Rabu, 15 Desember 2010

KLa Project - Exellentia (2010)


Siapa yang sukmanya tak tergedor dan "syaraf" cintanya tak tersentuh bila membaca dan memaknai lirik pembuka lagu seperti ini: indah larik pelangi, seusai membuka hari dari lagu “Menjemput Impian”...atau, pulang ke kotamu ada setangkup rindu, petikan dari lagu legendaris, “Yogyakarta”, atau bulan merah jambu luruh di kotamu, ku ayun sendiri langkah-langkah sepi, penggalan dari lirik “Tak Bisa ke Lain Hati”. Mereka, para penciptanya, sungguh jago menulis lirik dan mencipta musik yang sederhana, puitis, namun megah.



Itulah sebabnya ketika mengakses “Exellentia”, album terbaru Kla Project ini, harapan saya atas lirik puitis nan maut segera mengemuka. Kla adalah salah satu musisi Indonesia yang mampu membuat lirik yang bagus. Mungkin karena era di mana Kla mencapai puncak karir, akhir dekade 1980-an dan awal 1990-an, bahasa Indonesia masih diperlakukan dengan penuh hormat dan serius. Musisi lain yang menurut saya bagus dalam menulis lirik berbahasa Indonesia adalah Ebiet G. Ade untuk musisi masa lalu dan White Shoes and Couple Company untuk masa sekarang.



Harapan itu lumayan terpenuhi di lagu ketiga di album ini, rumput hatiku yang mengering/tak tersiram hujan namun coba bertahan/di situ pernah kau terbaring/tumbuhkan bunga sejenak lalu tinggalkan (Hilang Separuh Hati). Hal yang sama muncul di lagu “Tak Ingin Kuberalih”, yang telah muncul pada mini album yang dirilis dua tahunsebelumnya, “Returns”, hujan basahi pagi/dingin menemani/dan masih ku di sini/berharap menanti/semenjak kau pergi/menyisakan duka ini...Untaian kata yang cocok dengan suasana hujan seperti sekarang ini di Yogyakarta. Formula lama penulisan lirik, sebagian besar oleh Katon Bagaskara, digunakan kembali.



Album berisi sepuluh lagu ini diawali dan diakhiri dengan lagu yang cepat, “Revolusi Disco” dan “Mimpimu Nyata”. Lagu pertama mengingatkan saya pada lagu-lagu disco tahun 1980-an yang cepat namun tetap “lembut”. Sementara lagu pamungkas album ini bicara tentang sulitnya meraih mimpi, namun tips oleh Kla sepertinya layak diikuti: ...tentukan dulu impian/lukiskan dalam pikiran/sejelas mungkin seperti kau ingin/lalu coba rasakan...Sepintas kita kan ingat dengan banyak tips seperti ini dalam psikologi populer dan sepertinya makna lirik tersebut mirip dengan pengalaman yang mereka alami. Dua tahun baru mengeluarkan album setelah berjanji akan langsung mengeluarkannya pasca mini album “Returns”, dan sebelumnya sembilan tahun kosong tak merilis album karena berbagai hal.



Kesepuluh lagu di album ini cukup bagus, namun saya pribadi tidak menemukan lagu yang benar-benar menggedor sukma seperti lagu-lagu mereka jaman dulu, misalnya “Yogyakarta”. Lagu legendaris tersebut “meruang” kembali dalam kondisi terkini di mana keistimewaan kota hebat ini dipersoalkan kembali. Melampaui perdebatan kekuasaan dan kepentingan, bagi saya, melalui lagu “Yogyakarta” itu, semua pencintanya akan paham bahwa Yogya akan selalu istimewa di hati kita selamanya.



Gedoran sukma itu bahkan akan lebih kuat bila saya mendengarkan lagu-lagu dari album Kla di album yang juga memuat lagu “Yogyakarta” itu, “Anak Dara” dan “Bantu Aku”. Dua lagu yang tidak masuk dalam album the best, namun sangatlah bagus. “Anak Dara” yang bercerita tentang cinta seorang anak muda memunculkan gambaran yang relatif lengkap tentang orang yang baru belajar mencintai lawan jenis...cintaku sederhana saja, milik seorang jejaka hijau, merekah ketika saatnya berkembang...apalagi dengan diulasi suara saksofone yang oke punya. Lagu ini menjadi lagu Kla yang paling saya sukai.



Semua lagu di album ini merupakan lagu-lagu yang ramah dengan telinga. Enak didengar dan renyah dinikmati. Satu lagu yang paling oke menurut saya adalah “Hidup adalah Pilihan”, lagu yang sudah populer terlebih dahulu sebelum “Exellentia” dirilis, melalui internet ini adalah lagu yang bagus. yang secara cerdik memainkan makna dari untaian kata antara memilih adalah esensi dalam laku hidup atau kita, individu-individu yang unik, adalah “pilihan” dari Sang Pencipta. Kita adalah yang terbaik dalam menjalankan hidup kita sendiri. Petikan liriknya yang juga pas adalah andai mesti aku pindahkan/satu gunung yang tinggi/dengan iman, kupercaya terjadi. Iman dan hal-hal tak konkret semisal memindah gunung memang pas sekali untuk dihubungkan. Mereka memahami hal itu. Penggalan lirik ini tidak terkesan memberikan wejangan a la pejabat seperti dengan menggunakan tangan kanan kita tingkatkan iman dan taqwa. Ini adalah tafsir berlebihan untuk slogan sebuah daerah di dekat Jakarta. Atau kalimat lain a la pejabat yang lain seperti ini, dengan iman kita lawan pemanasan global atau dengan iman kita atasi efek negatif Wikileaks.



Lagu lain, “Hilang Separuh Hati”, juga lagu yang menarik untuk didedah. Potongan lirik Beribu warna, kau mampu lukiskan di atas kanvas, bingkai kehidupan, tak usah meragu, saat kau melangkah, ikuti hatimu, menentukan arah hampir menyamai metafor puitis lirik lagu-lagu lama Kla. Lagu ini berjudul mirip dengan lagu cengeng “Separuh Jiwaku Pergi” yang populer beberapa waktu yang lalu. Walau begitu mesti dibedakan antara cengeng dan romantis dalam mengkreasi karya.



Hal yang sama terjadi dengan lagu “Mana Kutahu”. Lagu romantis yang elegan ini menunjukkan bahwa perpisahan tidak harus bersedih menye-menye seperti pak “Benye”, yang katanya pemimpin kita itu. Satu-satunya lirik lagu di album ini yang tidak ditulis oleh Katon Bagaskara ini tidak jatuh pada kecengengan seperti beberapa lagu Indonesia yang populer belakangan ini. Makna lagu ini mirip dengan “Into Deep”-nya Genesis dan “Separate Live” oleh Phil Collins, yang bercerita tentang perpisahan antara dua orang dengan ciamik. Daya hati yang dikerahkan pada tulisan tidak harus menjadi menyebalkan dan “menye-menye” yang tidak menarik itu.



Singkat kata, album ini cukup bagus walau belum menyamai karya-karya terbaik mereka. Album yang layak didengar dalam suasana hari penuh hujan seperti sekarang. Bagi penggemar lama Kla, album ini bisa mengobati kerinduan. Bagi anak muda jaman sekarang, puitisasi lirik yang tidak terlalu rumit pastinya akan menarik minat mereka untuk mendengarkan dan menjadi penggemar baru Kla. Bagi siapa pun yang mendengarkan dengan meluangkan waktu sekitar empat puluh menit untuk seluruh lagu di album ini, waktu itu tidak terbuang sia-sia.



Penyanyi : Kla Project

Judul : Exellentia

Tahun Rilis : 2010

Label : Kla Corp. dan Citra Suara

Harga : Rp. 50.000,-



Daftar lagu:

1.Revolusi Disco
2.Cinta Bukan Hanya Kata
3.Hilang Separuh Hati
4.Mana Kutahu
5.Impian Tumbang
6.Kau Pulihkan Luka
7.Rahasia Semesta
8.Hidup adalah Pilihan
9.Tak Ingin Ku Beralih
10.Mimpimu Nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...