Rabu, 31 Maret 2010
Siksa Neraka
Bila mendengar kata “neraka”, apa yang ada di benak teman-teman? Apakah neraka itu sebuah tempat imajiner di kepala kita, yang akan ditempati oleh sebagian dari umat manusia? Atau neraka itu sudah ada di tempat kita hidup sekarang ini? Silakan dijawab sendiri dan kemungkinan tafsirnya bisa beragam sekali.
Hal yang saya tahu, neraka adalah tempat yang sangat sangat mengerikan, sesuai dengan cerita-cerita guru mengaji saya dulu. Neraka kemudian beroposisi biner dengan surga. Surga dan neraka digambarkan begitu berbeda dan tentu saja, surga adalah harapan banyak orang sementara neraka adalah sesuatu yang harus dihindari.
Apa gambaran neraka bagi anak muda sekarang? Gambaran ini mesti dicek melalui telaah yang berhati-hati. Hal yang jelas, penggambaran neraka dalam film-film terbaru, terutama yang dari Barat, memberikan gambaran yang berbeda. Coba kita tengok film “Constantine” dan “Hell Boy” di mana para “penghuni” neraka memberontak dan malah menjadi penyelamat dunia.
Entahlah. Mengeksplorasi “neraka” dalam konteks kekinian mungkin cukup sulit bagi saya bila hanya mengandalkan bacaan yang sedikit. Hal yang jelas bagi saya adalah neraka itu mengerikan. Salah satunya bersumber dari bacaan-bacaan jaman dulu. Ada sebuah buku kecil yang benar-benar saya “takuti” isinya. Saya lupa judulnya pada awalnya. Saya hanya bisa mengingat bahwa saya takut dengan buku itu. Setiap membacanya membuat saya takut setengah mati.
Beberapa waktu yang lalu secara ajaib saya mendapatkan buku tersebut dari seorang teman yang baru pulang berdinas dari Gorontalo. Ternyata buku itu berjudul “Siksa Neraka” dan setelah saya baca-baca lagi, buku tersebutlah yang pernah saya baca tentang neraka, yang kemudian menjadi sumber utama pengetahuan saya selama bertahun-tahun.
Tadinya saya ingin mengunggah sampul buku dan beberapa halaman yang ada di dalam buku ini tetapi saya urungkan. Gambar-gambar tersebut terlalu ofensif dan saya khawatir akun facebook saya diblokir. Intinya, penggambaran buku kecil ini begitu mengerikan. Saya kutipkan saja tulisan di sampul belakangnya: adik-adik pembaca, inilah selintas gambaran tentang neraka….Apabila kita telanjur berbuat dosa maka segeralah bertaubat, agar mendapat ampunan Allah dan terhindar dari siksa neraka…Adik-adik? Penulis buku ini bilang seperti itu, berarti secara eksplisit buku ini ditujukan pada anak-anak.
Coba kita tengok salah satu halamannya, tepatnya di halaman 30, …sesaat kemudian benda-benda itu datang dengan berbentuk “rokok daun ganja”, suntikan yang berisi cairan “morphin”, “heroin” dan lain sebagainya! Mereka segera menggunakan benda-benda itu dan seketika itu pula daging dan kulit mereka yang melekat di tubuh menjadi rontok hancur luluh. Kalimat tersebut disertai gambar yang vulgar. Ini baru satu halaman. Hampir semua halaman berisi gambar yang tidak pantas untuk anak-anak. Hal yang sama sudah dapat dilihat dari sampul depan buku kecil atau komik ini. Gambarnya sudah kelewat sadis. Uniknya, ada lingkaran kecil bertuliskan “cergam tauladan”.
Saya bertanya pada teman-teman yang lebih tua dan yang lebih muda dari saya. Teman yang lebih tua, umurnya di pertengahan 40-an, bilang dia dulu juga membaca buku ini. Begitu pula teman saya yang jauh lebih muda, usianya pertengahan 20-an. Dia juga “hidup” dalam kurun waktu yang begitu lama. Walau harganya murah, sekitar dua ribu lima ratus rupiah, buku ini pastinya sudah sangat menguntungkan bagi kreatornya. Ini dengan catatan bila penulisnya masih orang atau organisasi yang sama.
Tertera di sampul buku penerbit buku ini adalah CV. Pustaka Agung Harapan Surabaya dan juga penulisnya, MB. Rahimsyah AR dan Irsyadul Anam. Tetapi tidak ada sama sekali keterangan alamat dan juga klasifikasi umur pembaca buku ini. Jelas buku ini akan merugikan bila dibaca oleh anak-anak yang belum memiliki pemahaman agama yang memadai. Walau begitu, buku semacam ini adalah fenomena lain “media cetak” atau barang cetakan yang hadir di wilayah tak terperhatikan, murah, dan ditujukan biasanya untuk kelas bawah. Buku semacam ini mirip dengan barang cetakan berisi teka-teki silang dan notasi lagu yang berharga murah, dicetak seadanya, namun laris luar biasa.
Kembali pada pertanyaan awal, apa makna “neraka” bagi teman-teman?
apakah seperti kebanyakan tafsir yang bersumber dari agama, atau laksana tafsir seorang tokoh eksistensialis, bahwa neraka adalah orang lain (dan juga di dalam hati kita sendiri)?
Info buku
Judul : Siksa Neraka, Cergam Tauladan
Pelukis : MB Rahimsyah AR
Cerita : Irsyadul Anam
Tahun : tanpa keterangan
Penerbit : CV Pustaka Agung Harapan Surabaya
Harga : Rp. 2500,-
Jumlah halaman : 32 hal. Gambar hitam putih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Wah, terima kasih sudah mengingatkan saya pada buku ini. :)
BalasHapusMemang buku ini efeknya luar biasa, apalagi buat anak-anak sekolah (saya juga merasakan sampai sekarang). Kenapa sampai sekarang tidak ada yang ribut-ribut soal ini? Buku LKS Sejarah yang cuma salah sekalimat saja bisa ditarik dari pasaran kok.
sekarang bukunya udah ga ada lagi :'(
BalasHapus