Kamis, 26 Januari 2012

Mengejamu (Dualitas)

Dirimu dan semua tindakanmu adalah teks, sementara kehidupan di mana kau hadir ialah konteks. Keduanya membuatku bahagia. Keduanya menjadikanku sangat ingin mengejanya utuh penuh. Stipe, vokalis REM, pernah bilang begini your action makes you beautiful....Benar sekali, kau jadi semakin cantik dengan tindakan-tindakanmu yang terkesan selalu diperhitungkan, mulai dari membuka buku sampai mengatur jadwal dalam satu hari. Aku tak bisa seperti itu. Lebih banyak mimpinya daripada yang riil, begitu katamu bila aku menulis, puisi ataupun tulisan yang kupikir bakal mendedah pemikiran filosofis kesukaanku.

Dirimu dan diriku adalah dua teks yang berbeda. Aku hanya ingin kita saling mengeja tanpa berusaha menjadikan kita satu entitas. Nempel kayak perangko...begitu kata banyak orang membicarakan dua orang pecinta yang kelewat dekat. Kemana-mana berdua, kesukaan jadi sama; bacaan, film, apa pun. Aku tak ingin itu, dan kau juga demikian. Kita tidak berpretensi menjadikan diri kita sama, aku bukan amplop, kau bukan perangko...Mungkin lain bila amplop yang berisi uang. Semua membutuhkan uang tetapi tidak semua ingin menjalin relasi yang setara dan mencerahkan.

Atau itu bayanganku saja? bahwa relasi yang kubangun dengan dia mencerahkan? jangan-jangan tanpa kusadari aku mengubahnya, dia mengubahku. Ada rasa getir di tenggorokanku bila benar itu terjadi. Hal yang paling kubenci adalah seseorang yang berusaha mengubah orang lain, apalagi orang yang berusaha mengubah itu ternyata kerdil jiwa dan pemikirannya. Entahlah, aku dan dia hanya berusaha saling mengeja tanpa ingin mengubah orang lain.

Aku dan dia berelasi atas nama cinta, apalagi yang lebih penting dari itu? aku dan dia tetap dua entitas yang berbeda dan saling melengkapi. Tetapi saling menghargai dan mengapresiasi tindakan masing-masing bukanlah soal yang gampang. Dalam realitas kita masih merasa kurang diperhatikan dan dimaknai dengan baik. Aku dan dia berusaha saling melengkapi, tetapi lengkap seperti apa? pernahkah dalam hidup yang sementara ini kita merasa benar-benar lengkap?

Segera kuenyahkan kekhawatiran itu. Mungkin ini rasa gugup yang muncul karena rencana pernikahan aku dan dia tahun depan. 12 Desember 2012 adalah tanggal yang bagus. Itu juga kalo kiamat gak jadi tahun depan sayang. Mungkin neraka mesti diperluas agar daya tampungnya cukup...begitu katanya dengan wajah seserius biasanya. Wajah serius orang-orang yang belajar menjadi dokter. Seingatku jarang wajah dokter yang tidak serius di negeri ini. Tetapi aku tetap tersenyum. Dia memang garing bila bercanda.

Kusiapkan kunci motor dan tas ranselku. Sore nanti, sekitar tiga jam lagi, aku akan ke Yogya. Membayangkan dia akan menyambutku dengan ceria walau setelahnya pasti dia mulai tenggelam dalam buku-bukunya yang tak menarik itu. Dia melarangku mati-matian mengendarai motor Bandung - Jakarta. Dia bersikeras agar naik kereta api atau travel, atau kendaraan apapun asalkan bukan motor. Aku menolak karena malas termangu di kereta atau mobil dalam jangka waktu yang lama. Rasakan unsur petualangannya, sayang....kemudian dia berhenti melarang. Mungkin telah lelah berargumen. Sebagai jurnalis aku mesti berani mengambil resiko. Jurnalis dan dokter, hmmm...bayangan yang indah setelah tahun depan sesaat menyergapku. Manusia hidup dan berbahagia karena bayangan-bayangan indah yang dibuatnya sendiri.

Aku segera menulis lagi. Tugas menulis laporan investigasi harus kuselesaikan hari ini. Selain membayangkan dirinya, aku juga mesti punya "ruang" bagi diriku sendiri. Entah ruang itu digunakan untuk keperluan personal atau profesi. Ruang tetap penting dalam relasi. Untuk berjalan bersama seseorang mesti punya ruang untuk memulai langkah. Untuk berdualitas seseorang mesti berjanji tak mengambil semua ruang milik orang lain. Bahkan dalam mengeja pun, entah dengan lembut atau terburu-buru, kita perlu menarik napas....

Sore menjelang....Sesaat lagi aku akan menuju kota indah di mana wanita, tempatku berdualitas, tinggal. Berdualitas, bukan oposisi biner. Semoga besok pagi kami berada dalam ruang yang sama tanpa jeda, tanpa upaya untuk menaklukkannya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...