Rabu, 23 Mei 2012
Mimpi
Semalam saya bermimpi. Mimpi yang aneh sekaligus unik. Mimpi yang aneh karena saya seperti sadar dan hadir di mimpi itu. Unik karena kejadian di dalam mimpi tidak saya pikirkan belakangan ini. Saya bermimpi saya hadir kembali pada suatu hari dalam kehidupan di sekitar tahun 1994 – 1995. Di dalam mimpi itu hadir seluruh keluarga saya, ayah, ibu, dan ketiga adik saya. Saya mengamati adik perempuan saya membenahi isi lemari pakaiannya. Pakaian yang paling saya ingat adalah seragam SMA-nya. Adik lelaki saya, yang paling rajin, sedang memberesi rumah. Di dalam mimpi kami baru pindah rumah kontrakan. Pada masa itu kami sering berpindah rumah karena menjadi “kontraktor”, pengontrak rumah. Uniknya, kali ini rumah kontrakan kami adalah rumah bekas Taman Kanak-kanak. Rumah itu meriah sekali, penuh warna. Adik saya yang paling kecil dan ibu saya tidak saya lihat dengan jelas. Saya hanya merasakan kehadiran mereka sepintas tetapi saya tahu mereka ada dalam bingkai mimpi saya itu.
Hal yang paling unik adalah kehadiran ayah saya. Beliau telah pergi untuk selamanya di tahun 2002 sehingga kehadiran beliau walau hanya di dalam mimpi sedikit mengobati rasa rindu saya. Saya melihat ayah tersenyum. Bahagia sekali sepertinya. Ayah menonton televisi, sepertinya acara highlight pertandingan sepakbola, dengan posisi favoritnya, tidur dengan salah satu kaki ditumpangkan pada kaki yang lain. Ayah selalu tersenyum, terutama bila saya berkali-kali lewat di dekatnya. Di sini letak anehnya mimpi ini, saya ingin berbincang banyak dengan ayah namun tidak ada kata yang keluar. Saya ingin memeluk beliau tetapi tidak bisa bergerak. Namun ada yang saya ingat pasti dan saya rasakan benar. Saya merasa sangat bahagia ada di tengah keluarga saya. Hidup benar-benar penuh warna indah. Saya juga menyadari bahwa saya menyadari bahwa saya berada di tengah mimpi. Tadinya saya tidak ingin terbangun karena perasaan bahagia yang begitu kuat. Tetapi akhirnya saya terbangun dan ternyata rasa bahagia itu masih ada walaupun tak terlalu lama.
Saya baru menyadari bahwa mimpi bukan hanya berguna menggambarkan apa yang belum terjangkau. Mimpi juga berguna untuk mengingat perasaan pada masa lalu. Masa lalu yang bagaimanapun indah atau sedihnya, betapapun kita rengkuh dengan kuat, tidak akan pernah kembali lagi. Tak apa juga, kita tetap dapat berbahagia setelahnya.
Dreams
oleh the Crenberries
All my life
Is changing every day
In every possible way
In all my dreams
It's never quite as it seems
Never quite as it seems
I know I've felt like this before
But now I'm feeling it even more
Because it came from you
Then I open up and see
The person falling here is me
A different way to be
I warn more
Impossible to ignore
Impossible to ignore
They'll come true
Impossible not to do
Impossible not to do
Now I tell you openly
You have my heart so don't hurt me
You're what I couldn't find
Totally amazing mind
So understanding and so kind
You're everything to me
All my life
Is changing every day
In every possible way
And oh my dreams
It's never quite as it seems
Cause you're a dream to me
Dream to me
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar