Rabu, 25 Januari 2012

15 Album Indonesia Terbaik 2011

Sudah hampir sebulan kita meninggalkan tahun 2011. Tahun 2011 kemarin itu tahun yang cukup menggembirakan bagi penggemar musik Indonesia seperti saya. Walau tidak ada banyak album yang luar biasa, album-album yang hadir dari para musisi dan penyanyi Indonesia tetaplah bagus terutama menginjak akhir tahun. Keberagaman musik dan juga topik lagu dalam album tetap beragam. Kita juga menyaksikan semakin kuatnya distribusi melalui jaringan retail tertentu, antara lain melalui jaringan rumah makan cepat saji dan minimarket, bahkan pom bensin juga dimanfaatkan sebagai jejaring distribusi.

Hal lain yang menarik adalah dengan semakin terkaitnya teks (media) musik rekaman dengan teks lain, semisal karya sastra. Album musik juga semakin dirayakan dalam konteks komunitas. Dengan demikian, musik semakin melampaui batas-batas konvensionalnya. Cara bertutur album juga semakin bercerita dengan utuh, tidak lagi parsial pada tiap lagu, melainkan menjadi satu kesatuan topik. Pada titik ini album bisa dianggap sebagai sebuah novel, bukan lagi kumpulan cerita pendek. Walau begitu, kecenderungan ini bisa saja tak bagus bagi sebagian penyuka musik karena memupus fantasi satu lagi yang mudah dicerna dan diresapi.

Hal lain yang juga perlu disampaikan adalah tidak adanya pretensi dari penulis untuk kelihatan pintar dan menguasai pengetahuan mengenai musik Indonesia. Saya hanyalah satu dari jutaan penggemar musik Indonesia yang berharap musik Indonesia lebih baik lagi; karya-karya yang muncul akan semakin bagus nantinya, tidak memplagiat musik luar negeri atau musik dari mana pun, dan masyarakat semakin menghargainya.

Berikut ini 15 album Indonesia terbaik 2011 menurut saya:



Pertama, album "Komposisi Delapan Cinta" oleh Ubiet & Dian HP. Album ini merupakan kolaborasi penyanyi dan penata musik yang ciamik. Lagu juga dikaitkan dengan teks puisi yang sungguh indah. Maklum saja, lirik delapan lagu pada album ini berasal dari puisi-puisi Nirwan Dewanto dan Sitok Srengenge.



Kedua, album kolaboratif berjudul "Ngayogjazz - Mangan Ora Mangan Ngejazz". Album ini berasal dari komunitas pecinta jazz di kota sejuta kreativitas bernama Yogyakarta. Enam lagu pada album ini merupakan cerminan dari lokalitas Yogya dengan jazz yang global. Album yang ditunda rilisnya karena erupsi Merapi ini merupakan perayaan berkomunitas dan bermusik. Saya ingat indah dan meriahnya suasana Ngayogjazz di padepokan Djoko Pekik pada awal tahun kemarin yang menunjukkan keistimewaan Yogya terletak pada orang-orangnya.





Album Tohpati Bertiga yang berjudul "Riot" ada di urutan ketiga. Rangkaian lagu yang agak menghentak dan direkam secara langsung ini justru menguatkan substansi album. Sesuai dengan judul albumnya, musik yang hadir sepintas tidak ditata dengan baik namun tetap enak didengar. Urutan berikutnya adalah album "Satu untuk Berbagi" dari band yang begitu produktif di tahun 2011, Gugun Blues Shelter. Album yang menunjukkan bahwa aliran blues juga bisa mudah didengar dan merepresentasikan sekelompok musisi Indonesia dengan talenta luar biasa.





Kelima, album yang sama dengan nama penyanyinya, "Jemima". Debut yang bagus dari penyanyi yang menyanyi dari "hati". Penyanyi yang diharapkan berkarir panjang dan terus merilis album cemerlang. Berikutnya adalah album "Indonesia" dari Morfem. Album yang berkisah tentang ke-Indonesia-an kita sehari-hari. Musik yang bagus dan lirik "nyleneh" ala vokalis the Upstairs membuat kita tak henti mendengarkan (mini) album ini.





Ketujuh adalah album Trisum yang berjudul "Five i One". Satu lagi band dan album dari para musisi kugiran Indonesia. Musik yang dimainkan di sini membuat kita melupakan sejenak bahwa negeri ini penuh dengan album "menye-menye". Urutan berikutnya adalah album "Cinta dan Nafsu" dari Superglad. Sebenarnya cinta kalah oleh nafsu di album ini karena lirik-lirik lagunya begitu "nakal". Lelaki Indonesia yang besar di tahun 1980-an dan menjadikan stensilan "Enny Arrow" sebagai bacaan wajib pasti tertawa, atau minimal tersenyum, mendengarkan album ini.





Urutan kesembilan adalah album "Generasi Synergy" oleh Barry Likuwahuwa Project. Album berisi musik jazz "modern" dan diiringi lirik yang mudah dicerna anak muda menjadikan album ini memiliki dua misi: mengapresiasi jazz dan ke-Indonesia-an versi anak muda. Berikutnya adalah album Polyester Embassy yang bertajuk Fake/Faker. Musik yang ditampilkan di album ini begitu membius dan menunjukkan tidak ada musik yang benar-benar "asli".





Kesebelas, adalah album "DGNR8" dari BRNDLS (Brandals). Band ini mengubah aliran musiknya di album ini. Walau begitu, album ini tetap enak didengarkan dan menarik dicermati liriknya, terutama lagu "Awas Polizei!". Perasaan yang sama dimiliki oleh banyak orang Indonesia. Berikutnya adalah album "Find the Way" oleh Sandhy Sondoro. Menurut saya, album ini lebih bagus dari album pertamanya yang rilis di Indonesia, terutama tafsir ulang lagu "Anak Jalanan" dan "Tak Pernah Padam".





Ketigabelas, album karya Sheila on 7 yang berjudul "Berlayar". Musik yang kembali ke akar mereka dulu, juga liriknya yang mudah dicerna dan berakar dari kehidupan anak muda, menjadikan album ini salah satu dari tiga album terbaik Sheila on 7. Urutan berikutnya adalah album "Photograph" dari The Milo. Album yang "ambisius" karena berupaya untuk mendapatkan dimensi ruang dari musiknya. Dan kita yang mendengarkan album ini dengan intens bisa merasakan efek "meruang" dan "meraung".



Terakhir, adalah album dari Naif, "Planet Cinta". Album yang seluruh lagunya enak didengar dan tetap dengan lirik yang khas Naif. Tema cinta dibabat habis dari banyak sisi, terutama cinta yang dibanyolkan. Album yang bisa membuat tersenyum ketika didengarkan.

Semoga tahun ini musik Indonesia menghasilkan banyak album bagus. Selamat mendengarkan dan mengamati musik kita yang beragam dan semoga semakin bagus. Sebagai penutup, bagaimana dengan daftar album terbaik versi teman-teman pendengar musik Indonesia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...