Kamis, 17 November 2011

Musik Rekaman sebagai Media

Sampai sekarang masih terdapat perbedaan dalam memandang musik rekaman atau musik populer apakah termasuk dalam bentuk media atau tidak. Pihak yang berpendapat bahwa musik rekaman bukanlah media, berargumen bahwa musik rekaman "hanyalah pendukung" media. Musik populer menjadi isi pesan media untuk radio siaran dalam bentuk lagu dan televisi dalam bentuk video klip, namun bukan media itu sendiri. Tentu saja pihak yang berpendapat bahwa musik populer sebagai pendukung media ini memiliki pijakan argumen. Biasanya posisi ini diambil oleh para pembelajar ilmu komunikasi dan kajian media yang menggunakan referensi lama. Buku-buku pengantar media yang diterbitkan sampai pada pertengahan 1990-an memang tidak menyebut musik rekaman sebagai media melainkan hanya bagian dari radio siaran.

Pendapat kedua, yang menurut saya lebih sesuai, menempatkan musik populer sebagai salah satu bentuk media. Berdasarkan telaah formula Lasswell, who says what in which channel to whom with what effect, jelas sekali menempatkan musik populer sebagai bagian dari media, terutama media massa, walau ketika berformat digital musik rekaman menjadi isi pesan bagi media baru. Buku-buku referensi tentang pengantar media juga menempatkan musik populer sebagai bagian dari media.

Salah satu pemikir media yang memberikan penjelasan paling baik mengenai musik rekaman sebagai salah satu bentuk media adalah Denis McQuail di dalam buku komprehensifnya, Mass Communication Theory. McQuail melihat dua aspek dari musik populer sebagai media, yaitu aspek medium dan aspek institusional. Aspek medium memiliki karakter sebagai berikut: pertama, musik rekaman terutama memberikan pengalaman pada audio. Walau pada akhirnya musik rekaman berbentuk audio-visual menjadi videoklip yang disiarkan di televisi dan internet, "pengalaman audio" adalah hal yang utama bagi pendengar musik rekaman.

Kedua, musik rekaman memberi kepuasan personal dan emosional kepada audiensnya, bukan pada kepuasan kelompok ataupun intelektual walau sebenarnya bisa saja pengalaman kelompok dalam mendengarkan musik sangat mungkin muncul. Pun pengalaman intelektual bisa muncul terutama dari lagu yang diramu dengan lirik yang mengutamakan pemikiran. Namun pengalaman akses yang bertujuan pada kepuasan personal dan emosional memang yang utama.

Ketika, musik rekaman memiliki daya tarik utama pada kaum muda. Walau pendengar secara umum meliputi seluruh usia, sejatinya audiens musik rekaman adalah kaum muda. Kaum mudalah yang menggerakkan industri musik rekaman. Mereka yang menjadi produsen, konsumen, dan distributor dari pesan media musik rekaman.

Pesan musik rekaman mudah didapat dan fleksibel untuk diakses oleh audiens adalah karakter yang terakhir. Audiens bisa mengakses dari perangkat yang sangat sederhana, misalnya mp3 player, atau yang paling kompleks. Intinya pendengar kini dengan sangat mudah mendapatkan bentuk musik rekaman yang mereka inginkan.

Untuk aspek institusional, musik rekaman sebagai media memiliki karakter sebagai berikut: pertama, musik rekaman berada dalam situasi di mana regulasinya tidak terlalu ketat. Regulasi yang paling berkaitan adalah regulasi atas hak cipta yang juga sulit diterapkan dalam realitas.

Kedua, musik rekaman memiliki keterkaitan yang tinggi dengan internasionalisasi. Trend yang terjadi di Barat atau Korea misalnya, dengan sangat mudah menyebar ke seluruh dunia. Musik barat secara umum memang masih menjadi rujukan namun dalam perjalanannya musik yang berasal dari belakan dunia lain, bahkan dari Timur, juga bisa menjadi trend yang melanda dunia.

Ketiga, musik rekaman terdiri dari beragam teknologi dan platform. Dengan demikian, pesan musik rekaman mudah diproduksi, didistribusikan, dan diakses karena beragamnya perangkat dan platform tadi. Internet misalnya, melalui dua situs terkenal Youtube dan Myspace, dengan cepat menyebarkan karya musik rekaman ke mana pun dan dengan cepat.

Secara organisasi, musik rekaman terfragmentasi dan cenderung tidak tersentralisasi seperti halnya media lain. Produsen musik rekaman misalnya, bisa sangat beragam, bukan hanya label dan penyanyi, namun juga penulis lirik, pencipta lagu dan sutradara video klip, walau penyanyi adalah yang paling utama dalam konteks produsen pesan musik rekaman.

Karakter berikutnya adalah musik rekaman biasanya dikaitkan dengan industri media utama dan juga budaya dominan dari kaum muda yang sedang berkembang. Walau begitu, karakter ini bisa jadi tidak terlalu tepat karena dalam kenyataannya masih ada musik rekaman "alternatif" yang bertujuan tidak menjadi bagian dari industri media dominan atau pun tidak menyasar pada budaya dominan kaum muda.

Bila didiskusikan lebih jauh musik rekaman sungguh menarik dan menggugah. Masih banyak wilayah musik rekaman yang bisa dieksplorasi dan diperbincangkan. Saya mengundang rekan-rekan untuk mendiskusikannya lebih detail dan mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...