Rabu, 29 Juni 2011
Menulis Itu....
Ternyata memang tidak mudah menulis dengan baik secara teratur dan terus-menerus. Ada saja "gangguan" yang hadir yang membuat kita malas menulis atau bahkan tidak menulis sama sekali pada akhirnya. Saya pribadi berusaha semaksimal mungkin mencari resep menulis yang jitu walau harus saya akui dengan jujur sampai sekarang ini pun saya belum menemukannya kecuali saya berusaha menulis apa pun dengan kualitas seperti apa pun, yang penting menulis dan menulis saja, mana tahu suatu saat saya bisa menulis dengan relatif baik.
Banyak penulis di banyak buku memberikan cara menulis dengan baik, namun sedikit saja yang benar-benar berguna. Di antara yang sedikit itu, saya mencatat yang ditulis oleh Haruki Murakami sungguh memadai. Murakami menuliskan di buku memoar singkatnya "What I Talk about When I Talk about Running" bahwa menulis dengan baik itu memerlukan tiga hal, yaitu bakat, fokus, dan daya tahan. Tentu saja yang dia maksud adalah menulis dalam waktu yang relatif lama untuk menghasilkan novel atau tulisan panjang.
Aspek pertama, secara mengejutkan Murakami mengatakannya: bakat, sesuatu yang tidak saya percayai sebagai yang pertama. Namun setelah membacanya lebih mendalam barulah saya sadari bahwa bakat yang dia maksud bukanlah sesuatu yang sudah ada dari "sono"-nya di dalam diri kita. Bajat menurut Murakami adalah sesuatu yang kita perjuangkan terus di dalam diri. Bakat itu hadir bila kita memiliki kemampuan literer yang memadai, membaca dan menulis, menulis dan membaca, begitu seterusnya. Sebab orang yang tidak pernah membaca dengan baik tidak akan menghasilkan tulisan yang baik, begitu pula sebaliknya. Kemampuan menulis akan berkembang dengan baik bila kita bergelut dan bergulat dengan menulis. Ketika kita bergelut, kita akan menyadari bahwa menulis itu membahagiakan dan tidaklah menjemukan. Ketika kita bergulat, lama kelamaan kita akan tahu bahwa menulis itu ada "teman" dan "musuh"-nya. Bila kita terus menerus bergelut dan bergulat pada akhirnya kita akan mengetahui kelebihan dan kelemahan kita dalam menulis.
Kemampuan memfokuskan diri pada menulis adalah aspek yang kedua menurut Murakami. Bila kita sudah memiliki kemampuan beraksara atau literasi yang bagus namun kita tidak mampu fokus pada aktivitas menulis dan selalu terganggu dengan kesibukan lain, mungkin kita tidak akan menghasilkan tulisan yang baik kualitasnya. Aspek terakhir adalah daya tahan. Daya tahan menulis dalam waktu yang relatif lama diperlukan untuk menulis panjang. Daya tahan ini mesti hadir sampai tulisan benar-benar selesai. Bila kita berhenti sekali saja, kita tidak meneruskan tulisan itu di titik di mana kita berhenti. Katakanlah kita sudah menyelesaikan 75% tulisan. Bila kita berhenti dan kemudian suatu waktu melanjutkannya lagi. kita tidak berangkat mulai dari 76% dan seterusnya, melainkan mulai dari awal lagi. Dengan alasan inilah memiliki daya tahan sampai tulisan benar-benar selesai adalah keuntungan yang luar biasa. Hal yang menggembirakan adalah daya tahan ini bisa dipelajari dan dilatih seperti halnya dua aspek sebelumnya.
Bagaimana, apakah resep Murakami ini "manjur"? sungguh layak untuk kita coba. Ayo terus menulis. Belajar dan bergembiralah dengan aktivitas menulis yang kita lakukan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar