Minggu, 19 Juni 2011

Closing Time


Rasanya menyedihkan juga kehilangan sesuatu atau seseorang padahal dia bertahun-tahun berusaha kuat dan terbiasa dengan kehilangan. Namun rasa kehilangan memang tak mudah dihadapi. Sepanjang kita hidup rasa kehilangan pasti hadir, diakui ataupun tidak. Itulah yang terjadi pada dirinya ketika kira-kira dua minggu lalu 408 tulisan yang dipublikasi di FB-nya hilang tak berbekas, bahkan tanggal persis kejadian tersebut tidak dia ingat-ingat sebagai cara melupakan kehilangan itu. Dia telah mengirim email ke administrator situs jejaring sosial itu namun hanya ada satu balasan formal yang sepertinya berasal dari “mesin penjawab” email otomatis. Kesedihannya pun menipis oleh beberapa penghiburan dari rekan-rekannya.

Semua tulisannya sudah di-backup, namun yang menyedihkan adalah kehilangan komentar rekan-rekan yang ada di semua tulisan itu (notes), komentar yang baik atau pun buruk. Detik ini dia tidak begitu sedih lagi. Efek yang masih tersisa adalah keengganannya untuk menulis cepat dan rutin belakangan ini, padahal cukup banyak yang bisa ditulis, dikomentari, diulas, dan “dihampai”. Namun pada akhirnya dia tetap harus menulis juga. Menulis itu harus terus-menerus. Bila pun berhenti, pemberhentian itu sebaiknya sebentar saja agar kemampuan menulis tidak tergerus pelan-pelan. Setiap kecakapan bagaimana pun juga akan berkurang dan pada akhirnya menghilang bila tak digunakan.

Kini baginya menulis bukan hanya berfungsi untuk berpendapat dan berekspresi atas sesuatu yang nyata dan tak nyata, namun juga untuk menghilangkan duka, atau paling tidak mengurangi dampak kesedihan dan luka. Dengan menulis, hati bisa hampa atau netral kembali dan siap kembali menghadapi hidup, untuk yang baik atau pun yang buruk. Dia selalu percaya, suka dan duka itu tidak berurutan, ada yang menjembataninya: kehampaan. Sehabis bahagia atau pun sedih pasti ada fase ini agar kita bersiap lagi pada sesuatu yang lain, kebahagiaan atau kesedihan yang sama atau sebaliknya, sesuatu yang berbeda.

Kini dia sudah siap lagi menulis kembali. Menulis yang walaupun hasilnya masih biasa-biasa saja, tetaplah dia jalani dengan antusias. Tidak ada sesal berlebihan pada sesuatu yang sudah lewat kemarin. Hanya ada antusiasme dan optimisme baru untuk tiap langkah ke depan. Memang apa lagi yang bisa kita lakukan selain menghadapi hidup dengan sebaik-baiknya? Menulis adalah salah satu kemampuan yang dia miliki dan sumber kebahagiaannya, tak mungkin dia tinggalkan begitu saja.

Dia justru menikmati fase “kehampaan” itu. Fase jeda tipis di antara kebahagiaan dan kesedihan. Rasa yang paling mencerahkan bukan pada salah satu rasa yang jelas namun transisi di antaranya. Apa pun yang terjadi nanti dia hanya ingin berbuat dengan sebaik-baiknya yang dia mampu. Kini saatnya menutup kemarin rapat-rapat dan mengambil pelajaran dari semua kesalahan dan inspirasi dari sedikit kesuksesan. Dia tersenyum sambil menulis, kesadaran tipis dia dapati, “every new beginning comes from some other beginning's end” seperti yang dilisankan salah satu band favoritnya di masa lalu, Semisonic dari album mereka tahun 1998, Feeling Strangely Fine. Pemahaman yang sebenarnya biasa namun kali ini dia rasakan begitu bermakna. Dia benar-benar siap untuk menutup masa lalu dan “membuka” berbagai kemungkinan pada tiap jangkauan ruang dan waktu ke depan.

#####

Closing Time
Oleh Semisonic
Closing time
Open all the doors and let you out into the world
Closing time
Turn all of the lights on over every boy and every girl
Closing time
One last call for alcohol so finish your whiskey or beer
Closing time
You don't have to go home but you can't stay here
I know who I want to take me home
I know who I want to take me home
I know who I want to take me home
Closing time
Time for you to go out to the places you will be from
Closing time
This room won't be open till your brothers or your sisters come
So gather up your jackets, move it to the exits
I hope you have found a friend
Closing time
Every new beginning comes from some other beginning's end
I know who I want to take me home
I know who I want to take me home
I know who I want to take me home
Take me home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...