Selasa, 01 Mei 2012

Yovie Widianto, dkk - OST Negeri 5 Menara (2012)



#Belajar Ekonomi Politik Media - Kasus 6#


Album yang merupakan OST dari film berjudul sama ini adalah contoh bagus untuk mengamati ekonomi politik media di Indonesia. Merujuk pada pemikiran Vincent Mosco bahwa ekonomi politik media selalu merujuk pada tiga aktivitas utama yaitu komodifikasi, strukturasi, dan spasialisasi, walaupun komodifikasi adalah aktivitas utamanya. Komodifikasi bisa diartikan sebagai aktivitas kemediaan untuk mengubah nilai fungsi menjadi nilai tukar. Aslinya komodifikasi merujuk pada pesan media walaupun kemudian dapat diterapkan pada pelaku dan konteksnya secara umum.

Komodifikasi mudah diamati dari album ini. Pertama, novel Negeri 5 Menara adalah novel best-seller sehingga konten media dalam format yang lain perlu segera diproduksi agar momen "laris" tersebut tidak keburu hilang. Kedua, karena aktivitas kemediaan yang ditinjau dari ekonomi politik mengamati proses perencanaan, produksi, distribusi, eksebisi, dan juga konsumsi, semua alur tersebut bisa dikelola agar "komoditas" dapat memberikan profit optimal. Album ini sebagai komoditas diatur agar distribusinya terbatas hanya bisa diakses di toko buku gramedia, yang juga menerbitkan novelnya. Gramedia sudah sering melakukan hal yang sama untuk novel-novelnya. Misalnya saja novel the Hunger Games yang dirilis kembali dengan sampul yang sama dengan ilustrasi filmnya, begitu juga Twilight. Untuk produk media musik populer Gramedia juga mendistribusikan secara ekslusif album Musikal Laskar Pelangi dan OST Badai Pasti Berlalu, yang ternyata bermasalah dari sisi hak cipta.

Setelah mendengarkan album ini beberapa kali, menurut saya album ini biasa saja: tidak ada lagu yang "menggedor" sukma. Mungkin bagi siapapun yang menafsir sebuah album OST perlu terlebih dahulu menonton filmnya agar substansi lagu bisa didapat. Namun bila berdasarkan lagu-lagu di dalam album ini saja, isinya agak membosankan karena cenderung seragam. Untuk menonton filmnya dan juga membaca novelnya saya belum terpanggil. Bagi saya isinya mirip dengan banyak kisah-kisah inspirasi yang lain. Kita tahu bahwa banyak sekali konten media dalam berbagai format berusaha menyampaikan inspirasi untuk berusaha, memotivasi untuk maju, dan hal-hal lain yang senada dan "mantra" yang nyaris sama. Masih lumayan substansi Negeri 5 Menara ini yang berusaha menunjukkan bahwa siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil, nasihat yang sebenarnya sudah kita dengar dari jaman dulu, sampai bujukan yang rada absurd, semisal malas tapi sukses, berhasil dengan utang, dan menjadi kaya dalam semalam.

Walau begitu, OST ini potensial menggapai audiens yang sudah terlanjur suka dengan novel dan filmnya karena biasanya, audiens yang sudah menyukai konten media dalam format media tertentu akan berusaha mengakses konten dalam format media yang lain. Inilah yang menyebabkan komodifikasi mudah terlaksana belakangan ini, era di mana kemajuan teknologi dan daya beli dan kesadaran untuk memproduksi pesan media lebih pada sekadar kuantitas bukan pada kualitas. Era di mana negara semakin abai dengan hak-hak masyarakat atas informasi dan berkomunikasi dengan membebaskan media sepenuh-penuhnya dikendalikan kepentingan ekonomi dan politik, tanpa timbangan sosiokultural.

Daftar lagu:
1. Yovie & Nuno - Man Jadda Wajada
2. Yovie & Nuno - Galau
3. Yunika - Inginku (Bukan Hanya Jadi Temanmu)
4. Basejam - Doamu Ibu
5. Andhika Pratama & Eriska Rein - Menahan Rindu
6. Teza Sumendra & Yunika - Melukis Mimpi
7. Yunika & Ogie Megadalle - Bunga Hatiku
8. Hedi Yunus feat. Titi DJ - Anugerah Cinta
9. Hedi Yunus - Waktu yang Tersisa
10. Alika - Cita Diri
11. Platinoem feat. Ikang Fawzi - The Winner
12. Naara - Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...