Rabu, 24 Agustus 2011

Revival

Revival secara harafiah berarti bangkit kembali. Namun apa yang mesti dibangkitkan bila memang tiada yang benar-benar bangkit? Dia merasa sudah cukup lama dia tidak berusaha membangkitkan semangatnya, sudah sangat lama tidak berusaha semaksimal mungkin. Kapan terakhir aku berusaha sekuat yang aku bisa? begitu dia membatin. Bahkan tidak dapat mengingat kapan pertama-kali dia berusaha dengan gigih, sampai berdarah-darah, namun dia puas. Puas bukan karena hasilnya belaka namun puas karena dia berusaha dengan sebaik-baiknya. Di dalam ini apa lagi yang lebih bermakna selain berusaha dengan sekuat tenaga sesuai dengan yang kita bisa, sesuai dengan "wilayah" kehidupan kita.

Revival dapat berarti terus berusaha kembali tanpa terbebani kemarin terlalu dalam. Dia masih coba mencari padanan rangkaian kata yang tepat. Apa pun rangkaian katanya, hal yang paling penting adalah kari-jarinya telah bergerak lagi di tuts keyboard. Mencoba menulis lagi dengan rutin, santun, lebih mendalam sekali lagi ternyata sebuah pekerjaan yang lumayan sulit. Tidak sangat sulit namun perlu waktu untuk berkontemplasi dan menuliskannya. Janjinya untuk menulis rutin kemarin melalui ragam upaya masih saja gagal. "Proyek" terakhir yang dia diupayakan adalah "Manifesto Menulis" dan pada akhirnya gagal. Dia sudah tahu, dia menurunkan standar tulisan yang diunggahnya sendiri: sering hanya menerbitkan lirik lagu tanpa pemaknaan dan beberapa taktik kecil agar tulisannya sendiri muncul tiap hari. Dia kemudian berkesimpulan, untuk apa menerbitkan tulisan tiap hari bila tulisan itu tidak memiliki "jiwa"? seperti hanya membuang sesuatu yang tidak berharga.

Banyak kesalahaan, keteledoran, kemalasan, dan hal-hal lain yang menjengkelkan untuk diingat. Kemarin adalah kemarin, pikirnya dengan yakin. Apa pun yang telah terjadi tak mungkin diperbaiki, aku hanya bisa berbuat lagi sebaik-baiknya mulai besok, sekarang, detik ini. Berusaha dengan sebaik-baiknya adalah esensi hidup. Hidup adalah perjuangan semaksimal mungkin tanpa henti-henti. Perlahan namun meyakinkan dia menemukan kembali "nyala api" menulisnya. Apinya masih redup namun sudah menyala lagi. Dia hanya berharap dan berusaha agar terus menyala dan pelan-pelan membesar kembali.

Dia tahu hidup tak menjanjikan apa pun selain yang dijanjikan bagi dirinya sendiri dan manusia-manusia lain yang dicintainya. Dia yakin, kini nyala itu akan dia jaga penuh. Dia yakin dia bisa mengalami kondisi bangkit kembali. Berusaha sekuat tenaga adalah kondisi eksistensial manusia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...