Rabu, 17 Maret 2010

Literasi Media untuk Para Pendidik


Pada tahun 2003, sewaktu saya dan teman-teman meneliti literasi media pada remaja tiga kota, literasi media belumlah banyak “diolah” oleh berbagai pihak. Atau kemungkinan besar sudah dilakukan oleh berbagai pihak tetapi dengan nama yang berbeda. Riset yang dilakukan oleh saya, mbak Yayuk (Rahayu), Puji Rianto, Pitra Narendra, dan Iwan Awaluddin tersebut didanai oleh kementerian riset dan teknologi.

Sedianya riset tersebut berlangsung tiga tahun, sampai dengan tahun 2005. Namun di tahun 2004 riset tersebut dihentikan dengan alasan yang sampai sekarang tidak kami ketahui. Kami sudah berusaha menanyakannya tetapi tidak pernah dibalas. Kami juga sudah menelepon tetapi tidak ada penjelasan yang memadai. Ternyata pada tahun itu semua riset sosial dihentikan. Kasus tersebut adalah contoh apartheid-isme untuk ilmu-ilmu sosial. Ketidakjelasan itu juga menyulitkan kami karena kami tidak bisa mempublikasikannya karena juga berkaitan dengan perjanjian yang dibuat sebelumnya.

Walau begitu, kami tetap menelaah literasi media dengan serius. Kemudian berusaha mengkampanyekannya pada masyarakat. Sejak beberapa tahun yang lalu, literasi media mulai diperhatikan oleh banyak pihak di Yogyakarta. Setidaknya, berbagai elemen masyarakat sipil, NGO dan kampus, mulai mengembangkan literasi media. Berbagai pihak yang dulunya melakukan kampanye literasi media dengan nama berbeda, mulai bersinergi. Pada tahun 2008 lalu misalnya, paling tidak ada tiga organisasi masyarakat sipil yang berusaha mengkampanyekan literasi media. Ketiganya adalah PKMBP (Pusat Kajian Media dan Budaya Populer), MPM (Masyarakat Peduli Media), dan ECCD-RC (Pusat Informasi dan Pelayanan Anak Usia Dini).

PKMBP berfokus pada penumbuhan literasi media pada pelaksana fungsi kehumasan, MPM menggeluti literasi media secara langsung di masyarakat. Sementara ECCD-RC mengkampanyekan literasi media di kalangan dunia pendidikan, yaitu pendidik untuk anak usia dini dan pendidikan dasar.
Modul ini adalah buah karya kegiatan ECCD-RC tersebut. Saya berkontribusi mengisi salah satu naskah di dalam modul itu. Hal ini membuat saya bahagia, setidaknya saya memberikan kontribusi walaupun sedikit pada penggalakan literasi media pada masyarakat Yogyakarta.

Modul ini berusaha memberikan pemahaman yang komprehensif tentang literasi media kepada pendidik usia dini dan dasar, dan sebisa mungkin mudah diaplikasikan. Pada setiap bagian terdapat latihan agar para pendidik nantinya bisa melatih para pembelajar. Bagian pertama buku ini berjudul “Memahami Literasi Media”. Mencoba memberikan pengertian awal mengenai literasi media. Bahasan di dalam bab ini adalah definisi literasi media, literasi media dan anak, dan cara mengimplementasikan literasi media di kelas.

Bagian kedua berjudul “Memahami Hak Anak dalam Kerangka Literasi Media”. Di dalam bab ini didiskusikan literasi media dalam kerangka hak anak dan peran guru di dalam implementasi literasi media bagi anak. Seperti kita ketahui, anak memiliki hak mendapatkan informasi dan hiburan dari berbagai media, termasuk dari televisi. Sementara kewajiban orang dewasa, orang tua di sekolah dan guru di sekolah, adalah membantu anak memahami pesan media dengan baik.

Bagian ketiga sudah lebih terfokus, yaitu “Memahami Isi Media”. Bab ini membahas isu paling penting dari literasi media, yaitu isi atau pesan media karena hampir semua audiens berinteraksi secara langsung dengan pesan media. Sementara ranah literasi media, institusi dan efek, lebih perlu dipahami oleh pembelajar di bidang ilmu komunikasi. Para pembelajar tersebut bertujuan memiliki tingkat literasi pada level menengah dan tinggi, sementara kebanyakan anggota masyarakat hanya perlu memahami literasi di level awal dan menengah.

Bagian keempat berjudul “Teori Dampak Media”. Ini adalah wilayah literasi media yang lain yang perlu diketahui. Dampak yang mendetail dipelajari di dalam studi, sedangkan dampak media dalam konteks pembelajaran perlu dipahami oleh para pendidik. Di dalam bab ini dipelajari teori awal dampak media, antara lain teori Belajar Sosial (Social Learning Theory), teori Kultivasi, dan teori Penguatan (nilai).
Bagian kelima, sesuai dengan bidang kerja para pendidik, berjudul “Pengembangan Kurikulum PAUD (KB, TPA, TK) yang Terintegrasi dengan Literasi Media. Modul ini ditutup dengan penjelasan mengenai “Penerapan Literasi Media dalam KTSP”. KTSP kependekan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Bagian ini disusun agar literasi media dapat membantu pembelajaran di kelas. Di luar penjelasan tiap bab, modul ini menjadi lebih “hidup” dengan ilustrasi dari Dhanan Arditya. Modul menjadi lebih menarik dengan ilustrasi yang pas dan menghibur.

Kekurangan modul ini adalah pada distribusinya, karena modul ini merupakan bagian dari kerjasama dengan yayasan TIFA dan bertujuan untuk menyosialisasi pemahaman tertentu, modul ini tidak dijual sehingga tidak tersedia di banyak tempat. Anggota masyarakat yang ingin mengaksesnya kemungkinan harus mencari sendiri ke sektetariat ECCD-RC. Kelebihannya, modul ini menjadi bagian dari dokumen besar mengenai literasi media yang ada di Yogyakarta dan menjadi dokumentasi kegiatan yang mungkin untuk ditingkatkan di masa mendatang. Tentunya agar literasi media semakin dipahami oleh masyarakat dan relasi masyarakat dengan media, terutama televisi, akan semakin seimbang.

Semoga.

Judul : Modul Literasi Media untuk Pendidik Usia Dini dan Dasar
Tahun : 2009
Penerbit : ECCD-RC (Early Childhood Care Development-Resource Centre) dan Yayasan Tifa
Koordinator tim : Beni Antono
Editor : Puji Rianto
Kontributor : Demitria Budiningrum
D. Danarka Sasangka
Elga Andriana
Hasanah Safriyani
Puji Rianto
Wisnu Martha Adiputra

1 komentar:

  1. Salam.. saya sedang mencoba memberikan literasi media kepada masyarakat sekitar rumah, namun selama ini bahan hanya saya dapatkan melalui browsing internet, beberapa buku dan mengamati isi media. saya tertarik dengan modul ini. dimana kira-kira saya bisa mendapatkannya? Apakah dijual bebas?

    BalasHapus

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...