Selasa, 23 Maret 2010
Musik Kamar dan Pikiran yang Mengembara
Mendengar dua atau lebih album yang mirip, kemungkinan kita akan tergerak untuk mengkomparasinya. Begitu pun ketika saya mendengarkan album ini. Dengan segera saya membandingkannya dengan album Endah dan Ressa dan juga dengan album Andre Harihandoyo and Sonic People.album-album yang mirip secara musikal. Album ini berada sedikit di bawah keduanya ketika dibandingkan. Tidak seperti kedua album yang lain itu, yang juga menggunakan gitar gitar sebagi elemen utama dan aransemen sederhana, yang begitu solid kumpulan lagunya.
Album ini tidak berbicara dalam topik yang khusus. Album ini didefinisikan oleh penyanyinya sebagai “rekaman kamar”. Kemudian album ini benar-benar sekadar “musik kamar”. Album yang diproduksi dan dihayati di kamar tanpa menerobos ke luar. Album ini memberikan rasa tenang tetapi hanya itu saja. Musik yang diangkat kurang mengajak kita pada pengembaraan pikiran.
Jangan sepelekan pikiran yang mengembara. Pikiran adalah kekuatan terbesar manusia. Pikiran yang mengembara tersebut bisa dimunculkan melalui musik yang sederhana dan hanya sekadar dinikmati di dalam kamar, sendirian dan memanjakan diri sendiri. Stephen King misalnya, dia menulis karya-karyanya di sebuah kamar yang menghadap dinding. Walau begitu kita tahu bahwa novel-novelnya penuh dengan imajinasi dan menunjukkan kembara pikiran.
Album ini sebenarnya bisa diarahkan pada pikiran yang mengembara. Antara lain melalui lagu “Memilihmu”, yang menganalogikan memilih kekasih itu seperti memasuki dan belajar di sekolah unggulan. Coba bila situasi sekolah unggulan dimunculkan, pasti makna kembara pikiran itu akan lebih terasa. Lagu-lagu lain muncul dengan suasana yang mirip. Walau enak didengar, tidak ada hal baru yang disampaikan. Suasana yang dibangun adalah suasana yang tenang dan damai di kamar ataupun di rumah.
Album ini juga potret dari kondisi musik Indonesia sekarang ini. Di wilayah musik indie juga bisa terdengar musik yang relatif mirip. Tidak apa sebenarnya. Tetapi memunculkan musik yang relatif mirip dengan yang sebelumnya apalagi bila album-album sebelumnya itu lebih sukses, adalah sesuatu yang beresiko dianggap sebagai epigon.
Walau begitu pilihannya sama. Bila kita ingin mendengarkannya di kamar, musik yang dibawa adalah musik yang enak. Bila kita ingin mengembarakan pikiran, album ini belum ada di sana. Tidak lebih dan tidak kurang.
Penyanyi : Adhitia Sofyan
Album : Quiet Down
Tahun : 2009
Daftar Lagu:
1. Adelaide Sky
2. Memilihmu
3. Blue Sky Collapse
4. Invisible
5. Greatest Cure
6. In to You
7. Reality
8. Deadly Storm Lightning Thunder
9. W.Y.L.
10. City of Flowers
11. Number One
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar