Sabtu, 27 Februari 2010

Perempuan Punya Cerita (tentang Hidup yang Terus Melaju)


Pernyataan utama di album ini justru bisa kita dapatkan pada track terakhir, “Jatuh Cinta”, pada kalimat terakhir…”Walau banyak penghalang ku ‘kan terus melaju”….Di dalam lagu ini seolah Bonita ingin berkisah tentang narsisme, tentang cinta diri, tetapi bukan. Isi lagu tersebut tentang perjuangan berkarya. Statement Bonita menjadi sangat kuat karena disampaikan dengan manis. Kita bisa memakluminya karena dia mesti berjuang tujuh tahun untuk merilis album terbarunya ini. Perjuangan berat dan serius akan memberikan karya yang bagus pula.

Mendengarkan album ini kita seperti berbincang dengan seorang perempuan cerdas yang sadar pada apa yang dimau dan mengenal dirinya dengan baik. Perjuangan itu tentunya dimulai dari “dalam”. Hal ini terlihat minimal dari dua lagu, “Rumahku” dan “Telur”. Kita memang semestinya menyelesaikan urusan-urusan di dalam diri terlebih dahulu baru kemudian “menaklukkan” dunia. Di rumahku/sangkar indah yang hangat/tempatku beristirahat… dan di telurku/aku aman/tak ada yang mengganggu/hanya aku dan telurku…menunjukkan bahwa perjuangan di dalam diri itu adalah permasalahan yang lumayan penting.

Lagu “Mellow” bertopik agak mirip dengan kedua lagu di atas. Lagu ini bercerita tentang pengalaman personal dan rasa nyaman dengan diri sendiri. Sepertinya rasa nyaman dengan diri sendiri adalah salah satu isu penting bagi perempuan untuk menghadapi hidup yang bias gender dan serbuan rayuan komoditas.

Setelah mempermasalahkan apa yang ada di “dalam”, barulah ia melangkah ke dunia luar. Dunia yang bagi kebanyakan wanita kemungkinan berat karena lebih “liar”, namun bisa juga menarik. Ini terlihat dalam lagu “Komidi Putar”. Lagu ini adalah metafor yang sempurna dari hidup itu sendiri. Hidup adalah putaran-putaran kisah seperti karnaval…musik karnaval/berkumandang/dan aku seorang putri…dan semua perempuan itu unik serta hebat (kalimat terakhir adalah tambahan dari penakar).

Lagu “Pengulangan” adalah jawaban langsung bahwa kehidupan luar itu berat bagi seorang perempuan. Namun si pelantun kisah tetap optimis….kutahu ini hanya sebuah duka/biasa saja/namun tetap kunyanyikan/kunyanyikan….Hidup adalah permainan dari sakit dan senang, suka dan duka, “pengulangan” yang sudah kita ketahui bersama tetapi tetap sulit dipahamkan di dalam hati.

Persoalan yang sama masih muncul di dalam lagu “Dendangku”. Bagaimana kita menghadapi luka? Begitulah yang coba diobrolkan oleh si penyanyi. Ketika cinta berbalik membunuhmu/maukah mati di tangannya/hidup dengan benci yang mendalam/meraungkan pilu yang menyayat hati. Lagu ini tentang cinta dan benci yang tipis bedanya. Jalan keluarnya memang melaju sajalah dan tidak “menumpuk” benci karena benci itu seperti kolesterol yang tidak boleh ditimbun sebab berbahaya bagi hidup. Nuansa yang hampir sama hadir di lagu “Ari”. Lagu tentang cinta pada lelaki pujaan tetapi lebih dipendam sendiri. Apakah menyatakan perasaan adalah hal terberat bagi perempuan?

Optimisme hidup akan muncul bila kita telah melewati luka. Luka dan hanya luka yang membuat kita lebih kuat. Lagu “Bangun” dan “Hari Ini” adalah statement anggun khas perempuan dalam menghadapi hidup. Lagukanlah/t’usah hirau/inilah suaramu…hiduplah kini/indah pasti/alami hari ini (dalam “Hari Ini”), adalah kalimat indah yang membuat kita tidak akan pernah bosan mengobrol dengan perempuan seperti ini.

Sementara “Pena” adalah lagu yang mirip nuansanya tetapi dengan metafor yang sedikit berbeda. Pena bisa diartikan sebagai aktivitas menulis dan juga bisa diartikan cara kita menulis dan mewarnai dunia. Bangun hai pena/mana bukti yang kau janjikan/tuk temani aku bercerita/tentang lalu kini dan depan…merah biru dan hitam/apa pun warna yang kau punya/aku tak peduli…yang penting tintamu ada/apa pun warna yang kau punya/cetaklah sampai ke nurani.

Lagu-lagu lain bernada optimisme yang sama dan juga disampaikan secara indah. Topik yang “di dalam” dan “di luar” hati seorang perempuan masih terasa dalam semua lagu sisa di album ini. Keuntungan bagi kita para pendengar adalah track yang berjumlah banyak, sampai enam belas, dan musik yang kaya walau lebih didominasi bunyi sitar di sana-sini. Bunyi yang terasa unik bagi kebanyakan lagu Indonesia dengan vokal seorang perempuan.

“Tinggal” dan “Kelana Bersama adalah dua lagu yang menunjukkan dualitas “di dalam” dan “di luar”. Keinginan untuk tinggal bersama sama kuat dan saling berkaitan dengan berkelana menjelajahi dunia bersama. Kebersamaan itu penting untuk melewati kehidupan. Sekalipun berat, dia akan selalu membuat kita tersenyum dan selalu memberi harapan baru. Simak lagu “You Cheer Me Up” dan “It’s Over Now”.
Album ini ditutup dengan lagu yang menjadi benang merahnya, “Jatuh Cinta”. Bukan pada narsisme yang negatif melainkan pada rasa menerima diri sendiri betapa pun keadaannya…ku telah jatuh cinta pada hidupku/semua suka dan cita/juga semua hancurku….

Tak terasa satu jam lebih telah berlalu. Saat “mengobrol” akhirnya selesai juga. Bila seorang lelaki mengobrol dengan perempuan seperti ini. Dia pasti akan berharap untuk mengobrol lagi keesokan harinya. Tidak peduli di kafe dengan coffee latte hangat atau di perpustakaan fakultas dengan setumpuk buku sebagai dekorasinya. Tetapi ini tentu untuk para pembelajar yang lebih muda dari saya.

Kalau saya, saya bisa mengisinya dengan mengobrol, berdiskusi, berdebat dengan perempuan cantik nan cerdas yang hidup bersama saya. Kami bisa mengobrol apa saja sampai kapan saja dan di hampir bagian mana saja dari rumah. Tentu saja bila tidak ada “gangguan” dari perempuan kecil buah cinta kami …. :D

Penyanyi : Bonita
Judul : Laju
Tahun : 2009

Daftar Lagu:
1. Rumahku
2. Komidi Putar
3. Telur
4. Pengulangan
5. Dendangku
6. Bangun
7. Hari Ini
8. Pena
9. Mellow
10. Ari
11. Tinggal
12. Kelana Bersama
13. You Cheer Me Up
14. It’s Over Now
15. Reprise
16. Jatuh Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...