me anywhere, I don't care
I don't care, I don't care
And in the darkened underpass
I thought Oh God, my chance has come at last
(But then a strange fear gripped me and I Just couldn't ask)

Take me out tonight
Oh, take me anywhere, I don't care
I don't care, I don't care
Driving in your car
I never never want to go home
Because I haven't got one, da ... Oh,
I haven't got one
And if a double-decker bus

Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die
And if a ten-ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well, the pleasure - the privilege is mine
Oh, There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out
There Is A Light And It Never Goes Out

Blog dan Aktivitas Menulis

Saya merasa agak bersalah karena cukup lama tidak menulis di blog. Bukan apa-apa, rasanya memang ada yang hilang belakangan ini. Walau ternyata menulis bagi saya bukan lagi sekadar menuangkan pengalaman, pengetahuan, dan harapan, melainkan sudah seperti "ritual" yang menyucikan hati yang mungkin berdebu dalam menjalani hidup, aktivitas menulis memerlukan “upaya” lain untuk diselesaikan. Saya sendiri tidak tahu apa penyebab sebenarnya saya jadi jarang menulis di blog belakangan ini. Seringkali aktivitas menulis sudah saya lakukan tetapi tidak ada hasilnya. Tulisan tersebut tidak selesai dan tidak jadi dipublikasi. Tulisan yang “nyaris” selesai sekalipun belum tetaplah belum selesai dan tak bisa di-share di blog. Seringkali keinginan menulis itu sangat besar, isi sudah terpikirkan namun tidak ada waktu dan kesempatan untuk menuangkannya. Menulis tetap “meminta” waktu utuh penuh yang bisa relatif pada tiap orang. Saya sendiri memerlukan waktu sekitar tiga puluh menit untuk menghasilkan tulisan selesai sekitar 700 kata. Bila tidak ada waktu utuh penuh, yang tak terjeda oleh perhatian lain, sebanyak itu saya tidak menyelesaikan tulisan.

Kejadian pertama yang membuat saya antusias lagi menulis adalah beberapa hari yang lalu kebetulan teman saya menunjukkan blog-nya pada saya. Blog yang bagus dan semarak. Dia juga menunjukkan situs alexa yang bisa "menilai" blog. Blog miliknya menempati peringkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan blog saya. Kami kemudian berbincang tentang kemungkinan memperluas daya jangkau blog. Saya mendapatkan banyak masukan dari dia dan pada akhirnya hasrat menulis saya muncul lagi. Mendapatkan perhatian yang luas tentu saja dikarenakan seberapa menariknya tulisan kita sebelum kita membenahi blog agar lebih mudah diakses.

Kejadian lain adalah pada hari berikutnya secara tak sengaja saya mengakses blog salah seorang akademisi ilmu komunikasi yang terkemuka. Beliau secara formal sudah pensiun dari dosen UGM, namun tidak ada kata pensiun untuk pemikiran. Melihat-lihat dan mengamati blog-nya saya semakin melihat kualitas pemikiran dan pengetahuan yang dituangkannya di dalam tulisan. Pemikiran yang bernas, tulisan yang bagus, dan hasrat yang kuat untuk berbagi. Kekaguman saya pada dirinya bertambah dan membuat saya semakin ingin menulis. Kali ini bila diberi kesempatan menulis, saya akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghasilkan tulisan dengan sebaik-baiknya.

Blog, seperti telah kita pahami, sangat membantu dalam aktivitas menulis. Simpulan ini berasal dari pengalaman personal saya. Melalui blog hasrat dan kesempatan kita menulis bakal lebih besar lagi. Berikut ini fungsi blog bagi aktivitas menulis:

Pertama, blog memberi keleluasaan kita menulis kapan pun dan seperti apa pun hasilnya. Di blog personal, kita bisa menyimpan terlebih dahulu tulisan yang akan dipublikasi sebagai draft dan kita bisa melanjutkannya lagi lain waktu, seluangnya waktu dan kesempatan yang kita miliki. Atau bila kita ingin mempublikasikan tulisan yang belum selesai itu, kita bisa "mempublikasikannya" untuk diri sendiri terlebih dulu dan kemudian memperbaikinya pelan-pelan. Bila sudah selesai, tulisan tadi baru kita publikasi secara terbuka di blog kita.

Kedua, blog menjadi sarana pencatat apa pun yang kita baca, tonton, dengar, dan pikirkan secara cepat. Seringkali semua itu menghilang dengan cepat bila tak dicatat. Misalnya seperti yang saya alami, banyak informasi yang saya baca dan sesuai dengan bidang ilmu yang saya geluti, namun ketika mengakses informasi tadi saya tidak sempat mencatat sedikit jua. Akibatnya informasi tersebut hilang entah kenapa. Mungkin saya bisa mengingat informasi tersebut lamat-lamat namun akurasi dan rujukan sumbernya tidak tepat. Blog bisa mengatasi itu semua. Saya bisa mencatatnya dengan cepat di blog dan mudah mengaksesnya kembali kapan pun bila dibutuhkan.

Ketiga atau yang terakhir, blog dapat membantu kita berelasi dan berinteraksi dengan pihak lain. Melalui blog, kita bisa mengamati tulisan-tulisan kita yang seperti apa yang dibaca oleh pihak lain. Kita bisa menulis apa pun di blog kita, tetapi kita tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa kita memiliki tulisan yang diminati dan tidak diminati orang lain. Melalui blog pula kita bisa mengetahui dan membaca blog-blog orang lain yang memiliki ketertarikan dan minat yang sama dengan diri kita.

Kita bisa menggali informasi dan pengetahuan dari blog-blog tersebut. Aktivitas menulis dan membaca sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Dengan menjadi pembaca blog-blog yang bagus kita lebih mungkin dapat menulis dengan baik di blog kita sendiri.

Pada sisi yang lain, disinilah arti paling penting dari blog. Blog tidak hanya menjadi pendukung dari aktivitas menulis, lebih luas lagi, blog memperkuat literasi, literasi media, dan literasi digital sekaligus. Blog semakin meningkatkan kemampuan membaca dan menulis personal. Blog semakin menyadarkan kita akan cara memahami sekaligus memproduksi pesan dengan baik. Pada akhirnya, melalui menulis di blog kita semakin menyadari kesaling-keterkaitan kita dengan pihak lain secara langsung, juga dengan budaya partisipatif dan kolaboratif bahwa kita membentuk "semesta" pengetahuan dengan manusia-manusia lain di kehidupan fana ini.

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...