Kamis, 02 Mei 2013

Monkey to Millionaire – Inertia (2012)

Monkey to Millionaire – Inertia (2012)



Lumrah bila kita membandingkan output media dari produsen teks yang sama, apalagi bila produsen teks tersebut baru menghasilkan sedikit output kekaryaan. Itulah yang saya lakukan pada album kedua karya Monkey to Millionaire ini. Secara langsung ketika mendengarkan album ini, saya membandingkan dengan karya mereka sebelumnya pada tahun 2009, Lantai Merah.

Hasil mengakses, menafsirkan, dan membandingkan kedua album ini adalah, menurut saya, masih lebih bagus album sebelumnya. Saya ingat sekali tiga tahun lalu ketika mengakses Lantai Merah, saya merasa album tersebut adalah album yang sangat bagus. Semua lagunya menyampaikan pesan dengan kuat, terutama lagu Fakta dan Citra, Replika, dan Strange is the Song in Our Conversation.
Walau begitu, bukan berarti album Inertia ini tak bagus. Hanya saja ekspektasi saya sewaktu membeli album ini di sebuah toko CD di Jakarta adalah album ini paling tidak menyamai Lantai Merah atau bila mungkin, lebih baik lagi.

Dari sisi musik, album ini masih mirip dengan album sebelumnya, sisipan genre grunge ala album-album Nirvana terasa di album ini walau dalam porsi “manis” yang lebih banyak. Untuk lirik, sedikit ada penurunan dari album sebelumnya yang sangat tajam.

Lirik di album ini masih membicarakan apa yang seharusnya dibicarakan oleh band yang bukan arus utama. Ada sedikit kritik sosial seperti pada lagu Sepi Melaju dan Tanpa Hati. Juga terdapat penafsiran relasi yang tidak cinta menye melulu seperti dalam Senja Membunuh.

Daftar lagu:
1. Humiliation
2. Sepi Melaju
3. Senja Membunuh
4. Parade
5. Summer Rain
6. M. A. N.
7. Anoreksi
8. Ruang Rasa
9. Jail on Fire
10. Tanpa Hati




1 komentar:

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...