Selasa, 15 November 2011

Sonic Youth - Hits are for Squares (2008)


Teks Media untuk "Menyegarkan" Hidup yang Biasa

Kadangkala hidup yang kita jalani sangat teruk. Hari-hari menjadi membosankan dan mekanistis. Tidak ada sesuatu jua yang membuat antusias. Pagi bangun, siang beraktivitas, waktu seakan berjalan lambat sampai menjelang waktu tidur. Begitu terus selama beberapa hari. Tiap hari dalam beberapa waktu itu seperti berlangsung dengan sama. Tak kurang, tak lebih. Namun hal itu bisa berubah ketika kita bertemu dengan orang lain yang memang memberi inspirasi baru. Manusia lain yang menyenangkan, yang berelasi dengan kita, dapat menghadirkan "teks" baru yang menyegarkan. Seperti saya beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang teman lama. Dengan bersengaja karena saya dan dia hadir di sebuah acara yang sama, saya berelasi kembali dengan dirinya setelah lebih dari sepuluh tahun, padahal kami berada dalam ruang kerja yang sama, hanya fakultasnya saja yang berbeda. Relasi dengan dirinya itu walau sesaat, membuat hari-hari yang agak membosankan dengan rutinitas menjadi menyenangkan.

Cara lain untuk kembali pada situasi yang menyenangkan atau lari dari kejenuhan adalah bertemu dengan teks media yang sebenarnya, bukan segala hal yang kita akses atau temui kemudian kita maknai dengan pikiran, jiwa, dan hati. Teks media yang kita terima dan cerna memang mesti diinterpretasi agar relevan bagi diri personal. Sembarang teks media sebenarnya bisa berpotensi memberikan kesegaran bagi kita. Namun belakangan ini sungguh banyak teks jelek yang datang tanpa permisi meminta dicerna, misalnya lagu-lagu cengeng dan menye-menye, tayangan-tayangan televisi bodoh, dan fiksi yang seragam, berisi motivasi yang jadi banal karena muncul sangat banyak dan bersamaan, juga berita di media internet yang diulang-ulang terus.

Karena itulah, ketika secara tak sengaja saya "menemukan" album "Hits are for Squares" di sebuah toko CD, hati saya senang bukan kepalang. Bukan apa-apa, album ini sudah tiga tahun saya cari. Hari-hari yang agak membosankan kemarin itu tiba-tiba menjadi mengasyikkan lagi dan kembali menantang untuk dijalani dan dieksplorasi. Album ini sebenarnya sudah muncul pada tahun 2008 dan disponsori oleh Departemen Musik di gerai kopi Starbucks, yang kini telah ditutup. Album "the best" Sonic Youth ini kemudian diedarkan secara internasional pada tahun 2010 dan baru sampai di pasaran Indonesia sekira tahun 2011 ini.

Saya sebenarnya sudah mencari album ini sejak tiga tahun lalu. Namun berulang-kali ke toko CD di beberapa kota, album ini tak jua ditemukan. Saya sempat berpikir apa karena album ini bukan album "resmi" Sonic Youth, sehingga tidak didistribusikan secara luas, atau apa karena album ini diprakarsai oleh Starbucks sehingga album ini selamanya akan didistribusikan terbatas dan kemudian dihentikan ketika bagian penjualan CD di gerai kopi itu dilikuidasi.

Mengakses album ini, seperti halnya semua album Sonic Youth, terasa menyenangkan walau pada saat masa awal mengakses atau mendengarkannya perlu upaya lebih keras karena tidak ada lagu Sonic Youth yang mudah dicerna, kecuali "Sugar Kane, lagu dari album "Dirty" yang juga hadir dalam kompilasi ini. Namun di sinilah kelebihan dari Sonic Youth, semua lagu dan semua albumnya tetap menyenangkan untuk didengarkan berulang-kali dan kapan pun. Mungkin ini "bayaran" susahnya mencerna lagu-lagu mereka saat awal didengarkan.

Album Sonic Youth yang saya dengarkan pertama-kali adalah "Murray Street" dan saya ingat sekali, waktu pertama-kali mendengarkan album itu, saya terkejut dan bahagia mendengarkan irama yang unik dan lirik-lirik semi absurd mereka, juga banyaknya sessi "pertempuran" suara ragam instrumen di album itu. Setelah itu semua album mereka saya lahap dari "Murray Street" ke depan, sampai "the Eternal", kemudian "Murray Street" ke belakang. Namun akses album-album sebelum "Murray Street" tetap masih terbatas dan tidak tercerna dengan baik. Karena itulah mengakses album "Hits are for Squares" ini membuat saya lebih mudah mengerti album-album sebelum "Murray Street", terutama album "Goo" yang tiga lagunya muncul di album ini.

Hal lain yang juga memberi inspirasi adalah semua lagu di album ini dipilih oleh penggemar Sonic Youth, entah itu penggemar fanatik atau biasa saja, yang jelas mereka semua adalah pelaku kebudayaan (populer). Beberapa orang atau kelompok yang memilih lagu membuat saya agak terkejut dan senang: mereka semua berkawan. Beberapa yang memilih adalah penyanyi atau band kesukaan saya juga, yaitu Mike D. dari Beastie Boys yang memilih lagu "100%", Beck yang memilih "Sugar Kane", Radiohead yang memilih "Kool Thing", "Teenage Riot" dipilih oleh Eddie Vedder, Flea memilih "Rain on Tin", dan the Flaming Lips memilih "Expressway to Yr Skull". Mereka semua berkawan! dan ini menyenangkan. Para kreator teks media yang brilian biasanya memang saling menghargai walau tidak mesti berkawan erat.

Mendengarkan album ini sama membahagiakannya dengan membaca novel terbaru Haruki Murakami, "1Q84" yang juga hadir belakangan ini, keduanya menyegarkan dan memberi cara pandang baru pada hal-hal rutin yang kita hadapi sehari-hari. Sudah sekitar seminggu album ini saya dengarkan terus sambil membaca "1Q84". Dua teks media yang istimewa. Entah sampai kapan saya mendengarkan album ini, belum ada rasa bosan sampai sekarang. Semua lagu di album ini menjadi pendukung untuk mencari modus-modus tak disadari dalam hidup yang bisa saja teruk, membosankan, namun yang seperti ini memang akan dihadapi sepanjang hidup. Album ini adalah teks yang indah, menarik, dan mengajak kita mengeksplorasi "teks" yang lain. Teks media yang kembali menyegarkan hidup yang mengalir dengan biasa.

Daftar Lagu:
1. Bull in the Heather (Experimental Jet Set, Trash and No Star: 1994)
2. 100% (Dirty, 1992)
3. Sugar Kane (Dirty, 1992)
4. Kool Thing (Goo, 1990)
5. Disappearer (Goo, 1990)
6. Superstar (If I were A Carpenter, 1994)
7. Stones (Sonic Nurse, 2004)
8. Tuff Gnarl (Sister, 1987)
9. Teenage Riot (Daydream Nation, 1988)
10. Shadow of A Doubt (EVOL, 1986)
11. Rain on Tin (Murray Street, 2002)
12. Tom Violence (EVOL, 1986)
13. Mary-Christ (Goo, 1990)
14. World Looks Red (Confusion is Sex, 1983)
15. Expressway to Yr Skull (EVOL, 1986)
16. Slow Revolution (Previously unreleased)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...