Selasa, 21 Juni 2011
Manifesto Menulis Terkini
Baru saja antusiasme menulis saya kembali setelah sekitar dua minggu memudar. Hal yang saya takutkan adalah antusiasme tersebut tambah memudar dan lama-kelamaan hilang. Gambaran itu menakutkan sekali bagi saya. Saya sendiri baru mendapatkan antusiasme menulis dengan relatif konsisten dua tahun terakhir. Mempertahankannya saya tahu pasti adalah pekerjaan yang sulit. Saya yang pernah merasakan hal itu sebelumnya tak ingin kembali pada masa "jahiliyah" seperti dulu itu. Hal yang paling saya inginkan adalah kemampuan dan antusiasme menulis itu tidak menghilang, dan pada akhirnya menulis benar-benar menjadikan saya lebih baik lagi, sebagai profesional atau pun sebagai individu. Bila Miyamoto Musashi menjadikan "jalan pedang" sebagai hidupnya, saya ingin menjadikan keyboard jalan hidup. Saya ingin benar-benar bisa menulis dengan baik dan menghasilkan karya-karya yang bagus atau semaksimal yang saya mampu.
Kehilangan 408 tulisan di Facebook menyebabkan saya sangat sedih kemarin, tapi kini tidak lagi. Tidak ada lagi yang membuat saya sedih sejak tahun 2007 sampai sekarang, apalagi hanya "sekadar" hilang tulisan-tulisan biasa. Kemungkinan kehilangan orang-orang yang dicintai, antara lain para sahabat sepanjang membuat saya betul-betul takut. Syukurlah, semua orang yang saya sayangi itu tetap ada di samping saya sampai sekarang dan orang-orang yang "teruk" bagi hidup saya, pelan tapi pasti telah saya singkirkan. Kehilangan tulisan di notes FB tidak akan membuat saya sangat sedih. Lagipula saya memiliki salinan semua tulisan tersebut, namun yang saya sedih adalah kehilangan komentar dari rekan-rekan yang rata-rata positif. Semua komentar dan masukan tersebut memang tak tertera lagi di Facebook namun saya yakin semua saya catat dengan baik di ingatan dan hati saya. Semua komentar itu tanpa terkecuali membuat saya terus optimis dalam menulis. Saya telah belajar banyak melalui menulis. Menulis bersama di mana rekan-rekan yang lain saling membantu dengan kolaboratif.
"Cara" untuk memudarkan kesedihan tersebut juga datang tak sengaja, tak direncanakan. Saya membaca kembali karya dari salah satu penulis favorit saya, Haruki Murakami, "What I Talk about When I Talk about Running"(2008), dan seperti biasa, membaca karya Murakami berarti kita akan mendapatkan pencerahan. Kali kedua saya baca buku ini saya tetap terinspirasi dengan untaian kata-kata di tiap paragraf yang dia tulis. Dia mengatakan dengan langsung bahwa baginya menulis adalah jalan hidup. Jalan hidup yang berurusan dengan diri kita sendiri bukan orang lain. Orang lain ada untuk berinteraksi dengan karya kita, namun dalam hal proses mengkreasinya, kita mesti bergantung dengan diri sendiri.
Ini yang dituliskan oleh Murakami dengan agak panjang di halaman 10 buku tersebut ketika membandingkan berlari dan menulis (novel):... The same can be said about my profession. In the novelist's profession, as far as I'm concerned, there's no such thing as winning or losing. Maybe numbers of copies sold, awards won, and critics' praise serve as outward standars for accomplishment in literature, but none of them really matter. What's crucial is whether your writing attains the standards you've set for yourself. Failure to reach that bar is not something you can easily explain away. When it comes to other people, you can always come up with a reasonable explanation, but you can't fool yourself. In this sense, writing novels and running full marathons are very much alike. Basically a writer has a quiet, inner motivation, and doesn't seek validation in the outwardly visible.
Karena itulah, demi antusiasme menulis yang terus terjaga, demi langkah ke depan yang sekiranya bagus bila diupayakan maksimal, dan demi masa lalu, terutama keburukan-keburukannya yang telah saya lupakan dan maafkan, saya ingin menulis setiap hari tanpa berhenti di blog ini selama minimal setahun. Sampai tanggal 21 Juni 2012 saya akan menulis minimal satu tulisan di sini. Saya tahu bahwa menulis adalah salah satu jalan terbaik bagi saya untuk meningkatkan diri. Saya ingin belajar sekeras mungkin melalui menulis. Saya ingin mencapai banyak hal dengan menulis. Semoga sang Pemberi Hidup menyertai....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar