Selasa, 08 September 2015

OST - Beautiful Girls (1996)

OST - Beautiful Girls (1996)

Dekade 1990-an sekali lagi adalah dekade penuh dengan film dan album OST bagus. Sepertinya film-film pada era tersebut juga berlomba untuk menghasilkan OST yang bagus, bahkan film-film remaja juga memiliki album OST yang bagus, seperti Angus, She's All That, dan Varsity Blues. Hal yang mirip terjadi dengan film-film drama komedi romantis. Salah satunya adalah film Beautiful Girls. Pada era itu media yang paling umum adalah kaset karena compac disc masih terhitung mahal. Walau kualitasnya kurang bagus, produksi kaset pada era tersebut sangat beragam. Dengan mudah kita mendapatkan kaset dari film-film yang bahkan tidak diputar di Indonesia walau kemudian VCD murah juga cukup banyak beredar.

Selain merepresentasikan adegan pada film, fungsi lain dari album OST dari sisi pendengar adalah mengenalkan karya dari penyanyi yang tidak akrab bagi telinga pendengar di Indonesia. Siapa yang mengenal Afghan Whigs, Chris Isaak, dan Ween? okelah, karena lagunya sangat ikonik di era 1990-an, Chris Isaak lumayan dikenal, namun tidak dengan beberapa penyanyi lain di album ini.

Menurut saya, film dan OST Beautiful Girls saling memperkaya teks. Memang mengasyikkan mengakses multi teks yang saling berelasi seperti film dan musik rekaman semacam ini, apalagi kini lumrah film berasal dari adaptasi novel. Awalnya teks tunggal yang kemudian menjadi "divergen" adalah kenikmatan tersendiri bagi pengakses teks sehingga pemaknaan yang dilakukannya menjadi lebih mendalam dan mengasyikkan.

Filmnya sendiri bercerita tentang sekumpulan orang yang coba memaknai kembali relasi mereka di masa lalu, masa SMA. Sedikit yang bisa melepaskan relasi masa sekarang dengan masa lampau, bahkan seorang karakternya masih merasa sebagai bintang ketika SMA dan mencari relasi yang sama dengan masa lampau. Sebagian besar karakter di film ini merefleksi ulang kehidupan mereka di masa SMA dan mencoba yang terbaik untuk kehidupan masa kini. Masa lampau yang dianggap indah sekalipun tak lebih penting dari masa kini yang penuh problem relasional. Begitulah kira-kira yang ingin disampaikan film ini.

Semua track di dalam album ini enak untuk didengarkan berulang-ulang, namun yang menonjol adalah Me and Mrs Jones, Beautiful Girls, dan I'll Miss You.

Daftar lagu:
1. Roland Gift - That's How Strong My Love is
2. Afghan Whigs - Be for Real
3. Howlin' Maggie - Easy to be Stupid 
4. Billy Paul - Me and Mrs. Jones 
5. Satchel - Suffering
6. Chris Isaak - Graduation Day 
7. Pete Droge & the Sinners - Beautiful Girl 
8. Ween - I'll Miss You 
9. Afghan Whigs - Can't Get Enough of Your Love, Babe 
10. The Spinners - Could It be I'm Falling in Love 
11. Kiss - Beth
12. King Floyd - Groove Me 
13. The Diamonds - The Stroll 
14. Neil Diamond - Sweet Caroline

Senin, 07 September 2015

OST - Pulp Fiction (1994)

Pulp Fiction (1994)
 
Dekade 1990-an adalah gudangnya film dan OST bagus. Pernyataan ini punya dua penyebab, kemungkinan memang dekade tersebut menghasilkan banyak album OST bagus atau saya sendiri, sebagai pengakses, penikmat, pendengar, dan penyaksi, sedang dalam fase pencarian diri yang memerlukan konten-konten media bagus, berguna mengisi karakter dan informasi bagi identitas diri.

Album ini jelas merupakan album kumpulan yang sangat bagus dari film sangat oke. Menonton filmnya sekaligus memaknai-maknai OST-nya memberikan kenikmatan yang luar biasa. Konten media bagus melahirkan perasaan tercerahkan dan baik bagi penambahan "fiksi" identitas diri.

Enam belas track di album ini tidak hanya berisi lagu namun juga petikan dialog dari film yang cergas dan memunculkan pertanyaan lanjutan. Lagu-lagu semacam "Girl, You will be Woman soon", "Lonesome Town", dan "Let's Stay Together" adalah lagu-lagu kelas satu yang menguatkan imaji kita atas film yang ditonton sekaligus memunculkan antusiasme pada produksi teks lain dan mengulik semesta karya Quentin Tarantino.

Daftar lagu:
1. Tim Roth - Pumpkin and Honey Bunny (Dialogue) - Misirlou
2. Samuel L. Jackson - Royale with Cheese
3. Kool & the Gang - Jungle Boogie
4. Al Green - Let's Stay Together
5. The Tornadoes - Bustin' Surfboards
6. Ricky Nelson - Lonesome Town
7. Dusty Springfield - Son of A Preacher Man
8. Maria De Medeiros - Zed's Dead, Baby
9. Jerome Patrick Hoban - Jack Rabbit Slims Twist Contest (Dialogue) - You Never Can Tell
10. Urge Overkill - Girl, You'll Be a Woman Soon
11. Maria McKee - If Love is A Red Dress (Hang Me in Rags)
12. Duane Whitaker - Bring Out The Gimp - Comanche
13. The Statler Brothers - Flowers on the Wall
14. Samuel L. Jackson - Personality Goes a Long Way
15. The Lively Ones - Surf Rider
16. Samuel L. Jackson - Ezekiel 25;17

Pearl Jam - Rearviewmirror (Greatest Hits 1991 - 2003) (2004)

Pearl Jam - Rearviewmirror (2004)

Menonton film-film lama adalah hal yang mengasyikkan, apalagi bila kebetulan filmnya bagus dan memiliki album Original Soundtrack yang asyik pula. Salah satu film lama yang saya tonton kembali adalah Big Fish (2003). Film besutan Tim Burton dan menurut saya, merupakan film terbaik karyanya. Sewaktu pertamakali menonton film ini hal yang paling saya ingat adalah sebuah lagu bagus yang menjadi latar belakang dari credit title ketika film berakhir. Seingat saya, saya langsung termangu mendengarkan lagu indah tersebut. Saya tahu yang menyanyikannya adalah Pearl Jam tapi ada di album yang mana? sementara untuk mencari album OST pada jaman itu tidaklah terlalu mudah. Lagu tersebut adalah "Man of the Hour". Lagu yang tepat sekali dengan deskripsi pada filmnya. Hal yang diakui oleh para personel Pearl Jam sebagai film yang mencerahkan mereka.

Big Fish (2004)

Lagu tersebut berkisah tentang relasi ayah dan anaknya, relasi sayang benci dan rindu. Sejalan dengan dalam teks filmya. Seorang anak yang merasa relasinya dengan sang ayah tidak terlalu dekat. Ayahnya selalu berhasil menarik banyak orang melalui kisah hidup "fiksi"-nya, yang antara lain ditautkan oleh seekor ikan besar. Pada bagian akhir teks si anak menyadari bahwa fakta dan fiksi untuk menceritakan masa lalu adalah sah saja, seringkali fiksi lebih berguna karena fiksi lebih menyenangkan.

Album berisi kumpulan lagu terbaik ini juga termasuk album "the best of" yang menarik, ternyata hit Pearl Jam sejalan dengan lagu-lagu yang mereka anggap terbaik. Kita mesti mengingat bahwa album "greatest hits" dan "the best of" tidaklah sama persis maknanya. Album ini adalah album kumpulan yang bagus karena memaktub semua lagu terbaik dari album-album Pearl Jam sebelum tahun 2004. Memang album ini tidak memasukkan beberapa lagu yang juga dikenal sebagai hit dan merupakan lagu-lagu bagus, yaitu "Alone", "Whale Song", dan "Footsteps", namun ketiga lagu tersebut sudah masuk ke dalam album kumpulan yang lain setahun sebelumnya, Lost Dogs (2003).

Album ini terdiri dari tiga puluh tiga lagu yang dipecah dalam dua keping CD. Daftar lagunya adalah sebagai berikut:

CD 01
1. Once
2. Alive
3. Even Flow
4. Jeremy
5. State of Love and Trust
6. Animal
7. Go
8. Dissident
9. Rearviewmirror
10. Spin the Black Circle
11. Corduroy
12. Not for You
13. I Got Shit
14. Hail, Hail
15. Do the Evolution
16. Save You
 
CD 02
1. Breath
2. Black
3. Daughter
4. Elderly Woman behind the Counter in A Small Town
5. Immortality
6. Better Man
7. Nothingman
8. Who are You
9. Off He Goes
10. Given to Fly
11. Whishlist
12. Last Kiss
13. Nothing as It Seems
14. Light Years
15. I am Mine
16. Man of the Hour
17. Yellow Ledbetter
 

Rabu, 02 September 2015

Bryan Adams - 18 til I Die (1996)

Bryan Adams - 18 til I Die (1996)


Album-album dari dekade 1990-an selalu menarik karena pada dekade itulah ragam kenangan mengumpul dan bisa menjadi penanda bila saya mendengarkannya lagi. Album ini dibeli oleh adik saya dan tak sengaja terdengar karena kamar kami yang bersebelahan. Entah mengapa kemudian semua lagu di album ini melekat di pikiran dan tak mau lepas. Tentu saja dua lagu balada, "I'll always be Right There" dan "I Think about You", adalah yang paling mudah diingat. Namun tak mudah melupakan "(I wanna be) Your Underwear", karena judulnya yang unik sekaligus "ngaco", namun butuh keberanian besar bagi penulisnya menjadikan pakaian dalam sebagai judul lagu.

Album ini jadi teringat kembali gegara penulis kesayangan saya, Haruki Murakami, mengutip judul album dan lagu "18 Till I Die", dengan pemaknaan yang segar khas dirinya di buku yang sudah belasan kali saya baca. Ada dua lagu lain yang juga sering menghiasi udara pada era 1990-an, yaitu "Have You ever Really Loved a Woman?" dan "Star", yang menjadi bagian dalam OST film Don Juan DeMarco dan Jack.

Daftar lagu:
1. The only Thing that Looks Good on Me is You
2. Do to You
3. Let's Make a Night to Remember
4. 18 til I Die
5. Star
6. (I wanna be) Your Underwear
7. I Think about You
8. I'll be always be Right There
9. It ain't a Party if You can't Come Around
10. Black Pearl
11. Have You ever Loved a Woman?
12. I've Finally Found Someone (with Barbra Streisand)
13. We're gonna Win

The Cranberries - No Need to Argue (1994)

The Cranberries - No Need to Argue (1994)


Seseorang menyanyikan lagu "Zombie" dengan sangat bagus beberapa hari yang lalu. Mendengarkan lagi lagu tersebut membuat saya ingin mendengarkan keseluruhan album di mana lagu "Zombie" ada, album terlaris dan dianggap paling bagus dari salah satu ikon 1990-an, the Cranberries. Mendengarkan kembali album ini setelah dalam waktu lama sekali tidak mendengarkannya serasa membalikkan lagi masa lalu di mana konten masih dimediasi oleh kaset. Kaset yang diputar berulang-kali, suara unik milik Dolores O'Riordan, dan racikan gitar maut dari Noel Hogan, menjadi atmosfer yang sempurna mengingat-ingat masa lalu yang tak mungkin kembali.

Dari sudut pandang tema yang disampaikan, album ini lumayan "gelap", berbicara tentang kematian, perang, dan keluarga yang terkoyak karena konflik. Keadaan dan sisi Historis Irlandia yang penuh konflik menjadi sumber yang tak habis untuk dituangkan dalam lirik. The Cranberries termasuk yang mengangkatnya dengan baik ke dalam musik rekaman. Sambil mengenang masa lalu mari kita dengarkan salah satu album yang dianggap menentukan wajah musik pada tahun 1994 ini.

Daftar lagu:
1. Ode to My Family
2. I can't be with You
3. Twenty One
4. Zombie
5. Empty
6. Everything I Said
7. The Icicle Melts
8. Disappointment
9. Ridiculous Thoughts
10. Dreaming My Dreams
11. Yeat's Grave
12. Daffodil Lament
13. No Need to Argue

Kamis, 09 April 2015

R. E. M. - Monster (1994)

R. E. M. - Monster (1994)
Memilih dan memilah kenangan, akhirnya sampai juga pada album karya R. E. M. ini. Album yang "bising" bila dibandingkan dengan album-album mereka yang lain. Album ini mengingatkan bahwa kenangan tak bisa benar-benar dihapus. Bila kenangan telah tercetak dalam ingatan dan hati, dia akan terus terekam selamanya. Kita bisa berpura-pura lupa namun kenangan, entah bagaimana caranya, datang dan datang lagi. Kita tak bisa menghapus kenangan. Kita hanya bisa meletakkannya di belakang kenangan lain. Pada satu waktu, ada kenangan yang diletakkan di depan, ada yang diletakkan sebagai latar belakang, ada juga yang diletakkan tersembunyi dalam sudut dan lorong ingatan, serta dalam relung hati.

Album ini, diputuskan oleh para personel R. E. M., sebagai album yang benar-benar berbeda bila dibandingkan dengan dua album sebelumnya yang menempatkan mereka sebagai superstar, Out of Time (1991) dan Automatic for the People (1992), dan juga dengan album sebelum dan sesudahnya. Album ini adalah album yang benar-benar unik. R. E. M. sebenarnya ingin menjadikan album ini seperti Achtung Baby-nya U2 (1991). Sayangnya, bila U2 mendapatkan pujian luar biasa karena album Achtung Baby tersebut dan menjadikannya sebagai tonggak kekaryaan di album-album U2 setelahnya, album Monster tidak mendapatkannya. Album ini tidak diapresiasi dengan semestinya oleh para pecinta musik. Walau begitu, dalam perjalanan waktu, album ini mulai dianggap sebagai salah satu album terciamik R. E. M., seperti saya menganggapnya sejak pertama-kali mendengarkan album ini. Lagu-lagu terbaik justu bukan "What's the Frequency, Kenneth" yang masuk di dalam dua album the best mereka, namun kesebelas lagu yang lain. Musiknya lumayan bising, lirik-liriknya penuh metafor keren, dan rasanya tak pernah bosan mendengarkan album ini. 


Daftar lagu:
1. What's the Frequency, Kenneth?
2. Crush with Eyeliner
3. King of Comedy
4. I don't Sleep, I Dream
5. Star 69
6. Strange Currencies
7. Tongue
8. Bang and Blame
9. I Took Your Name
10. Let Me In
11. Circus Envy
12. You

Selasa, 31 Maret 2015

Passengers - Original Soundtracks 1 (1995)

Ada kalanya kita ingin merengkuh masa lalu walau hanya itu yang bisa kita lakukan. Kita tak akan pernah benar-benar ada di masa lalu kecuali hanya mengenangnya. Album musik adalah konten media terbaik mengingat kenangan tanpa menghampai waktu. Tak sengaja juga mengakses, memaknai, dan mengenang-ngenang melalui album ini ketika mencoba mendengarkan semesta teks U2, semua albumnya.

Album ini adalah proyek eksperimental U2 yang menamai dirinya "penumpang", ya kita adalah penumpang waktu. Bayangan kita linear walau sebenarnya tidak. Kita berusaha mengarungi sungai waktu dan mencoba sebaik mungkin tampil tetapi waktu memiliki banyak cabang di mana pilihan-pilihan kita mempengaruhi arah alirannya. Album ini juga album kejutan dan menjadi soundtrack film-film imajiner dalam benak kepala-kepala produsen teksnya. Sampai dua puluh tahun kemudian juga tidak ada soundtrack kedua. Kemungkinan U2 lupa, kemungkinan dalam pelayaran waktu mereka merasa tak harus bereksperimen lagi dengan musik dan lirik yang dihasilkan. Simak "Your Blue Room", yang juga masuk dalam beberapa album B-side U2, berkisah tentang ruang kesedihan imajiner, "Miss Sarajevo" tentang perang Bosnia memaksa tubuh-tubuh tak lengkap hadir dalam konteks kecantikan, lagu ini juga menghadirkan suara emas Pavarotti, serta "Elvis Ate America before America Ate Him", metafor yang ciamik untuk menjelaskan kekaryaan.


Passengers (U2) - Original Soundtracks 1 (1995)


Daftar lagu:
1. United Colours
2. Slug
3. Your Blue Room
4. Always Forever Now
5. A Different Kind of Blue
6. Beach Sequence
7. Miss Sarajevo
8. Ito Okashi - Passengers, Holi
9. One Minute Warning
10. Corpse
11. Elvis Ate America before America Ate Him
12. Plot 180
13. Theme from the Swan
14. Theme from Let's Go Native

Senin, 05 Januari 2015

Live - Throwing Copper (1994)

Live - Throwing Copper (1994)

Album ini satu dari sekian album era 1990-an yang selalu saya dengarkan ketika bosan dengan musik yang beredar di indera pendengaran saat ini. Bagi saya era 1980-an dan 1990-an adalah era musik paling oke, mungkin karena selera saya atas musik terbentuk di dua era tersebut. Album ini memecahkan rekor pribadi karena saya memiliki empat kaset untuk album yang sama karena dua kaset sebelumnya hilang. Sangat difasilitasi pada era MTV dan siaran radio yang masih diakses, album ini sukses besar pada saat itu. Paling tidak lima lagu dari album ini wara-wiri di MTV dan semua acara request di radio, dan juga dinyanyikan di pentas-pentas musik kampus.

Sayang sekali, setelah album ini Live mengalami penurunan, baik dari kualitas album-album yang kemudian dirilis maupun popularitas yang tak sejalan di liputan media. Walau begitu, hal yang tak dapat disangkal adalah album ini sudah melekat di benak dan hati anak-anak muda 1990-an. Kombinasi musik keras dan lirik yang mengundang perenungan bagi yang menyimaknya.

Daftar lagu:
1. The Dam at Otter Creek
2. Selling the Drama
3. I Alone
4. Iris
5. Lightning Crashes
6. Top
7. I Over You
8. Shit Towne
9. T. B. D.
10. Stage
11. Waitress
12. Pillar of Davidson
13. White, Discussion
14. Horse

VA - BBC Radio 2 Sounds of the 80s (2014)

VA - BBC Radio 2 Sounds of the 80s (2014)
Frekuensi mengunjungi toko CD sangat sering membuat saya juga sering menemukan album-album unik walau tidak sesering dua atau tiga tahun yang lalu. Minggu lalu secara tak sengaja saya mendapatkan album kompilasi ini. Album kompilasi unik yang lama tidak saya temui setelah album Re-Discovery beberapa tahun yang lalu. Album-album yang dijual secara fisikal biasanya tersedia dalam jumlah terbatas di toko CD, dan memang waktu itu album ini hanya ada dua di toko tersebut.

Secara umum album kompilasi ini adalah album yang bagus, terutama ketika mendengarkan Level 42 menyanyikan lagu INXS dan Manic Street Preachers hadir juga di album ini. Dua band kesukaan saya itu jadi harta karun di tengah-tengah para penyanyi relatif baru yang menyanyikan lagi hit di dekade 1980-an yang terkenal dengan pakaian warna-warni, potongan rambut yang "gak banget" dan musik yang bagus.

Hal lain yang juga penting untuk disimak adalah album ini lahir dari sebuah program televisi bernama sama di BBC, yang merupakan lembaga penyiaran publik. Pertanyaannya adalah kapan televisi Indonesia, terutama TVRI sebagai televisi publik, melahirkan program acara musik yang inspiratif semacam ini? tidak hanya memproduksi program acara musik yang rendah kualitasnya dan "merekayasa" konten dengan pura-pura bernyanyi (baca: lipsync).


Daftar lagu:

CD 1
1. Sam Smith - How Will I Know (Whitney Houston)
2. Ed Sheeran - Atlantic City (Bruce Springsteen)
3. The Script - Drive (The Cars)
4. Christina Perri - If I Could Turn Back Time (Cher)
5. Passenger - Romeo & Juliet (Dire Straits)
6. Birdy - Lucky Star (Madonna)
7. Rumer - Arthur's Theme (The Best That You Can Do) (Christopher Cross)
8. Chrissie Hynde - Every Day Is Like Sunday (Morrissey)
9. Dido - Smalltown Boy (Bronski Beat)
10. Katie Melua - Wonderful Life (Black)
11. Amy MacDonald - Waiting For A Star To Fall (Boy Meets Girl)
12. Caro Emerald - Walk Like An Egyptian (The Bangles)
13. Paul Heaton and Jacqui Abbott - Caravan of Love (Isley Jasper Isley/ The Housemartins)
14. The Shires - Islands In the Stream (Kenny Rogers & Dolly Parton)
15. Train - Holding Back the Years (Simply Red)
16. Level 42 - Need You Tonight (INXS)
17. Kaiser Chiefs - Should I Stay Or Should I Go (The Clash)
18. Manic Street Preachers - Start Me Up (The Rolling Stones)

CD 2
1. Olly Murs - Let's Groove (Earth Wind & Fire)
2. Kylie Minogue - Bette Davis Eyes (Kim Carnes)
3. Dolly Parton Feat Richie Sambora - Lay Your Hands On Me (Bon Jovi)
4. James Blunt - I Guess That's Why they Call It the Blues (Elton John)
5. London Grammar - Wicked Game (Chris Isaak)
6. Will Young - Teardrops (Womack & Womack)
7. Shane Filan - True Colours (Cyndi Lauper)
8. Texas - Don't Talk To Me About Love (Altered Images)
9. Millers Daughter - Head Over Heels (Tears For Fears)
10. The Pierces - Don't Give Up (Peter Gabriel & Kate Bush)
11. Ward Thomas - Man In The Mirror (Michael Jackson)
12. Boyzone - The Whole of the Moon (The Waterboys)
13. Kian Egan - Run To You (Bryan Adams)
14. Jermain Jackman - I Want To Know What Love Is (Foreigner)
15. Si Cranstoun - Tell Her About It (Billy Joel)
16. The Overtones - Wake Me Up Before You Go
17. Lisa Stansfield - You're the Best Thing (The Style Council)
18. Gabrielle Aplin - That's All (Genesis)
19. Sophie Ellis-Bextor - True Faith (New Order)

U2 - Songs of Innocence + (2014)

U2 - Songs of Innocence + (2014)
Seringkali kita tak adil dalam memperlakukan suatu karya dari band atau produsen konten yang di masa lalu pernah menghasilkan album adikarya. Itulah yang terjadi sewaktu saya mendengarkan album ketigabelas U2 ini. Saya membayangkan mereka akan menghasillkan The Joshua Tree atau Achtung Baby "baru". Dua karya adikarya U2. Namun saya salah, album Song of Innocence tentu sjaa berbeda dari kedua album masterpiece itu, tidak ada lagi The Joshua Tree atau Achtung Baby lain. Setiap karya atau konten adalah berbeda. Walau tidak menyamai kualitas kedua album masterpiece tersebut, album ini juga termasuk album yang sangat bagus. Kombinasi masa lalu yang ditafsir dalam kekinian.

Di dalam album ini U2 mencari akar mereka dan alasan utama mereka bermusik puluhan tahun."Introspeksi" tersebut sangat berhasil. Lagu-lagu di album ini berkisah personal namun tetap segar dalam konteks sekarang ini. Bagi saya ini yang terpenting, cara kita berinteraksi dengan masa lalu secara positif adalah penting. Walau begitu, perdebatan pertama dan utama dari album ini bukanlah isinya namun lebih pada cara manajemen U2 menjangkau pendengar yang lebih luas melalui iTunes. Album ini versi awalnya diberikan secara gratis, sementara versi selanjutnya, dengan tambahan dua lagu baru dan lagu-lagu di album versi pertama yang dimainkan secara akustik, dijual dengan murah. Orang-orang yang bukan pendengar U2 merasa terganggu dengan "paksaan" untuk mendengarkan album terakhir ini. Sementara pendengar U2 pastinya bahagia mendapatkannya secara gratis. Perdebatan cara distribusi tersebut menunjukkan sekali lagi bahwa U2 adalah band besar walau besar bukan berarti bisa seenaknya memaksakan karya kita pada orang lain.


Daftar lagu:

CD 1
1. The Miracle (of Joey Ramone)
2. Every Breaking Wave
3. California (There is No End to Love)
4. Song for Someone
5. Iris (Hold Me Close)
6. Volcano
7. Raised by Wolves
8. Cedarwood Road
9. Sleep Like A Baby Tonight
10. This is Where You Can Reach Me Now
11. The Troubles

CD 2
1. Lucifer's Hands
2. The Crystal Ballroom
3. Every Breaking Wave (From Acoustic Sessions)
4. California (There Is No End To Love) (From Acoustic Sessions)
5. Cedarwood Road (From Acoustic Sessions)
6. Raised By Wolves (From Acoustic Sessions)
7. Sleep Like A Baby Tonight (Alternative Perspective Mix By Tchad Blake)
8. Song For Someone (From Acoustic Sessions)
9. The Miracle (Of Joey Ramone) (Busker Version)
10. The Troubles (Alternative Version)

Simple Minds - Celebrate: The Greatest Hits (2013)

Simple Minds - Celebrate (2013)

Mendengarkan suatu album lama kemungkinan besar kita akan teringat kejadian dan aktivitas mengaksesnya. Itulah yang saya ingat ketika pertama-kali mendengarkan lagu-lagu Simple Minds. Awalnya saya mendengarkan Simple Minds karena ada kemiripan dengan band yang saya kenal sebelumnya, Simple Red. Namun ternyata musiknya berbeda. Simple Minds lebih bernuansa rock dan menjadi salah satu band Britania yang unik dibandingkan dengan band-band serupa di era 1980-an dan juga 1990-an.

Saya membeli kaset the best Simple Minds saat toko yang menjualnya hampir tutup malam itu dan hanya tersisa satu kaset. Dengan merogoh kantong karena kocek yang terbatas dan sedikit memaksa teman yang punya motor untuk mengantarkan saya, kaset Simple Minds akhirnya bisa saya dapatkan. Saya agak lupa tahun persisnya, namun sekitar tahun 1994, ketika harga kaset masih dua belas ribu rupiah dan seporsi makan masih bisa didapatkan dengan harga dua ribu lima ratus rupiah.

Upaya yang agak kuat tersebut ternyata sesuai dengan musik yang didengarkan, terutama karena dua lagu sangat bagus, Don't You Forget about Me dan Alive and Kicking. Era 1985-1991 di album kumpulan ini memang era paling bernas dari Simple Minds. Setelah itu mereka mulai menurun, apalagi kemudian di era 2000-an mereka mulai menyanyikan lagu-lagu lama yang kurang berhasil. Lagu terakhir dari Simple Minds yang saya sukai adalah She's A River. Apalagi karena lagu ini sering muncul di MTV pada era 1990-an di program acara seperti Alternative Nation.

Daftar lagu:
CD 1 (1979-1984)
1. Life in a Day
2. Chelsea Girl
3. Changeling
4. I Travel
5. Celebrate
6. The American
7. Love Song
8. Sweat in Bullet
9. Theme for Great Cities
10. Promised You a Miracle
11. Glittering Prize
12. Someone Somewhere in Summertime
13. New Gold Dream (81, 82, 83, 84)
14. Waterfront
15. Speed Your Love to Me
16. Up On the Catwalk

CD 2 (1985-1991)
1. Don't You (Forget About Me)
2. Alive and Kicking
3. Sanctify Yourself
4. All the Things She Said
5. Ghost Dancing
6. Promised You a Miracle (Live)
7. Belfast Child
8. Mandela Day
9. Biko
10. This is Your Land
11. Kick It in
12. Let It All Come Down
13. Let There be Love
14. See the Lights
15. Stand by Love
16. Real Life

CD 3 (1992-2013)
1. She's A River
2. Hypnotised
3. Glitterball
4. War Babies
5. Space
6. Jeweller to the Stars
7. Dancing Barefoot
8. Cry
9. Spaceface
10. One Step Closer
11. Home
12. Stranger
13. Stay Visible
14. Rockets
15. Stars Will Lead the Way
16. Stagefright
17. Blood Diamonds
18. Broken Glass Park

Interpol - El Pintor (2014)

Interpol - El Pintor (2014)
Beberapa waktu yang lalu secara tak sengaja saya mendengarkan album ini. Nama Interpol sebenarnya sudah saya dengar sejak lama dan mungkin album-album lamanya pun sudah saya dengarkan namun sudah lama seperti apa nuansa musiknya. Hal yang unik dari album ini adalah judulnya yang merupakan anagram dari Interpol, el pintor, yang berarti pelukis. Album ini, setelah didengarkan dengan intens, memberikan efek atmosfir 1990-an di mana nama alternatif baru dikenal. Alunan gitar meraung-raung dan nuansa sedih begitu terasa. Dari sisi musik, sudah agak lama tidak mendengarkan genre semacam ini. Memberikan kesegaran dan kebaruan di indera pendengaran.

Daftar lagu:
1. All the Rage Back Home
2. My Desire
3. Anywhere
4. Same Town, New Story
5. My Blue Supreme
6. Everything is Wrong
7. Breaker 1
8. Ancient Ways
9. Tidal Wave
10. Twice as Hard

OST Pitch Perfect (2012)

Film dan OST Pitch Perfect ini agak telat saya akses. Film yang sangat menghibur di tengah banyak jenis film musik. OST film ini linear dengan isi filmnya di mana OST memuat lagu-lagu yang dinyanyikan di filmnya. Hal lain yang menarik adalah lagu-lagu yang dinyanyikan menunjukkan kuantitas musik rekaman yang kontennya luar biasa banyak di Amerika Serikat sana. Dengan banyaknya konten, upaya untuk reinterpretasi dan reproduksi menjadi semakin mudah dan sering dilakukan.

Tentu saja lagu yang paling menarik perhatian di OST, dan juga filmnya, adalah lagu lama milik Simple Minds, Don't You Forget about Me, yang menjadi lagu puncak dan perangkai dua topik utama di film, relasi antar karakter dan lagu yang dinyanyikan. Album yang enak untuk didengarkan sekaligus menjadi pengingat masa lalu. 

Daftar lagu:
1. Don't Stop the Music
2. Let It Whip
3. Since U Been Gone
4. Cups
5. Riff Off: Mickey/Like A Virgin/Hit Me with Your Best Shot, etc
6. Bellas Regionals: The Sign/Eternal Flame, etc
7. Right Round (feat. My Name is Kay)
8. Pool Mashup: Just the Way You are
9. Party in the USA
10. Trebles Finals
11. Bellas Finals
12. Toner (Instrumental Suite)

OST Pitch Perfect (2012)

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...