Senin, 08 Februari 2010
Everything Must Go
Sebuah lagu, atau lebih luas lagi, sebuah album, sama seperti teman. Ada teman-teman yang memberikan inspirasi lebih ketika kita bersama atau berdialog dengan mereka. Album ini adalah salah satu “teman inspiratif” itu. Album musik yang ketika didengar-dengarkan, dicerna, dan dianalisis liriknya, selalu membuat saya bersemangat lagi untuk melanjutkan hidup. Sejak pertama-kali mendengar lagu Manic Street Preachers (MSP) dari album ini, “A Design for Life”, saya langsung menemukan salah satu band favorit.
Album ini bukanlah album Manic Street Preachers pertama yang saya kenal, saya justru mendengarkan album MSP lewat album setelahnya, “This is My Truth Tell Me Yours”. Walau demikian, saya sudah mendengarkan tiga lagu dari album ini ketika pertama-kali rilis. Ketiga lagu itu selain “A Design for Life”, adalah “Australia” dan “Everything Must Go”. Ketiganya benar-benar memberikan sesuatu yang baru pada saat itu, lirik yang cenderung bernuansa Marxist nan cerdas.
Mendengar MSP membuat dua band kesukaan saya yang lain, U2 dan REM, jadi terasa “tua”. Sementara U2 dan REM membicarakan posmodernisme dan akhir dunia pada jaman itu, MSP berbicara tentang “belajar” dalam rangka memperjuangkan kelas pekerja. MSP berbicara bukan bagaimana menafsirkan dunia dan masa depan tetapi bagaimana “menghadapinya”. Bertemu dan berdialog dengan realitas walaupun terkadang itu menyakitkan. Hal ini terungkap jelas dalam lagu “Australia”.
Sementara di dalam lagu “Everyrhing Must Go” kita semestinya menghadapi realitas dengan berani karena segalanya mesti berakhir, diniatkan atau dibiarkan mengalir. Sekalipun untuk berhadapan dengan realitas kita tidak perlu meminta “penjelasan” untuk semuanya. Jalani saja….
Mereka juga berbicara tentang orang-orang yang mereka kagumi. Willem De Kooning, seorang pelukis Belanda yang mereka kagumi, muncul dalam “Interiors”. Nantinya, pada album “Forever Delayed”, Kooning muncul lagi dalam lagu “Door to River”. Tokoh yang paling kontroversial, yang diangkat oleh MSP adalah Kevin Carter di dalam lagu berjudul nama orangnya. Carter adalah seorang wartawan foto yang memotret anak Afrika yang sekarat, sementara burung pemakan daging menunggu di sebelahnya. Anak kecil itu akhirnya meninggal dan Carter terus-menerus dihinggapi rasa bersalah. Walau foto tersebut mendapatkan banyak penghargaan untuk foto jurnalistik, Carter tidak merasakan itu sebagai kebahagiaan. Carter akhirnya meninggal bunuh diri dengan sengaja menghirup asap dari mobilnya.
“A Design for Life” tentu saja adalah salah satu lagu mereka yang paling terkenal yang membawa mereka pada keterkenalan. Lagu ini menjadi mars kelas pekerja di Wales. Saya juga mengutipnya secara lengkap di dalam thesis saya, sekadar untuk mengingatkan harapan dan mimpi saya nantinya. Bagi rekan-rekan
yang ingin mengakses album ini lebih dalam lagi, inilah daftar lagu lengkapnya. Album ini dirilis pada tahun 1996 dan dirilis ulang dalam rangka ulang tahun ke-10 albumnya pada tahun 2006. Ini daftar lagu pada tahun 1996:
Daftar lagu:
1. Elvis Impersonator Blackpool Pier
2. A Design for Life
3. Kevin Carter
4. Enola/Alone
5. Everything Must Go
6. Small Black Flowers that Grow in the Sky
7. The Girl who Want to be God
8. Removables
9. Australia
10. Interiors (Song for Willem De Kooning)
11. Further Away
12. No Surface All Feeling
Album ini adalah album pertama tanpa Richey Edward yang menghilang sebelum album ini selesai. Namun lirik lagu dari Edward masih cukup mewarnai album ini. Ada satu lagu yang menurut saya maknanya bagus sekali walau lagu ini tidak termasuk hits. Lagu ini menurut saya adalah saripati dari album ini. Lagu ini adalah salah satu lagu yang selalu memberi inspirasi saya untuk tetap bersemangat walau kondisi sedang kalut. Juga untuk tetap “sadar” ketika keadaan sedang tenang melenakan. Begitu juga teman-teman "sepermainan" kuliah yang menginspirasi catatan ini…terima kasih teman untuk semua inspirasinya, dahulu dan kini…
Small Black Flowers that Grow in the Sky
You have your own number
They dress your cage in its nature
Once you roared now you just grunt lame
Pace around pathetic pound games
Wanna get out won’t miss you sensaround
To carry your own dead to swing your tyre tricks
Wanna get out in here you’re bred dead quick
For the outside
The small black flowers that grow in the sky
They drag sticks along your walls
Harvest your ovaries dead mothers crawl
Here comes warden, christ, temple, elders
Environment not yours you see through it all
Wanna get out won’t miss you sensaround
Carry your own dead to swing your tyre tricks
Wanna get out here you’re bred dead quick
For the outside
The small black flowers that grow in the sky
Here chewing your tail is Joy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar