Di dalam mempelajari sesuatu secara langsung ataupun tidak, diakui ataupun tidak, kita akan menerapkan epistemologi. Secara sederhana epistemologi didefinisikan sebagai cara untuk mengetahui sesuatu atau mendapatkan pengetahuan. Untuk menerapkan epistemologi kita juga mengimplementasikan tiga hal, yaitu apa yang ingin diketahui, cara memandang suatu hal untuk kita ketahui tersebut, dan terakhir, posisi yang kita ambil berkaitan dengan obyek pengetahuan tersebut.
Belakangan ini saya agak mandek menulis, mungkin karena banyaknya yang dipikirkan sehingga malah tidak ada yang keluar sama sekali untuk dituliskan. Kemungkinan yang lain adalah niat atau tekad yang kurang kuat dari dalam diri sendiri untuk menulis. Saya kira keduanya berperan sama kuatnya. Namun ada satu hal yang menyelamatkan saya untuk menumbuhkan kembali hasrat untuk menulis. Sesuatu itu adalah konsep ekonomi politik media, terutama yang bersumber dari buku "The Political Economy of Communication" karya Vincent Mosco. Buku ini menurut saya adalah salah satu buku terbaik di bidang ilmu saya. Bukunya tidak terlalu tebal namun menjabarkan konsep yang mendalam dan penuh "petualangan" pikiran yang menarik.
Dalam waktu yang cukup lama saya memaknai dan coba menganalisis teks media dan kegiatan tersebut sungguh mengasyikkan. Namun kemudian saya berpikir, setelah memaknai terus apa? saya kira salah satu jawabannya adalah mencari kepentingan dan kuasa yang bermain di balik teks tersebut. Karena itulah, ekonomi politik media menarik untuk dipelajari dan didalami karena pada akhirnya antusiasme saya untuk mengamati realitas bermedia muncul kembali. Menurut Mosco, ekonomi politik komunikasi atau media memiliki dua definisi, yaitu definisi sempit dan definisi luas.
Dalam definisinya yang sempit, ekonomi politik komunikasi adalah suatu kajian relasi sosial, terutama relasi kekuasaan, yang secara seimbang berkontribusi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi dari sumber daya, termasuk sumber daya komunikasi. Sementara dalam definisinya yang luas, ekonomi politik diartikan sebagai kajian untuk mengontrol dan bertahan kehidupan sosial. Dengan demikian, beragam fenomena kemediaan atau komunikasi yang ada di antara definisi luas dan sempit bisa dikaji melalui "pisau analisis" ekonomi politik.
Kajian ekonomi politik muncul didasari oleh empat jenis epistemologi, yaitu realis, inklusif, konstitutif, dan kritis. Realis berarti ekonomi politik mengenal dua jenis realitas, yaitu realitas sebagai konsep dan sebagai praktek sosial. Epistemologi realis mesti dibedakan dari pendekatan idiografis bahwa realitas hanya ada realitas ide, juga berbeda dengan pendekatan nomotetik yang mengklaim bahwa ide hanyalah label bagi realitas tindakan manusia.
Ekonomi politik memiliki epistemologi yang inklusif yang berarti ekonomi politik menolak esensialisme, yang akan mereduksi banyak praktek sosial dalam suatu eksplanasi tunggal. Tambahannya, ekonomi politik memiliki epistemologi yang konstitutif, yaitu ekonomi politik mengenal batas-batas sebab-akibat dan berusaha menjelaskan relasi sebab-akibat yang kompleks tersebut pada tiap tahapannya. Terakhir, ekonomi politik melihat pengetahuan sebagai sebuah produk aktivitas yang lekat pada nilai-nilai sosial.
Sampai di sini kemungkinan besar definisi tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik sebelum kita membicarakan "pintu masuk" untuk memahami ekonomi politik.
Menurut Mosco, terdapat tiga aktivitas utama untuk memahami ekonomi politik. Ketiga aktivitas tersebut adalah komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi adalah tindakan mengubah nilai fungsi menjadi nilai guna, terutama berkaitan dengan pesan atau produk media. Sementara itu spasialisasi adalah aktivitas komunikasi untuk menaklukkan ruang (dan juga waktu). Dengan demikian, isu teknologi informasi dan komunikasi, serta globalisasi dan konglomerasi, sangat dekat dengan spasialisasi. Sementara itu, strukturasi adalah aktivitas komunikasi atau media yang dikaitkan dengan struktur sosial. Isu "struktur" dan "agen" yang membentuk pemahaman dan kepercayaan pada aktivitas bermedia adalah bagian utama dari aktivitas ekonomi politik terakhir ini.
Agar kajian ekonomi politik media ini tidak semata-mata menjadi konsep yang berada di "kejauhan" saya akan berusaha menerapkannya dalam menganalisis teks musik populer yang memang merupakan bentuk pesan media yang paling membuat saya antusias. Bukan berarti pesan atau produk media yang lain tidak menarik bagi saya, fokus ini semata-mata berkaitan dengan kesukaan saya. Lagipula di era sekarang ini, seringkali beragam pesan media saling berkaitan erat dan sulit dipilah dan dipilih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar