Sabtu, 05 Februari 2011
Duran Duran - All We Need is Now
Urgensi Sekarang
Apa persamaan album terkini Duran Duran dengan Smashing Pumpkins? Keduanya berbeda walau bagi saya, kedua band ini adalah “penyelamat” atas masa lalu yang bisa saja teruk. Namun keduanya menyelamatkan hidup karena kedua band ini memberi keindahan. Duran Duran selalu mengingatkan dunia warna-warni 80-an, sementara Smashing Pumpins membuat saya merasa “nyaman” dalam kondisi gelap sekali pun, terutama melewati fase hidup di tahun 90-an. Lebih luas dari tafsir diri saya, kedua band ini adalah ikon pada jamannya masing-masing.
Mengapa keduanya saya anggap sama saat ini, alasannya adalah keduanya mementingkan makna sekarang sebagai titik masuk pembicaraan yang didedah sedikit mendalam. Duran Duran mengambil judul album teranyarnya dengan “All You Need is Now”. Sekiranya ini adalah manifesto sederhana bagi mereka untuk tidak mementingkan masa lalu dan masa depan, masa sekarang inilah yang penting dan mesti disyukuri. Smashing Pumpkins sudah cukup lama mengangkat topik sekarang dalam lagu-lagu mereka. Setidaknya ada dua lagu mereka senang membincangkan masa sekarang, kebetulan keduanya adalah lagu hit mereka. Lagu pertama adalah “Today” dari album terbaik mereka di tahun 1993, “Siamese Dream”. Kedua, adalah lagu “1979” dari album terbaik kedua mereka “Mellon Collie and Infinite Sadness” yang dirilis pada tahun 1995. Petikan lirik di lagu tersebut urgency of now (seperti yang dilafalkan Billy Corgan walau liriknya tertulis urgency of sound)...terus menerus ada di kepala saya sejak pertama kali mendengarkannya.
Karena itulah kita membicarakan makna “sekarang” sebagai titik masuk untuk menakar album terakhir Duran Duran ini. Membicarakan Duran Duran tentu saja kita membicarakan masa lalu mereka yang gilang gemilang. Bagi manusia yang menjadi remaja pada era 80-an kemungkinan besar tahu dengan banyak lagu hit Duran Duran, pengemasan tampilan mereka, dan juga salah satu pionir bagi invasi band-band Inggris ke Amerika yang kedua di dekade yang penuh warna itu. Lagu-lagu seperti “Planet Earth”, “Rio”, “Save A Prayer”, dan “Union of the Snake” adalah hit awal yang sangat melekat. Bahkan ketika mereka “membubarkan diri” dan sibuk dengan proyek masing-masing, kelima personel Duran Duran masih membuat musik bagus di band yang berbeda. “Arcadia” dan “Power Station”, dua band yang dibentuk oleh para personel Duran Duran pada tahun 1985 masih memberikan jejak yang manis pada dunia musik populer.
Setelah itu Duran Duran memasuki fase kedua dalam karir mereka. Walau tidak sebesar fase pertama, mereka masih mengeluarkan lagu-lagu hebat semisal “Notorius”, “Skin Trade”, dan “I don’t Want Your Love”. Pada fase inilah kita bisa ingat dengan ikon budaya populer 1980-an dan 1990-an di Indonesia, yaitu serial Lupus. Lupus adalah bentuk kekaguman Hilman, penulisnya, atas Duran Duran. Beberapa indikatornya adalah gaya rambut Lupus yang mirip dengan John Taylor, nama rekan Lupus, Boim Le Bon, yang mengambil nama vokalis Duran Duran, Simon Le Bon, juga judul lagu “Notorius” yang pernah digunakan sebagai judul bab di serial Lupus.
Pada tahun 1990, Duran Duran mengeluarka album yang kurang sukses berjudul “Liberty”. Kegagalan itu ditebus pada album berikutnya. Setelah vakum tiga tahun, mereka merilis lagi album yang kembali menempatkan mereka sebagai pusat perhatian pencinta musik. Pada tahun 1993 mereka merilis album self title atau dikenal juga dengan “Wedding Album”. Bagi saya album ini bukan saja album terbaik mereka, namun juga memiliki makna personal yang menemani transisi kehidupan di era pelajar ke kuliah. Siapa penyuka musik yang tidak teringat dengan lagu “Come Undone” dan “Ordinary World”?
Setelah itu tidak ada lagi album “comeback” briian yang mereka buat. Hal yang sama tidak terjadi untuk album “Astronout” (2006) yang mereka rilis setelah enam tahun tidak mengeluarkan album. Album penanda kembalinya formasi awal Duran Duran ini tidak sehebat album comeback pada tahun 1993 itu walau album ini terkategori bagus. Setelah itu mereka meluncurkan album “eksperimental” yang juga tidak meledak, “Red Carpet Massacre” (2007). Album yang menurut saya menjauh dari gaya bermusik Duran Duran.
Sekaranglah saatnya mereka mengeluarkan album bagus lagi. Album terakhir ini mengembalikan roh Duran Duran fase awal. Menurut saya album ini termasuk bagus walau belum seperti dua album terbaik mereka, yaitu “Wedding Album” dan “Rio”. Pecinta Duran Duran sejak lama diberikan nuansa masa lalu seperti lagu-lagu era awal. Inilah arti pentingnya menafsirkan kembali masa lalu dalam konteks kekinian. Pecinta Duran Duran masa kini bisa mendapatkan dinamisnya perubahan di dekade kedua milenium ini. Itulah sebabnya Duran Duran tidak lekang oleh jaman setelah berkarya kurang lebih tiga dekade seperti berkuasanya rejim Husni Mubarak di Mesir. Mubarak ingin segera dilengserkan, Duran Duran masih terus ditunggu hasil kreasinya.
Mendengarkan kesembilan lagu di album ini saya seperti kembali ke masa lalu tetapi bukan untuk mengenang-ngenang belaka, namun untuk mendapatkan yang baik dalam konteks sekarang. Dikembangkan dan dirasakan dalam-dalam hal yang baik itu. Saya sangat tidak sabar menunggu album ini dalam versi CD yang akan dirilis bulan Maret 2011 yang akan memuat lima lagu tambahan.
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan masa lalu dan masa depan, walau begitu untuk mencecap indahnya hidup, kita memang memerlukan masa sekarang. Di sini sekarang kita menghidupi hidup kita. Saya rasa ada untungnya mengetahui sedikit filsafat eksistensialisme, saya diingatkan keras untuk menghargai sekarang. Duran Duran mengingatkannya dengan lembut melalui album ini. Walau setelah dibaca tindakan ini menjadi masa lalu, saya menikmati benar saat ini ketika menulis ditemani segelas kopi panas, buku Djenar Maesa Ayu yang sudah selesai dibaca di meja komputer, sambil mendengarkan album Duran Duran “All You Need is Now”. Waktu saat sekarang ini indah sekali.
Judul Album : All You Need is Now
Penyanyi : Duran Duran
Daftar Lagu:
1. All You Need Is Now
2. Blame The Machines
3. Being Followed
4. Leave A Ligtht On
5. Safe (feat. Ana Matronic)
6. Girl Panic
7. The Man Who Stole A Leopard (feat. Kelis)
8. Runaway Runaway
9. Before The Rain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar