Rabu, 15 Juni 2011

Tiny Dancer


Aku mencintaimu, dan itu belum menjelaskan banyak hal. Aku membencinya, dan hal itu telah menjelaskan semuanya. Bila benci adalah oposisi biner-nya cinta, apa oposisi biner-nya hampa? Aku merindukanmu sungguh kini. Kau tak pernah ada dalam semua perjalanan yang kutempuh. Aku tak pernah lagi bisa menemukanmu.

Kau pasti tahu dunia baru yang muncul ketika kita bersama. Dunia baru seutuhnya hanya ada kita berdua. Bukannya manusia lain tak ada, namun sungguh bila kau ada, aku tak peduli apakah mereka semua ada atau tiada. Dunia ketika kasmaran adalah dunia yang dibentuk oleh kekaguman, cinta, dan optimisme berlebih. Kau pasti tahu itu karena dahulu dunia itu kita bangun bersama.

Kau tahu dunia yang terbangun dari dualisme oposisi biner pasti saling menisbikan yang lain. Dunia kita tidak. Dunia kita itu dualitas. Satu dalam dua. Dua dalam satu. Mirip dengan filosofi dua pedangnya Miyamoto Musashi. Dua adalah satu karena sumbernya tunggal. Eksistensi kita melengkapi satu sama lain karena kita berasal dari sumber yang sama. Ketiadaanmu dirimu kini membuat duniaku tak penuh lagi. Pada titik ini dualitas jadi mematikan karena ketiadaan agen lain. Kau adalah agen yang menghidupkan diriku dan duniaku.

Suatu kali dulu itu kita pernah mengobrol atau tepatnya meracau. Kau lelaki aku perempuan. Kau kaya aku papa. Kau pintar aku biasa. Kau negara kaya aku negara berkembang. Kau kapitalis aku imbas imbis. Kau seseorang aku bukan siapa-siapa. Kau tahu aku tak tahu. Kita bisa terus merentengkan oposisi biner sebanyak kata benda dan kata sifat yang ada, sampai pada satu titik, kau mengatakan aku adalah kehampaan dan dirimu pun kau akui adalah kehampaan yang lain. Pada titik ini kita adalah kehampaan yang sama. Menghampar tak bertepi seperti kerinduanku padamu kini.

Kau tahu dunia kini tak sama lagi ketika kau tak ada. Semua sama semua rata. Lagu-lagu indah tak lagi berasa. Kalimat-kalimat puitis muncul tak manis. Hanya satu teks media yang tetap bagus. Film “Almost Famous” kesukaanmu. Semua informasi dan tafsirannya terasa indah dan menghajar sukma, terutama lagu “Tiny Dancer” yang menjadi salah satu lagu OST film yang dirilis tahun 2000 itu. Namun keindahan itu pun semakin memudar seiring dengan waktu. Seiring semakin lamanya kau menghilang.

Kau pastinya tahu dunia tak lagi sama tanpa dirimu. Namun bukankah aku tetap harus menjalani hidup? Hidup sekalipun tak indah dan tak menarik seperti sekarang ini tetaplah layak dijalani. Sekalipun kau protes sangat keras pada Pemberi Hidup, kau tidak dapat melakukan apa pun selain tetap hidup. Memangnya ada kehidupan lain yang bisa kau jalani?

Ketika aku menyintaimu, sangat banyak hal ingin kuceritakan, begitu banyak soal ingin kubagi. Seakan hal-hal indah tak bisa habis kita jalani bersama. Namu ketika aku membenci dirinya, itu telah cukup untuk semuanya. Aku tidak ingin membagi secuil apa pun dari diriku padamu. Malah, aku menyesal pernah berbagi banyak hal pada masa kemarin itu. Dirinya itu adalah dirimu dalam versi yang lain. Dirimu ketika tidak ada cinta untukku di sana. Diri yang tidak bisa didualitaskan pada diriku. Walau begitu, tidak ada yang perlu disesali. Beginilah hidup yang fana, ada lautan manusia yang saling menyinta, ada juga yang saling membenci, dan ada juga yang saling menghampa dengan atau tanpa prahara. Diriku sendiri adalah yang pertama dan utama untuk tempat bergantung. Tiada ada manusia lain yang terlalu penting bila ingin berhadapan dengan hidup yang kita jalani. Dalam hidup dualisme dan dualitas pun selalu ber-oposisi biner.

Selamanya.

#####

Fiksi singkat ini sangat bergantung pada lagu indah ini:

Tiny Dancer
Oleh Elton John

Blue jean baby, L.A. lady, seamstress for the band
Pretty eyed, pirate smile, you'll marry a music man
Ballerina, you must have seen her dancing in the sand
And now she's in me, always with me, tiny dancer in my hand

Jesus freaks out in the street
Handing tickets out for God
Turning back she just laughs
The boulevard is not that bad

Piano man he makes his stand
In the auditorium
Looking on she sings the songs
The words she knows, the tune she hums

But oh how it feels so real
Lying here with no one near
Only you, and you can hear me
When I say softly, slowly

Hold me closer tiny dancer
Count the headlights on the highway
Lay me down in sheets of linen
you had a busy day today

Blue jean baby, L.A. lady, seamstress for the band
Pretty eyed, pirate smile, you'll marry a music man
Ballerina, you must have seen her dancing in the sand
And now she's in me, always with me, tiny dancer in my hand

But oh how it feels so real
Lying here with no one near
Only you, and you can hear me
When I say softly, slowly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...