Senin, 31 Desember 2012

Sajak Akhir Tahun 3

Menyumbui waktu
Duri-duri membisu

Mengayau ketidakpastian
Esok bukan sekadar penanda

Menyengkramai duka
Siapa yang takut menghadapi pagi?

Harapan telah cukup untuk dirinya sendiri
Kita tetap di sini tanpa pilihan

: menyusuri sungai waktu

Sajak Akhir Tahun 2

Tindakan dan pemaknaan kemarin tak hanya menjadi sejarah tetapi juga bersenyawa dengan filsafat, kopi, album bagus, bau tanah kala hujan, dan mimpi tak selesai
Noktah yang terhubung dari hari ke-1 sampai hari ke-365 hampir terlalui
Kini yang ada tinggal deru waktu tak henti dan janji setahun yang tak ingin dimaklumatkan lagi

(29 Desember 2012)

Sajak Akhir Tahun 1

Akhir yang bahagia?
Selebihnya hujan tersenyum dan ketidaksabaran mendera
Akhir yang diinginkan?
Melampaui dingin dan asa yang tak tuntas
Sepenuhnya masih misteri
Detik-detik terus diimpi
Toh kita masih di sini
Jadi penyaksi
Akhir adalah awal yang baru

(28 Desember 2012)

Rabu, 19 Desember 2012

Secangkir Kopi untuk Murakami

Salah satu pengalaman membaca karya Murakami paling berkesan,
di kapal laut dalam perjalanan pulang sambil menyeruput kopi :)


Sudah lama dia tidak menulis apapun di blog ini, sekitar sebulan tulisan tidak muncul dan kegiatan tulis-menulis tidak menghasilkan output. Semua menghablur tak tentu. Entah mengapa siang ini tiba-tiba dia terbersit untuk menulis. Bukan tulisan yang panjang tentu saja, hanya tulisan yang membuatnya bisa "bersentuhan" lagi dengan blog ini.

Bila ada seorang penulis yang ingin diajaknya minum kopi dan mengobrol panjang tentang musik dan kepenulisan, tentu saja penulis itu adalah Haruki Murakami. Dia baru saja selesai membaca karya terakhir Murakami, 1Q84, dan dia merasa karya tersebut luar biasa, seperti karya-karya Murakami yang lain. Murakami selalu memberikan sesuatu yang baru sekaligus memiliki beberapa karaktertistik spesifik yang tidak sama dengan penulis lain.

Karakteristik tulisan Murakami selalu mengombinasikan narasi orang-orang "biasa" dengan alur tak linear, dan selalu ada musik dalam tiap karyanya. Di tiap tulisannya, secara eksplisit maupun implisit, juga selalu ada pembicaraan tentang kepenulisan. Dari situ kita memahami bahwa Murakami bukanlah penulis yang angkuh walaupun dia bisa dikatakan salah satu penulis besar terkini. Murakami selalu melihat bahwa kepenulisan merupakan suatu proses pencarian tanpa henti. Kepenulisan juga bukan sesuatu yang spesial, terutama kepenulisan yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Dia santai saja dengan seluruh pencapaiannya dan merasa tidak ada yang terlalu membanggakan dengan kepenulisannya.

Salah satu visinya tentang kepenulisan bisa diamati dari komentar Komatsu, salah satu karakter di 1Q84, ...writers have to keep on writing if they want to mature, like caterpillars endlessly chewing on leaves. Agar lebih berpengalaman mengolah kata, tentu saja seorang penulis harus selalu menulis tanpa henti. "Mature" di sini un memiliki arti yang lain, yaitu seorang penulis mesti rendah hati dan berusaha sebaik-baiknya, tidak berlebihan merasa bangga atas pencapaiannya, apalagi bila capaian itu masih sedikit.

Dia berjanji untuk lebih terlibat dengan menulis, bergulat dan bergelut dengan kata-kata. Dia ingin menyeduh dua cangkir kopi, satu untuk dirinya sendiri, satu untuk Murakami. Penulis yang memberinya banyak inspirasi. Ayo menenguk kopi, ayo menulis seasyik-asyiknya!

Jumat, 02 November 2012

INXS - Kick (25 Anniversary Deluxe Edition) (2012)

INXS - Kick (25 Anniversary Deluxe Edition) (2012)



Teks media musik rekaman memiliki karakter yang berbeda dengan teks media yang lain. Sejak awal teks musik rekaman tidak harus diakses secara keseluruhan dalam bentuk album, melainkan sangat bisa diakses secara “ketengan”, lagu per lagu. Malah sebenarnya, industri musik rekaman digerakkan oleh satuan teks dalam bentuk lagu. Lagu unggulan dan dua atau tiga lagu tambahan kemudian didistribusikan sebagai single. Satuan teks musik rekaman sebagai single memang tidak umum di Indonesia. Biasanya di Indonesia teks musik rekaman langsung hadir dalam bentuk album yang terdiri dari sekitar 14 lagu. Biasanya di Indonesia pendengar mengakses album dari seorang penyanyi atau band atau mendengarkan album kompilasi berisi kumpulan cukup  banyak lagu hit dari banyak penyanyi.

Satu lagi fenomena yang tidak umum dalam industri musik rekaman Indonesia adalah merayakan pencapaian suatu album yang merupakan karya bagus dan mendapatkan posisi yang baik di hati pendengar. Walau tidak lumrah, belakangan ini ada beberapa album lama yang terhitung legendaris dirilis kembali, misalnya saja album-album Koes Plus dan OST Badai Pasti Berlalu, yang kemudian ditarik kembali dari peredaran karena permasalahan hak cipta. Sebagai pengakses musik Indonesia yang mendengarkan album-album Indonesia sejak dekade 1980-an tentu saja banyak album jaman dulu yang ingin saya dengarkan lagi dengan kualitas yang jauh lebih bagus lagi. Misalnya saja saya sangat ingin mendengarkan album-album Ebiet G. Ade yang awal, terutama album Camelia I sampai dengan Camelia IV. Walaupun beberapa lagu dari album awal tersebut sering muncul dalam album kompilasi Ebiet G. Ade, namun mendengarkan lagu dari albumnya yang asli memang berbeda. Lagu dan urutannya di dalam sebuah teks album itu seperti bab dalam buku atau scene dan sekuens dalam album. Semua satuan teks bermakna. Inilah karakter utama paradigma konstruksionis dalam kajian media bahwa teks utuh dibangun dari satuan-satuannya, dan bahwa posisi satuan teks bermakna pula dalam sebuah teks yang utuh.

Di negara-negara yang industri musik rekamannya telah maju dan hak kekayaan intelektual, termasuk hak cipta, dihargai dengan memadai, fenomena merilis kembali album lama yang berkelas seringkali dilakukan. Tahun lalu album Achtung Baby dari U2 dan Nevermind karya Nirvana dirilis versi ulang tahun keduapuluh. Pada tahun ini juga muncul fenomena serupa, misalnya saja Manic Street Preachers yang merilis kembali debut album mereka, Generation Terorrist versi ulang tahun keduapuluh, dan juga INXS yang merilis edisi ulang tahun ke-25 album fenomenal mereka, Kick. Album terakhir inilah yang saya dengarkan sekarang ini.

Album INXS ini memiliki kesan yang mendalam bagi saya karena musik mereka yang unik, new wave, ska, dan pop. Penarik minat yang lain adalah kombinasi petikan gitar cepat dan saksofone, plus suara bagus milik vokalis yang kemudian bunuh diri, Michael Hutchence. Bisa dikatakan album Kick ini adalah album terbaik INXS. Album ini bukan album INXS pertama yang saya dengarkan. Saya mendengarkan album mereka, X (1990) dan Welcome to Wherever You are (1992) secara relatif bersamaan, baru kemudian mendengarkan Kick. Walau begitu, saya langsung memahami mengapa Kick dianggap sebagai pencapaian terbaik INXS. Ketika Kick dirilis, INXS mendapatkan apresiasi yang bagus dan dianggap sebagai penerus Rolling Stones walau kemudian kita tahu bahwa INXS tidak sebesar Rolling Stones namun band dari Asutralia ini cukup fenomenal terutama bagi penyuka musik 1980-an dan 1990-an. Bagi saya INXS sangat berperan membentuk kesukaan saya terhadap musik populer sampai sekarang.

Perilisan kembali album ini menurut saya sungguh menyenangkan. Selain bisa kembali mendengarkan album berkelas dalam konteks kekinian, tambahan satu cakram padat untuk merayakan ultah album pasti merupakan nilai tambah tersendiri. Siapa penggemar yang bisa melupakan Sweet Sensation, Need You Tonight, dan Never Tear Us Apart, ditambah dengan beberapa lagu baru yang belum dirilis dan versi berbeda dari lagu-lagu terdahulu?

Dirilisnya kembali sebuah album berkelas tentu saja bermotif ekonomi. Penggemar lama hampir pasti mengakses album rilis ulang semacam ini. Namun lebih luas dari pada motif ekonomi langsung, dirilisnya kembali sebuah karya bagus juga merupakan wujud apresiasi industri. Karya yang bagus mesti selalu dirayakan. Tetap saja, industri penghasil teks media sesungguhnya dibangun dari karya yang bagus, kurang bagus, dan tak bagus. Namun sebuah industri teks media bisa berkembang bila semua pihak selalu diingatkan bahwa karya-karya terbaik telah lahir dan dirayakan serta disyukuri secara periodik.

Daftar lagu:
CD 1 – Original Album
1.    Guns in the Sky
2.    New Sensation
3.   Devil Inside
4.    Need You Tonight
5.    Mediate
6.    The Loved One
7.   Wild Life
8.    Never Tear Us Apart
9.    Mystify
10. Kick
11.  Calling All Nations
12. Tiny Daggers

CD 2 – Bonus CD
1.    Never Tear Us Apart (Soul Version)
2.    Move on (Guitar Version)
3.   I’m Coming (Home)
4.    On the Rocks
5.    Mystify (Chicago Demo)
6.    Jesus was A Man (Demo Outtakes)
7.    The Trap (Demo)
8.    Never Tear Us Apart (Live from America)
9.    Do What You Do
10.  Guns in the Sky (Kick Ass Remix)
11.  New Sensation (Nicky 7’)
12.  Different World
13. Calling All Nations (Kids on Bridges Remix)



Rabu, 31 Oktober 2012

Jeda Panjang

,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,
Aku suka caramu memandangku,
seperti aku ini adalah spesies pertama di muka bumi dari jenisku

?????????
?????????
?????????
Kau berkisah bahwa puisi tidak mungkin membawa kegalauan,
puisi selalu menuntun pada yang eksistensial

;;;;;;;;;
;;;;;;;;;
;;;;;;;;;
Ada ruang kosong di antara kedekatan
Ada kemarahan akut dari keheningan

.........
.........
.........
Ada yang mesti selesai,
Kapan kita menuntaskan janji?


Senin, 15 Oktober 2012

Hall & Oates - Change of Season (1990)

Hall & Oates - Change of Season (1990)


Album ini sangat berkesan bagi saya, bukan karena karena materi album yang bagus namun juga karena album ini adalah kaset pertama yang saya beli untuk memenuhi keinginan saya sendiri. Saya lupa alasan lengkapnya membeli album ini di toko kaset yang sudah almarhum di Yogyakarta, Kotamas. Hal yang masih saya ingat lagu So Close muncul sebagai obyek tebakan di acara televisi populer pada waktu itu, Gita Remaja. Setelah mendengarkan cuplikan lagu tersebut saya berjanji dalam hati untuk mengakses lagu itu, bila bisa beserta albumnya. Pada waktu itu, sekitar 1991, seringkali album jarang bisa didapatkan, yang bisa didapatkan dengan mudah adalah album-album kompilasi, terutama album kompilasi cover version.

Selain lagu So Close yang menjadi hit di mana Jon Bon Jovi hadir bermain gitar, sesungguhnya semua lagu di album ini bagus dan sangat pas pada jamannya, rock balada yang dinyanyikan dengan "gentle". Sampai kini album Change of Season ini tidak pernah membuat saya bosan. Coba saja dengar track Change of Season, Everywhere I Look, dan Heavy Rain.

Daftar lagu:
1. So Close
2. Starting All Over Again
3. Sometimes A Mind Changes
4. Change Of Season
5. I Ain't Gonna Take It This Time
6. Everywhere I Look
7. Give It Up (Old Habits)
8. Don't Hold Back Your Love
9. Halfway There
10. Only Love
11. Heavy Rain
12. So Close (unplugged)

No Doubt - Push and Shove (2012)

No Doubt - Push and Shove (2012)

Album yang bisa membuat kita terkenang lagi pada album-album terdahulu, terutama album yang membuat mereka besar pada tahun 1990-an, Tragic Kingdom (1995) dengan hit yang sangat terkenal Don't Speak. Album ini terdengar kaya nuansa seperti sejak awal mereka terkenal, tentu saja dengan sentuhan ska dan alternatif rock yang menjadi ciri mereka sejak awal. Selain single pertama, Settle Down, yang memang rancak dan membuat kita bergoyang, lagu-lagu lain juga enak didengarkan dan disimak, misalnya saja One More Summer dan Undone. 

Daftar lagu:
1. Settle Down
2. Looking Hot
3. One More Summer
4. Push and Shove (featuring Busy Signal and Major Lazer)
5. Easy
6. Gravity
7. Undercover
8. Undone
9. Sparkle
10. Heaven
11. Dreaming the Same Dream

Cracker - Kerosene Hat (1993)

Cracker - Kerosene Hat (1993)
Dekade 1990-an penuh dengan band-band bagus yang menghasilkan satu dua lagu sangat bagus. Lagu "Low" benar-benar menjadikan Cracker terkenal di seluruh dunia. Saya mengenal lagu ini melalui album kompilasi Pop is Dead  yang kasetnya sangat terkenal di tahun 1994 - 1996. Memang lagu Low langsung menarik perhatian, apalagi memang pada jaman itu, apa pun yang bernama alternatif pasti menarik perhatian.

Secara keseluruhan album Kerosene Hat ini tidak begitu bagus, cukupan saja. Namun memang ada beberapa yang menarik untuk didengarkan, misalnya saja I Ride My Bike dan Sweet Potato. Walau begitu, album ini memang menarik untuk didengarkan sembari memutar kembali di benak kita kenangan pada masa lalu, menyenangkan ataupun sedih, tetapi paling tidak kita bisa mengingatnya dengan bahagia.


Daftar lagu:
  1. Low
  2. Movie Star
  3. Get Off This
  4. Kerosene Hat
  5. Take Me Down To The Infirmary
  6. Nostalgia
  7. Sweet Potato
  8. Sick Of Goodbyes
  9. I Want Everything
  10. Lonesome Johnny Blues
  11. Let's Go For A Ride
  12. Loser
  13. I Ride My Bike
  14. Kerosene Hat (Demo)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Let Loose - Let Loose (1994)

Mendengarkan album ini lagi saya bisa mengingat-ingat betapa radio berperan besar dalam populernya sebuah lagu. Dua lagu "gacoan" di album ini tidak hadir di MTV, media referensi musik anak muda pada waktu itu, namun seringkali diputar di berbagai stasiun radio siaran. Dua lagu tersebut adalah Crazy for You dan Seventeen. Dua lagu yang bagus dan memang enak didengarkan pada jamannya. Namun secara keseluruhan, albumnya biasa saja. Lagu-lagu bagus dan album yang menyeluruh yang biasa saja, juga tipikal pada era itu (atau ada di semua era ya?). Sepertinya memang rangkaian konten disusun dengan berpusat pada konten utama dan konten-konten yang lain mendukung konten utama tersebut walau ada juga rangkaian konten lagu hadir namun semua kontennya masterpiece sehingga secara keseluruhan membuat albumnya legendaris.

Di atas semua itu, menyenangkan juga mendengarkan album-album lama, terutama untuk memikirkan perilaku audiens, pendengar, pada masa itu. Masa di mana belum seberagam sekarang namun tersedia banyak pilihan konten lagu yang bagus.

Let Loose - Let Loose (1994)
Daftar lagu:
1. Crazy for You
2. Seventeen
3. One Night Stand
4. The Way I Wanna Be
5. I Love Your Smile
6. Cardboard City
7. Shame
8. Super Sexy Real Thing
9. Best in Me
10. Devotion (I don't Need It)
11. I Believe
12. Love Like There's No Tomorrow

Kamis, 11 Oktober 2012

Derap Jantung dan Percepatan (Takdir)

Sebagai sebuah obyek yang kering dan menjengkelkan
Aku tak ingin bereuni dengan jiwa-jiwa terdahulu
Sebagai manifestasi wajah yang membenci dan menghampakan
Mungkin kita hanya perlu meninggalkan semuanya jauh-jauh

Tanpa duniawi lagi?

Sabtu, 06 Oktober 2012

Noah - Seperti Seharusnya (2012)

Noah - Seperti Seharusnya (2012)
Setelah ikut antri sekitar setengah jam bersama para penyuka Ariel cs, album ini saya dapatkan. Rekan saya malah harus berpindah-pindah ke beberapa gerai KFC untuk mendapatkan album ini beberapa hari kemudian. Saya dan siapa pun yang mengantri album ini, sambil menikmati ayam goreng atau pun tidak, bisa merasa sepadan dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Album ini bukanlah album yang jelek namun tidak sangat bagus, apalagi dengan sampul album yang jauh dari band sebesar mereka. Lagu Separuh Aku yang dipakai sebagai lagu sinetron misalnya, jadi membuat lagu ini kelewat menghegemoni karena jadi sering terdengar. Dan hal ini buruk bagi keseluruhan album. Raja Negeriku sangat terasa seperti With or Without You pada awalnya, yang juga menurunkan penilaian saya atas album ini. Walau begitu, secara keseluruhan album ini album yang bagus, yang layak dinanti oleh para penggemar Peterpan atau pun penggemar baru untuk Noah.

Kita mesti mengakui, band ini dan tim di belakangnya canggih memanfaatkan momen bebasnya Ariel dengan merilis banyak konten, buku dan album. Buku dan album dirilis dan didistribusikan oleh pihak yang berbeda. Strategi yang menarik, mereka tidak menempatkan konten album pada pihak yang sama, bila untung akan untung besar, bila tak laku tak akan rugi terlalu banyak. Namun ternyata, kedua output proses "kemediaan" tersebut laris manis. Buku sangat laris, album juga mencapai penjualan yang sangat tinggi.

Daftar lagu:
1. Raja Negeriku
2. Jika Engkau
3. Separuh Aku
4. Hidup untukmu Mati Tanpamu
5. Ini Cinta
6. Terbangun Sendiri
7. Sendiri Lagi
8. Demi Kita
9. Tak Lagi Sama
10. Puisi Adinda (intro)
11. Puisi Adinda

Alanis Morissette - Havoc and Bright Lights (2012)

Alanis Morissette - Havoc and Bright Lights (2012)
Album ini terasa lebih ringan sekaligus lebih enak didengar dibandingkan album-album sebelumnya. Banyak penyanyi kugiran era 1990-an yang kembali merilis album tahun ini setelah cukup lama berhibernasi. Sayangnya tidak semua merilis album yang berkelas, paling tidak sama dengan album-album yang telah mereka keluarkan. Hal yang berbeda dengan Alanis adalah ia mengeluarkan album yang bagus. Lagu-lagunya terasa lebih "ringan" namun tetap membicarakan hal-hal substantif, khas para produsen teks 1990-an. Guardian, Celebrity, dan Guru adalah tiga lagu yang menarik untuk diakses dan dimaknai.

Daftar lagu:
1. Guardian
2. Woman Down
3. Till You
4. Celebrity
5. Emphaty
6. Lens
7. Spiral
8. Numb
9. Havoc
10. Win and Win
11. Receive
12. Edge of Evolution
13. Big Sur
14. Guru (feat. Soul Eye)
15.Pemission

Detak Jiwa dan Persayangan

Siapa yang menemani ketika hari berganti menuju pagi?
Perlahan atau cepat kita mesti meninggalkan semuanya sendiri
Siapa yang hadir di tiap detik ketika tiap hembusan nafas berbulir?
Bertahap atau bersamaan kita harus menyelesaikan tanpa perlu berdalih lagi

Lalu, mengapa terus menjura bila kita sama-sama memahami semua berjalan apa adanya....

The Smashing Pumpkins - Oceania (2012)

The Smashing Pumpkins - Oceania (2012)
Rasa rindu dan penasaran terhadap Corgan dan kawan-kawan segera terobati. Tidak seperti Zeitgeist pada tahun 2007 yang terlampau "keras", album ini bisa dikatakan langkah awal yang bagus untuk mencoba, setidaknya, kembali seperti masa keemasan Smashing pada era 1990-an. Semua lagu seperti mencoba mengembalikan mereka pada masa lalu walau masih terasa agak kosong ketika formasi emas mereka tidak hadir lagi, terutama Iha dan D'archy. Walau tidak seperti album-album awal mereka, album ini tetap menarik untuk disimak, terutama My Love is Winter dan Pale Horse.

Daftar lagu:
1. Quasar
2. Panopticon
3. The Celestials
4. Violet Rays
5. My Love is Winter
6. One Diamond, One Heart
7. Pinwheels
8. Oceania
9. Pale Horse
10. The Chimera
11. Glissandra
12. Inkless
13. Wildflower


Kamis, 04 Oktober 2012

Jamie Graham - LMNOP (2012)

Jamie Graham - LMNOP (2012)
Bagi penyuka Music Television (MTV) pasti tidak bisa melupakan host yang satu ini. Dalam kerjasamanya dengan salah satu stasiun televisi Indonesia, ANTV, MTV mempunyai programa acara bernama Salam Dangdut. Jamie Aditya Graham inilah yang menjadi host acara tersebut. Acara yang tidak hanya bagus sebagai sebuah konsep tetapi juga coba meredam "imperialisme kultural" dari konten media barat. Padahal seingat saya dahulu itu, stasiun radio untuk anak muda tak ada yang mau memutar lagu dangdut, sementara MTV yang dianggap "antek" barat justru mau memutar dan menghargai dangdut.

Ini adalah album debut namun terasa seperti sang penyanyi sudah berpengalaman. Kemungkinan karena Jamie sangat intens berinteraksi dengan banyak lagu bagus sebelumnya. Album ini bisa dikatakan album yang bagus. Album ini dan album terbaru Oh Nina! adalah dua album karya penyanyi Indonesia yang bagus dan saya akses belakangan ini. Tidak pernah bosan mendengarkan album ini berulang-kali. Konten media yang bagus selalu "mengundang" kita untuk mengaksesnya kembali, terus-menerus.

Daftar lagu:
1. & Now You're Gone
2. Again
3. Never A Thought
4. Alien
5. Ain't the One
6. Shine On (with Me)
7. Comin Our Way
8. Old Enough
9. Questions

Denting Hati dan Pertobatan

Suatu pagi ada nyali untuk dikunyah
Pada malam hadir hasrat untuk dibakar

Bagi siang hari tak ada hal yang mesti disesali
walau pada sore hari mungkin hati tidak berpulang dengan damai

Naluri dieksilkan dan perjalanan jauh dari selesai

---- Purwokerto, 25 - 26 September 2012

The Killers - Battle Born (Deluxe Edition) (2012)

The Killers - Battle Born (Deluxe Edition) (2012)
Album terkini the Killers ini benar-benar "membunuh", hampir seisi album diisi dengan lagu-lagu bagus. Walau semua lagu adalah lagu baru, sepertinya semua lagu terasa akrab di telinga. Kemungkinan karena mereka mengambil banyak unsur 1980-an dan 1990-an. Runaways, single pertama dari album ini bicara tentang hal yang umum kita hadapi: lari dari rutinitas dan macam-macam realitas yang mengganggu. Here with Me adalah lagu favorit saya di album ini dan serasa membawa kembali ke era di mana lagu balada megah meraja sekitar dekade awal 1990-an. Bisa dikatakan pencapaian album ini setara dengan debut album mereka.

Daftar lagu:
1. Flesh and Bone
2. Runaways
3. The Way It Was
4. Here with Me
5. A Matter of Time
6. Deadlines and Commitments
7. Miss Atomic Bomb
8. The Rising Tide
9. Heart of AGirl
10. From Here On Out
11. Be Still
12. Battle Born
13. Carry Me Home (Bonus Track)
14. Flesh and Bone (Jacques Lu Cont Remix) (Bonus Track)
15. Prize Fighter (Bonus Track)


Seringai - Taring (2012)

Seringai - Taring (2012)
Album terkini Seringai ini tetap berkualitas: sangar dan terkontekstualisasi dengan dunia sekitar. Kemarahan yang tak absurd mengalir di beberapa lagu, misalnya pada lagu Dilarang di Bandung dan Tragedi. Tidak membosankan mendengarkan lagu ini, namun bagi yang bernyali biasa dan tidak ingin mendengarkan barang sedikit pun lagu keras sebaiknya tidak mendengarkan album ini.

Daftar lagu:
1. Canis Virus
2. Dilarang di Bandung
3. Taring
4. Fett, Sang Pemburu
5. Tragedi
6. Serenada Membekukan Api
7. Discotheque
8. Program Party Seringai
9. Lagu Lama
10. Lissoi
11. Infiltrasi
12. Gaza



Selasa, 02 Oktober 2012

Oh Nina - God Moods (2012)

Oh Nina - God Moods (2012)


Album ini adalah satu dari sedikit album Indonesia yang bagus, yang saya dengarkan belakangan ini. Silakan lihat pemaknaan saya atas album ini di situs resmi Oh Nina ini: http://www.ohninaband.com/tujuh-hari-dalam-seminggu-kontemplasi-atas-relasi/
Tak lupa saya ucapkan selamat ulang tahun ke-9 dan selamat atas album yang bagus. Semoga terus menghasilkan karya-karya yang bagus.

Daftar lagu:
1. Monday
2. Tuesday
3. Wednesday
4. Thursday
5. Friday
6. Saturday
7. Sunday


Senin, 24 September 2012

Various Artist - Explosive Rock Anthem (2012)

VA - Explosive Rock Anthem (2012)
Biasanya album kompilasi yang beredar di pasaran tidak terlalu mengesankan, antara lain karena album kompilasi biasanya berisi lagu pop dan "cinta melulu". Lagu-lagu yang dikompilasi biasanya lagu yang itu itu saja. Album kompilasi yang kita bicarakan berbeda. Lagu-lagu yang ada di album ini jarang sekali muncul di album kompilasi, apapun judulnya.

Konsepsi "rock" yang menjadi judul album ini juga berada dalam penjelasan yang umum karena tidak semua lagu termaktub dalam satu genre. Rock di album ini berusaha "menyatukan" Pearl Jam dan Sonic Youth yang jelas bergenre berbeda, juga berusaha menyatukan lagu yang berasal dari dekade 1990-an dengan dekade 2000-an. Di album kompilasi mana kita bisa mendengarkan Arcade Fire dan Pulp dalam satu cakram padat?

Daftar lagu:
1. Nine Inch Nails - The Hand that Feeds
2. Pearl Jam - The Fixer
3. Soundgarden - Spoonman
4. Motorhead - Ace of Spades
5. Wolfmother - New Moon Rising
6. The Mars Volta - Wax Simulacra
7. Stereophonics - Dakota
8. Florence + the Machine - Shake It Out
9. Angels and Airwaves - Do It for Me Now
10. Keane - 10 - Perfect Symmetry
11. Arcade Fire - Keep the Car Running
12. Sonic Youth - Incinerate
13. Crystal Castles - Not in Love
14. Blood Red Shoes - It's Getting Boring by the Sea
15. Hole - Skinny Little Bitch
16. Sublime - What I Got
17. Pulp - Disco 2000
18. The Naked and Famous - Punching in A Dream
19. The Airborne Toxic Event - Changing
20. Shuffle - Shuffle

Suri - Mothology (2012)

Suri - Mothology (2012)
Album ini dibuka dengan instrumental yang membius, lagu yang juga menjadi judul album ini: Mothology. Mungkinkah mothology itu tafsir alternatif dari mitologi? saya sudah mencari informasinya namun belum ditemukan jua. Hal yang sudah saya "temukan" dengan jelas dari album ini adalah album ini menjadi alternatif bagi saya yang tak terlalu menyukai metal dan segala variannya. Namun sesekali mendengarkan genre musik yang tak akrab dengan kita sesungguhnya juga salah satu upaya untuk menyegarkan indera pendengaran. Suara yang didengar tidak hanya yang lembut, yang mengalun syahdu. Keberagaman memang suatu hal yang menyenangkan dan menyemarakkan hidup, dimulai dari pengalaman yang empiris: mendengarkan, melihat, merasakan, dan mengecap.

Daftar lagu:
1. Mothology
2. Gestures
3. Gendats Keparats
4. Good Friends
5. Ether 2.0
6. Waterloo
7. 00:30
8. Adagium
9. Larry

Jumat, 21 September 2012

VA - Onrop! Musikal

VA - Onrop! Musikal (2011)

Saya cukup terlambat mengakses atau mendengarkan album ini. Setahun lalu saya nyaris membelinya di Jakarta. Beberapa minggu lalu album ini bisa juga saya akses langsung ke perwakilan labelnya di Yogyakarta. Album ini sebenarnya wujud kegundahan kita semua di negeri yang sebagian orangnya sok moralis dan mengatur-ngatur padahal sebenarnya mereka menerapkan dominasi dan hegemoni yang sejauh ini gagal. Namun kita tetap berhati-hati dan sadar bahwa upaya menjadikan negeri kita tidak multikultur selalu ada dan bahkan seperti mendapat angin belakangan ini. Kita adalah negeri yang beragam sejak berdirinya. Kita adalah masyarakat yang menyadari kebertubuhan adalah anugerah, tubuh itu suci dan merupakan sarana kita beribadah pada-Nya. Tubuh bukan hal yang pasti "onrop" melainkan cara kita memandang dan "mengada".

Album ini enak didengarkan. Kita jadi tahu sebagian besar isi drama musikalnya tanpa harus menontonnnya dan saya berjanji bila hadir di kota saya, akan saya upayakan betul untuk menontonnya. Berikut ini saya tuliskan kembali catatan dari Joko Anwar, sang sutradara, penulis skenario, dan lirik Onrop! Musikal yang benar-benar jadi esensi dari album ini:

"Album ini kami persembahkan untuk Anda agar setiap saat bisa kembali mengunjungi pulau Onrop dan merasakan keberadaan para penghuninya. Dan agar nanti kalau kita benar-benar berjumpa lagi, kita bisa bernyanyi bersama. Ini adalah kontribusi kecil untuk negeri yang katanya punya Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah usaha kami untuk menularkan semangat pluralisme dan toleransi. Mudah-mudahan ada artinya. Kalau tidak, satu tiket sudah ada di tangan Anda untuk berlayar ke pulau Onrop".


Daftar lagu:
1. Sejauh Ini
2. Moral Oh Moral
3. Danger Wanita
4. Bram Baby, One Kiss Please
5. Pulau Onrop
6. Buku Lebih Baik dari Muvi
7. Ultra Nasionalismo
8. Kalau Nggak Ada Kamu, Apa Gunanya
9. Pengadilan Terhormat
10. Terbuang
11. Pulau Cinta
12. Kenapa Harus Drama
13. Malam Tiba, Dunia Milik Kita
14. Incompatible
15. Mayoritas Bersuara
16. Ini Cuma Cinta (Kalian Takut Apa?)


Kamis, 20 September 2012

Pentakziman Hidup

Kasih atau apalah
Sayang apapun bentuknya
Tanpa elektabilitas di pagi hari tak kan berkualitas
Katamu raga tak pernah ada di dunia maya
namun kau berlakukan wacana sama seperti praksis

Tobat atau apalah
Luka apapun narasinya
Tanpa rasa kosong diri tak pernah bermakna
Katamu jiwa tak perlu banyak di dunia nyata
dan mediasi hanya ada di dunia peri

Senin, 17 September 2012

OST - Perahu Kertas (2012)

OST Perahu Kertas (2012)
Bila saat-saat sekarang ini kita mencari album ini di toko buku Gramedia sebagai distributor eksklusif, kemungkinan sudah agak sulit. Sekitar sebulan lalu saya mengakses, album ini masih cukup banyak tersedia, namun seiring berjalannya waktu album ini ternyata laris juga. Kemarin saya melihat album ini sudah tidak lagi dipajang ketika membeli buku di jaringan toko buku terbesar di Indonesia ini.

Lagu-lagu di album OST ini memang enak untuk didengarkan walau hanya ada delapan lagu. Dua lagu tidak dihitung karena merupakan minus one. Minus one adalah strategi agar slot album yang masih kurang bisa terisi.

Ragam pesan media yang bersumber pada satu narasi fiksi memang semakin banyak di Indonesia, termasuk album ini. OST berasal dari novel karya Dewi Lestari yang kemudian difilmkan. Hanung Bramantyo juga kabarnya berpegang penuh pada isi novelnya. Sepintas lagu-lagu di album ini beragam, namun terlihat Dewi Lestari memegang kendali terlalu kuat. Hal ini tidak mengejutkan karena diapun melakukan hal yang sama untuk novel dan albumnya pada tahun 2008, Rectoverso. Di satu sisi hal ini menunjukkan multi bakat pada dirinya, di sisi lain juga menunjukkan hegemoni makna yang jadi lebih terasa. Pengakses pesan sedikit terkurangi keleluasaannya dalam memaknai teks.

Secara umum album ini bermateri bagus, terutama lagu "Perahu Kertas" yang liris sangat dekat pada kisah relasi cinta yang lumayan pelik. Saya pribadi, sebagai pemuda era 1990-an, sangat suka dengan lagu "Langit Amat Indah" oleh Rida Sita Dewi. Bukan hanya mereka sudah lama tak merilis lagu tetapi juga karena harmonisasi vokal perempuan seperti era Wilson Phillips memang indah dan mengingatkan pada masa lalu ketika akses pada musik rekaman masih terbatas dan kualitas bagus masih relatif mudah ditemui.

Daftar lagu:
1. Maudy Ayunda - Perahu Kertas
2. Dendy Mikes - 2 Manusia
3. Maudy Ayunda - Tahu Diri
4. Rida Sita Dewi - Langit Amat Indah
5. Nadya Fatira - A New World
6. Elyzia Mulachela - Cinta yang Tak Mungkin
7. The Triangle - How Could You? (Movie Version)
8. Adrian Martadinata - Behind the Star
9. Maudy Ayunda - Tahu Diri (Minus One)
10. Maudy Ayunda - Perahu Kertas (Minus One)



Kamis, 13 September 2012

Bergola Hidup

Kasih merekah malam buta terbelah
Dirimu masih saja berargumen tentang relasi
Otak sisa hati bekas, katamu meracau
Racun

Kita terus saja coba bertransaksi ide
Kosong
Sesekali saling melukai dengan kejam
Sayang menghampa dalam buliran guilt a

Siapa kini yang tak lagi bersahaja?


Selasa, 11 September 2012

Medali Hidup

Kudengar suara hatimu:
faktual, komprehensif, dan juga merdu
Kupahami pikiranmu:
mengatmosfir tak lekang oleh waktu
Mungkin dirimu bertanya: akukah itu?
Aku dan dirimu berdualitas dalam waktu yang tak lekas
Selamanya dan tak seadanya

Rabu, 15 Agustus 2012

OST - Ambilkan Bulan (2012)

OST - Ambilkan Bulan (2012)
Sudah lama kita tidak mendapatkan ide segar di balik produksi album kompilasi, terutama untuk lagu anak-anak. Album ini adalah manifestasi dari ide lumayan brilian: lagu anak-anak yang dinyanyikan band "dewasa". Album ini segera mengingatkan saya pada album kompilasi pada tahun 1995 yang berjudul "Saturday Morning" yang juga berisi lagu-lagu yang ditujukan untuk anak-anak.

Rasa senang muncul bila kita mendengarkan album ini karena kita mendapatkan nuansa berbeda dari lagu-lagu ciptaan AT Mahmud yang sudah sering kita dengarkan. Sebenarnya tidak seluruh lagu di album ini dinyanyikan bukan oleh anak-anak karena masih ada satu lagu yang dibawakan oleh penyanyi anak-anak, Lana Nitibaskara. Lagu-lagu yang dinyanyikan dengan nuansa "keras" lebih menarik perhatian, yaitu Aku Anak Indonesia, Kereta Apiku, dan Anak Gembala.

Album ini bagus namun lagu-lagu karya AT Mahmud sudah lumayan sering muncul, antara lain dalam album Tasya dan beberapa OST film sebelumnya. Padahal masih ada beberapa pencipta lagu anak yang lagu-lagunya bisa terus dinyanyikan, didokumentasikan, dan didistribusikan, misalnya saja lagu-lagu bu Sud dan bu Kasur.

Daftar lagu:
1. Sheila on 7 - Ambilkan Bulan
2. She - Paman Datang
3. The Changcuters - Libur Tlah Tiba
4. Superman is Dead - Aku Anak Indonesia
5. Cokelat - Mendaki Gunung
6. Astrid - Bintang Kejora
7. Judika - Kereta Apiku
8. Tangga - Pelangi
9. /Rif - Anak Gembala
10. Numata - Amelia
11. Lana Nitibaskara - Ambilkan Bulan

Various Artist - Saturday Morning: Cartoons Greatest Hits (1995)

VA - Saturday Morning:
Cartoons Greatest Hits (1995)
Bagi penikmat musik dekade 1990-an hampir dipastikan tidak melewatkan album kompilasi ini. Album ini adalah salah satu album kompilasi dengan materi yang sangat bagus dan ide yang brilian. Ide lagu-lagu dari film kartun anak-anak yang dinyanyikan bukan oleh anak-anak adalah ide cerdas.

Film kartun yang populer, termasuk di Indonesia, dan dinyanyikan oleh banyak band kugiran pada era 1990-an tentu saja menghasilkan teks media yang oke. Apalagi secara kuantitas lagu yang dimunculkan lumayan banyak, ada 19 lagu.

Mendengarkan album ini membuat saya teringat kembali saat-saat mendengarkannya bersama teman-teman kuliah. Dahulu itu jumlah kaset yang kami miliki tidak banyak sehingga mendengarkan bersama-sama dan saling bertukar pinjama adalah cara yang ditempuh untuk menikmati musik dengan baik dan mendalam.

Daftar lagu:
Side one:
1. Liz Phair with Material Issue - The Tra La La Song (One Banana, Two Banana) (from The Banana Splits Adventure Hour)
2. Sponge - Go Speed Racer Go (from Speed Racer)
3. Mary Lou Lord with Semisonic - Sugar Sugar (from the Archie Show)
4. Matthew Sweet - Scooby-Doo, Where are You?
5. Juliana Hatfield and Tanya Donelly - Josie and the Pussycats
6. Collective Soul - The Bugaloos
7. Butthole Surfers - Underdog
8. Helmet - Gigantor
9. Ramones - Spider-man
10. Reverend Horton Heat - Johny Quest/Stop that Pigeon (from Dastardly and Muttley in Their Flying Machines)

Side two:
1. Frente! - Open Up Your Heart and Let the Sun Shine in (from the Flintstone)
2. Violent Femmes - Eep Opp Ork Ah - Ah (Means I Love You) (from the Jetsons)
3. Dig - Fat Albert Theme (from Fat Albert and the Cosby Kids)
4. Face to Face - I'm Popeye the Sailor Man
5. Tripping Daisy - Friends/Sigmund and the Seamonsters
6. Toadies - Goolie Get-Together (from Groovie Goolies)
7. Sublime - Hong Kong Phooey
8. The Murmurs - H.R. Pufnstuf
9. Wax - Happy, Happy, Joy, Joy

Kasetnya

Various Artist - Into the Eighties (1995)

VA - Into the Eighties (1995)
Bagi saya pribadi ada tiga era dalam mengakses teks media atau mendengarkan musik rekaman, yaitu era 1980-an, 1990-an, dan 2000-an. Setiap era memiliki karakter mengakses yang berbeda. Era 1980-an adalah masa awal saya mendengarkan musik. Musik era-era sebelumnya juga saya dengarkan pada masa tersebut namun musik 1980-an yang didengar di era yang sama lebih memberikan efek pada kenangan di ingatan dan hati.

Pada era 1980-an saya belum memahami kesatuan album sebagai sebuah unit teks atau pesan media. Saya lebih mengenal musik populer per lagu dan tidak mengerti betul makna yang muncul walau pada akhirnya saya mendengarkannya satu album penuh.

Album ini adalah salah satu kompilasi terbanyak dan terlengkap yang mendokumentasikan musik 1980-an dan seingat saya, saya membelinya di toko CD yang kini sudah "almarhum", M Studio, pada saat diskon lumayan besar. Album ini cukup adil pada lagu, ada yang sangat terkenal, ada juga yang kurang terkenal.


Daftar lagu:
CD 1
1. Frankie Goes to Hollywood - Two Tribes
2. The Police - Every Breath You Take
3. Eurythmics - Who's That Girl
4. Erasure - Sometimes
5. Duran Duran - Girls on the Film
6. Tears for Fears - Shout
7. Blondie - Call Me
8. Yazoo - Don't Go
9. The Pretenders - Go to Sleep
10. The Smiths - How Soon is Now
11. Dexy's Midnight Runners - Geno
12. The Specials - Ghost Town
13. Fun Boy Three - Our Lips are Sealed
14. Madness - House of Fun
15. Culture Club - Do You Really Want to Hurt Me
16. The Stranglers - Golden Brown
17. Talk Talk - It's My Life
18. ABC - The Look of Love
19. Spandau Ballet - Gold
20. Haircut 100 - Love Plus One
21. The Lover Speaks - No More I Love You's

CD 2
1. New Order - Blue Monday
2. Kraftwerk - The Model
3. Heaven 17 - Temptation
4. Japan - I Second That Emotion
5. OMD - Enola Gay
6. Martha and the Muffines - Echo Beach
7. The Human League - Sound of the Crowd
8. M - Pop Muzik
9. Aztec Camera - Somewhere in My Heart
10. Everything But the Girl - I don't Want to Talk about It
11. The Style Council - You're the Best Thing
12. Department S - Is Vic There
13. Bow Wow Wow - Go Wild in the Country
14. Primitives - Crash
15. Echo and the Bunnymen - The Killing Moon
16. The Jam - 16 - Down in the Tube Station at Midnight
17. Elvis Costello and the Attractions - I Can't Stand Up
18. Landscape - Einstein A Go-Go
19. Ultravox - Vienna

Third Eye Blind - Self Title (1997)

Third Eye Blind - Third Eye Blind (1997)
Hal yang menyenangkan dari mendengarkan musik, dibandingkan dengan teks media yang lain, adalah situasi ketika mengakses mudah diingat kembali. Mendengarkan album ini selalu mengingatkan saya pada dekade 1990-an, pada pertengahannya tentu saja, ketika status pembelajar sarjana masih melekat.

Album ini menjadi semacam "soundtrack" dalam beraktivitas bersama teman-teman dan berkuliah. Rasanya suasana dinamis, cerah, optimis, tanpa rasa takut, yang sekira muncul pada era tersebut hadir kembali menghiasi hari.

Semua lagu di album ini bagus. Bagi saya album ini adalah album terbaik dari Third Eye Blind karena soliditas materi dan beragamnya topik masa muda yang dimunculkan.
Daftar lagu:
1. Losing a Whole Year
2. Narcolepsy
3. Semi-Charmed Life
4. Jumper
5. Graduate
6. How's It Going to Be
7. Thanks a Lot
8. Burning Man
9. Good for You
10. London
11. I Want You
12. The Background
13. Motorcycle Drive By
14. God of Wine

Kamis, 09 Agustus 2012

......

Sepi pagi mengiris mimpi
Apa-apa yg diharapkan tak semua terwujud
Apa-apa yg ada mungkin tak sesuai harapan
Namun Kau adalah urat nadi
Dekat sekali
Gigil yg mengingatkan hidup ini indah, tiap detiknya tak ada yg sia-sia

(6 Agustus 2012)

Jumat, 03 Agustus 2012

Tristan - Home (2012

Tristan - Home (2012)
Awalnya saya tidak begitu tertarik mendengarkan album ini cepat-cepat karena menurut impresi saya, album dengan musik folk semacam ini bisa didengarkan kapanpun dengan akses yang lambat.

Namun saya keliru, mestinya saya mendengarkan album ini pada kesempatan pertama setelah mendapatkannya, karena album ini indah, dan karena kesebelas lagu yang hadir di album sangat cocok menemani hari-hari saat ini.

Semua lagu enak didengarkan, terutama satu-satunya lagu berbahasa Indonesia, "Jelang Malam". Semua lagu membawa kita pada kesunyian yang kontemplatif. Mungkin inilah yang disebut "rumah", bukan dalam arti fisik, namun dalam makna keadaan yang membuat kita selalu merasa kembali untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik. Musik pelan yang membius dan lirik yang tepat membuat album ini mudah untuk disukai dan didengarkan dengan mendalam.

Daftar lagu:
1. Songbird
2. Jelang Malam
3. Honestly
4. Let You Down
5. Maybe Someday
6. Morning Light
7. Alive
8. Song for Jean
9. Home
10. Hold It Close
11. Fine

OST Soegija (2012)

Djaduk Ferianto, dkk - OST Soegija (2012)
Suatu teks seringkali tidak monolit.  Bukan dari pemaknaannya saja tentu, namun dari kehadiran formatnya seperti teks media yang coba saya takar berikut ini. Teks album OST Soegija ini tentu saja akan lebih maksimal bila dibarengkan dengan memaknai teks filmnya. Namun jujur saja, sewaktu film ini diputar, saya tidak mendapatkan tiketnya, yang kabarnya habis dan hampir semua didistribusikan melalui gereja-gereja.

Pada titik inilah, untuk memaknai teks, konteks menjadi sangat penting. Terlepas dari pro-kontra film ini ramai dibicarakan di dunia maya bahkan sebelum film dirilis. Salah satu aras pendapat menyebutkan bahwa film ini adalah film misionaris. Lalu apa masalahnya? toh, film "Ayat-Ayat Cinta" dan "Sang Pencerah" juga ada dalam fungsi yang sama.

Bagi saya film ini penting bagi kita, bangsa Indonesia, yang multikultur dan pluralis secara de facto, nyatanya kekuatan Indonesia adalah keberagaman yang kita miliki sejak dulu. Saya lebih menyalahkan negara yang seringkali abai dengan kenyataan bahwa kita ini majemuk. Mestinya negara memproduksi film yang mendukung keberagaman, film-film tentang semua tokoh agama dan peran mereka bagi bangsa mestinya diproduksi agar kita semua dan anak cucu nanti tahu bahwa kita bahagia dengan keberagaman.

Kembali pada teks yang ditakar. Secara mengejutkan, album OST ini bagus sekali. Saya tidak jemu mendengarkannya bahkan saya bisa menangkap beberapa adegan film dalam trailer yang saya tonton, juga karena foto-foto film yang sudah saya akses. Djaduk Ferianto dkk memproduksi teks media yang oke, yang membuat saya menikmati musiknya sekaligus membuat saya ingin menonton filmnya dalam kesempatan pertama bila mendapatkan kesempatan.

Daftar lagu:
1. Zandvoort Aan De Zee
2. Langkahku
3. Pengabdian yang Kau Pinta
4. Donga
5. Lentera
6. Theme Soegija
7. Dood (kematian - Belanda)
8. Soedara Tua
9. Koto dan Suling
10. Anak Katulistiwa

Various Artist - Lain Ladang, Lain Jazznya (2011)

Album ini termasuk terlambat saya dengarkan karena ketiadaan akses sebelumnya, namun ketika seorang pembelajar memberikan album ini sebagai tanda terima kasih, album ini kontan saya dengarkan. Mestinya album ini didengarkan berdampingan dengan aktivitas Ngajogjazz manggung di mana kita akan mendapatkan akses maksimal atas teks. Sayangnya, saya tidak sempat menonton Ngajogjazz tahun kemarin karena suatu hal. Walau begitu, tidak mengakses teks utama, menonton Ngajogjazz, teks kedua ini pun tak apa. Teks kedua, album kompilasi "Lain Ladang, Lain Jazznya", ini sudah mewakili visi utama Ngajogjazz.

Mendengarkan album ini, kita akan langsung paham bahwa untuk menyikapi perbedaan kultur bukanlah menolak atau menelannya bulat-bulat namun menghibridanya, menggabungkannya dengan ciamik. Tindakan tersebut terasa di album ini, semua lagu adalah campuran manis antara dua unsur musik atau lebih. Itulah sebabnya mengapa jazz itu asyik, mengapa musik itu indah, digabungkan sana-sini membuat hasilnya lebih indah dan terasa.

Daftar lagu:
1. Blank on 5 - Summertime - Tak Tong-tong
2. daSoul feat. Rapai Project - Caravan - Langgam Musik Tarian Aceh
3. EveryDay - So in Love
4. Chick Yen - Mr. PC
5. Bear Project feat. Bawien & Dendang Banua - Nature Boy
6. Malve Meets the Distortions (MmTD) - It don't Mean A Thing
7. OriSinden - Softly as in A Morning Sunrise
8. MuciChoir dan Bli n Bli Lainnya - A Night in Tunisia - Padang Bulan
Ngayogjazz, Lain Ladang Lain Jazznya (2011)

Dub Youth - Dub Youth (2012)

Dub Youth - Dub Youth (2012)
Sudah lama saya tidak mendapatkan album musisi Indonesia yang bisa mengajak bergoyang seperti album ini. Semua lagu mengasyikkan untuk didengar apalagi menjadi teman berjoget.

Bom kelihatannya menjadi hal penting di dalam album ini. Ada dua lagu yang berkisah tentang bom, baik sebagai metafor atau keadaan sesungguhnya. Terutama lagu "Bombassu" yang menampilkan Jogja Hiphop Foundation. Lagu yang berkisah tentang Yogyakarta yang semestinya menjadi potret bagi Indonesia di mana keberagaman dan kerukunan hidup menjadi rujukan.


Daftar lagu:
1. Heavyweight Champion Sound (Intro)
2. Love 2 C U Dance
3. Whiskey & Wine
4. Dancehall King
5. Bomb Da Town
6. Bombassu (feat. Jogja Hiphop Foundation)
7. Loco
8. Boyz don't Mess (feat.  Yacko & Nova)
9. Millenium Rude Boys

Kamis, 02 Agustus 2012

Genesis - Invisible Touch (1986)

Genesis - Invisible Touch (1986)
Album ini mengingatkansaya pada seorang rekan di masa kecil. Usianya empat tahun lebih tua dari saya namun kami lumayan akrab dan saya terbiasa mendengarkan album-album 1980-an di kamarnya di lantai dua rumahnya yang sempit karena aslinya kamarnya tidak didesain untuk ruangan, hanya langit-langit rumah.

Teman saya itu mengenalkan saya pada penyanyi era 1980-an, baik yang awal seperti Genesis dan YES dan yang tengah, seperti Pet Shop Boys, Duran Duran, dan A-Ha. Nah, album ini termasuk sering saya dengarkan sembari membaca komik silat.

Setelah mulai mengerti musik populer, saya semakin menyadari album ini memang album bagus, salah satu yang terbaik di dekade 1980-an. Semua lagu di album ini bagus, antara lain "Invisible Touch" yang cocok untuk jadi pembuka album, "The Brazilian" yang merupakan lagu instrumental yang menghentak. Lagu ini sempat masuk ke dalam album kompilasi mengenai konservasi lingkungan. Dan tentu saja, lagu "In to Deep". Lagu yang menurut saya menjadi salah satu lagu cinta terbaik sepanjang masa. Lagu ini bicara perpisahan namun tetap dengan penyampaian yang indah dan elegan.

Daftar lagu:
Side one
  1. Invisible Touch
  2. "Tonight, Tonight, Tonight
  3. Land of Confusion
  4. In Too Deep
Side two
  1. Anything She Does
  2. Domino
    1. Part one: In the Glow of the Night
    2. Part two: The Last Domino
  3. Throwing It All Away
  4. The Brazilian

Smashing Pumpkins - Mellon Collie and Infinite Sadness (1995)

Smashing Pumpkins - Mellon Collie and Infinite Sadness (1995)
Salah satu album sangat bagus dari dekade 1990-an ketika Smashing Pumpkins masih bermain secara luar biasa dengan line-up terbaik sepanjang karir. Corgan dkk di album ini membuktikan bahwa kepedihan hati bisa menghasilkan hal lain yang brilian.

Album double ini sangat bagus. Semua lagu bagus, tidak hanya yang dirilis sebagai single, misalnya saja "Muzzle", "In the Arms of Sleep", dan "beautiful". Setelah album ini, Smashing Pumpkins merilis beberapa album yang lumayan bagus namun tidak pernah menyamai album masterpiece ini.
Daftar lagu:

Disc One – Dawn to Dusk
1. Mellon Collie and the Infinite Sadness
2. Tonight, Tonight
3. Jellybelly
4. Zero
5. Here is No Why
6. Bullet with Butterfly Wings
7. To Forgive
8. Fuck You (An Ode to No One)
9. Love
10. Cupid de Locke
11. Galapagos
12. Muzzle
13. Porcelina of the Vast Oceans
14. Take Me Down



Disc Two -- Twilight to Starlight
1. Where Boys Fear to Tread
2. Bodies
3. Thirty Three
4. In the Arms of Sleep
5. 1979
6. Tales of a Scorched Earth
7. Thru the Eyes of Ruby
8. Stumbleine
9. X.Y.U.
10. We Only Come Out at Night
11. Beautiful
12. Lily (My One and Only)
13. By Starlight
14. Farewell and Goodnight























































Pet Shop Boys - Behaviour (1990)

Pet Shop Boys - Behaviour (1990)
Tidak pernah ada kata bosan mendengarkan album ini. Sejak mendengarnya pertama kali sekitar dua puluh tahun lalu mungkin sudah ratusan kali album ini saya dengarkan. Menurut saya album ini adalah karya terbaik dari Pet Shop Boys di mana seluruh lagu di album ini bagus secara merata.

Tidak saja dari aspek musiknya, lirik yang muncul di dalam lagu juga bagus, misalnya saja "Being Boring" yang bicara tentang kelas jetset di Inggris dan beberapa lagu tentang relasi antar manusia dan dinamikanya yang dibidik dengan cara tak biasa. Ada juga kisah unik dari salah satu lagu di album ini, yaitu lagu "This Must Be the Place I Waited Years to Leave" yang nyaris menjadi lagu tema film James Bond. Sayangnya, setelah cukup optimis ternyata lagu mereka tidak terpilih.

Pada tahun 2001 album ini dirilis kembali dalam versi deluxe dengan judul "Behaviour: Further Listening" dengan menambahkan CD bonus yang berisi b-side dari album ini. Bonus CD tersebut memuat daur ulang dari U2, "Where the Streets Have No Name", dengan menggabungkannya dengan lagu "Can't Take My Eyes of You".


Daftar lagu:
1. Being Boring
2. This Must Be the Place I Waited Years to Leave
3. To Face the Truth
4. How Can You Expect to Be Taken Seriously
5. Only the Wind
6. My October Symphony
7. So Hard
8. Nervously
9. The End Of the World
10. Jealousy

CD 2 (Further Listening 1990-1991)
1. It Must Be Obvious
2. So Hard (Extended Dance Mix)
3. Miserabilism
4. Being Boring (Extended Mix)
5. Bet She's Not Your Girlfriend
6. We All Feel Better In The Dark (Extended Mix)
7. Where The Streets Have No Name (I Can't Take My Eyes Off You) (Extended Mix)
8. Jealousy (Extended Version)
9. Generic Jingle
10. DJ Culture (Extended Mix)
11. Was It Worth It (12-Inch Mix)
12. Music For Boys (Ambient Mix)
13. DJ Culture (7-Inch Mix)

Rabu, 01 Agustus 2012

Blur - Parklife (1994)

Blur - Parklife (2012)


Belakangan ini saya tidak memiliki ataupun mengakses album Indonesia yang manarik untuk ditakar, karena itulah saya kembali pada "selera" asal, band-band yang saya sukai pada awal 1990-an. Saya teringat dengan salah satu band yang mendefinsikan Britpop mulai pertengahan dekade 1990-an sampai dengan awal 2000-an, Blur. Ada tiga album Blur yang saya dengarkan dengan intens, yaitu Parklife (1994), the Great Escape (1995), dan Think Tank (2003). Semuanya bagus, namun Parklife-lah yang membuat saya terkesan. Album Blur utuh yang saya dengarkan adalah the Great Escape, namun Parklife yang saya dengarkan kemudian, sungguh membuat saya terhipnotis, apalagi dengan lagu To the End.

To the End pertama-kali saya dengar di album kompilasi Pop is Dead 1, kompilasi "aneh" yang menggabungkan beberapa lagu yang dimasukkan dalam genre alternatif yang memang baru muncul pada saat itu. Pada dekade 1990-an telinga pendengar musik muda memang dibentuk oleh genre ini di mana beragam musik baru muncul walau pada awalnya grunge cukup mendominasi. Aliran alternatif juga merambah band Indonesia sehingga banyak pula band yang terinspirasi olehnya. Uniknya, genre altenatif, karena berada dalam spektrum yang luas, mendorong lahirnya banyak band dengan sound unik, yang pada dekade kedua 2000-an ini terdengar sangat "mewah".

Mendengarkan kembali album ini saya juga teringat dengan polemik persaingan antara Blur dan Oasis yang mengemuka sejak kedua band ini populer. Media seringkali menggambarkan Damon Albarn, pentolan Blur, dengan Gallagher bersaudara, motor Oasis, bertikai bahkan pernah ada dalam situasi konflik terbuka. Namun hal tersebut ternyata hanya dilebih-lebihkan oleh media. Kedua band ini berelasi baik-baik saja. Bila kita lihat dari eksistensi dan karya-karya yang mereka hasilkan, terlihat Blur lebih unggul sekarang. Blur masih eksis dan sedang menyusun album baru, sementara Oasis sudah bubar dan dibarengi permusuhan antara Noel dan Liam Gallagher. Blur juga memproduksi album-album yang secara konsisten bagus sampai pada album terakhir mereka, Think Tank, yang menghasilkan hit Out of Time yang klipnya menimbulkan kontroversi karena bercerita tentang tentara perempuan Amerika di sebuah kapal induk.

Daftar lagu:
  1. Girls & Boys
  2. Tracy Jacks
  3. End of a Century
  4. Parklife
  5. Bank Holiday
  6. Badhead
  7. The Debt Collector
  8. Far Out
  9. To the End
  10. London Loves
  11. Trouble in the Message Centre
  12. Clover Over Dover
  13. Magic America
  14. Jubilee
  15. This Is a Low
  16. Lot 105

Jumat, 27 Juli 2012

Sonic Youth - Murray Street (2002)

Sonic Youth - Murray Street (2002)


Pengalaman pertama mendengarkan atau mengakses teks media dari band yang kita sukai itu seperti first love yang kata orang tak mudah mati. Band sebagai produsen teks memiliki karakter sendiri atas output atau pesan yang dihasilkannya. Seringkali kita tidak mendengar album pertama atas suatu band karena berbagai hal, misalnya saja usia kita dan usia band, problem akses, dan juga ketiadaan informasi. Akses saya atas salah satu band yang paling saya sukai, Sonic Youth, juga tidak langsung pada album pertama karena mereka pertama-kali merilis karya pada tahun 1982. Masa yang jauh dari masa di mana saya mulai menyukai musik populer sebagai sebentuk media. Juga karena disebabkan akses dan informasi yang ada ketika saya mulai menyukai musik rekaman.

Saya mulai menyukai Sonic Youth ketika pertama-kali mendengarkan mereka mengintrepetasi ulang lagu "Superstar" milik the Carpenters. Setelah itu saya mulai mencari kaset band ini namun tak pernah mendapatkannya. Akhirnya pada tahun 2002 saya mendapatkan dan mulai mendengarkan utuh album utuh dari Sonic Youth dan segera takjub dengan musik yang mereka hasilkan. Menurut saya album Murray Street  adalah pintu masuk yang bagus untuk mengenal Sonic Youth secara keseluruhan. Sejak album ini saya terus mendengarkan album-album berikutnya dari Sonic Youth dan juga melacak album-album mereka sebelum album ini.

Mengapa saya menyukai album ini dan juga pada akhirnya menyukai Sonic Youth adalah sesuatu yang jelas namun sulit menjabarkannya. Kita memang bisa menyukai dan mencintai sesuatu atau seseorang tanpa perlu menjelaskannya dengan terlalu panjang. Namun yang saya sukai dari album ini, dan juga album-album Sonic Youth yang lain, adalah musik yang mereka hasilkan kombinasi dari alternatif dan jazz. Mereka mengambil alur narasi musik tak biasa ala alternatif dan improvisasi penuh ala jazz. Ketujuh album ini mengandung sessi-sessi panjang gitar yang menarik dan lirik yang absurd, yang membuat saya tidak pernah mendengarkannya terus menerus.

Daftar lagu:
1. The Empty Page
2. Disconnection Notice
3. Rain on Tin
4. Karen Revisited
5. Radical Adults Lick Godhead Style
6. Plastic Sun
7. Sympathy For The Strawberry

Janji

Semua harapan itu bukannya diumbar kepada siapa saja
melainkan diurai dengan detail bagi diri sendiri
Kita yang tak berkuasa pada apa-apa kecuali tindakan
Itu pun mungkin saja terwujud, mungkin juga tidak
Sejauh aksi-aksi eksistensial yang diwujudkan

Seluruh asa ini tidak akan berguna bila hanya dalam benak dan hati
melainkan meruang dan ada pada teks dan waktu yang bersimbiosis
Kita tak mengerti banyak hal kecuali apa yang dialami dan dipelajari
Itu pun bila cara memahaminya benar dan tepat
Sedalam aksi-aksi spiritual yang dipraksiskan

--- pagi bergundah diri ---

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...