Bukan, bukan berarti tulisan ini memandang rendah tentara dalam aktivitas tulis-menulis. Namun, inilah yang di-highlight, walaupun tersamar, bahkan oleh penerbitnya sendiri: bahwa ada lho tentara yang bisa menulis dengan baik. Plus, penulis buku ini, pak Chappy Hakim, adalah penulis yang produktif.
Kurang lebih penulis buku ini sudah menerbitkan 100 buku. Penulis buku ini adalah “spesies” langka di Indonesia karena sedikit sekali anggota militer yang aktif menulis. Apalagi Chapy Hakim adalah mantan orang nomor satu di angkatan udara Republik Indonesia. Kita bisa membayangkan bagaimana di tengah kesibukannya, dia masih bisa menulis. Begitulah, bila menulis sudah menjadi semacam hobi atau kesenangan. Tulisan akan mengalir dengan deras, sederas air sungai.
Melihat jejak rekamnya di bidang menulis, kita bisa melihat bahwa penulis buku ini memang penulis yang berpengalaman. Walau demikian, blog-lah yang menurut saya membuatnya menjadi lebih produktif karena bagaimana pun juga, blog mengatasi keterbatasan media massa yang berkaitan dengan ruang pada media cetak dan waktu pada media penyiaran. Beliau termasuk blogger yang paling rajin di situs blog Kompasiana. Situs blog yang difasilitasi oleh Kompas, media berita terkemuka negeri ini.
Demikianlah, karena tertarik dengan penulis yang produktif dan peran blog dalam mendukung tulis-menulis, saya tertarik mengakses buku ini. Saya tertarik pada semua buku yang berasal dari blog. Mulai dari Naked Traveller karya Trinity, sampai dengan The Long Tail karya Chris Anderson. Juga beberapa buku dari istri saya dan teman-temannya yang difasilitasi oleh blog Multiply.
Kecuali dengan buku The Long Tail, buku Cat Rambut Orang Yahudi ini lebih serius bila dibandingkan dengan buku-buku yang saya sebutkan di atas. Buku ini menunjukkan pengamatan penulis pada banyak hal. Tetapi memang keahlian utama penulisnya adalah pada bidang kedirgantaraan.
Membaca tulisan-tulisan di buku ini, kita juga akan bisa melihat penulis lebih mengutamakan “hati” yang lembut dalam menelaah berbagai fenomena bahkan melihatnya dari sisi humor. Hal ini terlihat, terutama di dalam tulisannya yang ada pada bagian “Ayo Merenung Sejenak”. Kita jadi paham sekaligus tersenyum simpul setelah membacanya. Inilah yang dianggap bertolak-belakang dengan kehidupan “keras” militer.
Mungkin karena itulah, tulisan-tulisan pak Chappy ditunggu dan dibaca oleh banyak orang. Indikator ketertarikan tersebut tentu saja berasal dari komentar yang masuk di blog, terutama dari dua tulisannya yang menjadi judul buku ini: “Cat Rambut” dan “Mengapa Orang Yahudi Banyak yang Pintar?”.
Tetapi juga dari judul buku inilah, menurut saya sedikit kekurangan buku ini berasal. Judul buku “Cat Rambut Orang Yahudi” sedikit mengarahkan calon pembaca pada harapan berbeda karena toh tulisan seperti itu tidak ada di dalam buku. Sebaiknya, dicari judul lain yang lebih mencerminkan isi keseluruhan buku. Mungkin ini adalah strategi pemasaran agar penjualan buku ini menjadi baik.
Buku ini terdiri dari empat bab; Pemimpin, Transportasi, Apakah Anda Tahu, dan Ayo Merenung Sejenak. Pada bab pertama, sedikit banyak penulis buku ini berbicara tentang politik. Pada bab kedua penulis ini lebih banyak berbicara masalah transportasi udara yang menjadi keahlian utamanya. Justru pada dua bab selanjutnya saya menemukan banyak informasi baru yang unik dan terkadang mengejutkan.
Misalnya pada tulisan dua tulisan tentang “Malas Membaca” dan “Malas Menulis?”. Penulis buku ini mengritik profesinya sendiri yang kurang mau menulis, terutama karena berdalih sebagai “orang lapangan”. Juga analisisnya mengapa orang malas menulis. Ia berpendapat bahwa orang yang malas menulis adalah orang yang otaknya “kosong” karena itulah dia tidak bisa menulis. Apa yang mau dikeluarkan dalam menulis bila tidak ada yang bisa dikeluarkan?
Terus terang, saya merasa tersindir dengan pendapat tersebut walau kemudian tersenyum simpul. Saya yang salah satu tugas utamanya menulis saja, tidak bisa seproduktif pak Chappy…hehe…Walau demikian, saya senang dengan buku ini karena memicu saya, mungkin juga pembaca lain, untuk produktif menulis dan juga terus membaca. Bagaimana pun juga, membaca dan menulis itu seperti uang koin. Tak terpisahkan dan saling melengkapi.
Satu lagi pak Chappy. Menulis membantu kita berpikir dengan lebih terstuktur. Juga membantu kita melihat dunia dengan lebih jernih sekaligus takzim. Singkat kata sebagai penutup, buku ini bagus dan memberi banyak inspirasi, terutama dalam hal tulis-menulis yang katanya sulit itu.
Judul : Catatan Rambut Orang Yahudi: Catatan Blog Chappy Hakim
Penulis : Chappy Hakim
Tahun : 2009
Penerbit : Kompas
Harga : lupa, sekitar Rp. 60.000,-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar