
Seberapa luas kita masih saling merasakan resah?
Seberapa longgar kesempatan yang terberi untuk berbagi mimpi?
Seberapa terbatas masing-masing ego terunjuk pada relasi?
Seberapa kompeten kita mengintervensi preferensi personal?
Menuju resah masing-masing diri yang serupa
Menuang luka pada impian bersama
Memberi dikotomi pada privat dan publik
Menguji prosedur, kemampuan, dan hasil karya
Bagaimana bila fakta tak pernah eksis di luar diri?
Bagaimana bila perbedaan tafsir selalu membawa stigma mematikan?
Bagaimana bila egosentrisme dan kepublikan itu bukan dualitas?
Bagaimana bila di antara kita tiada yang berhak mencerca sekecil apa pun itu?
Soalnya, hidup ini tetap saja memahami realitas, menafsir dan membelanya
Jawabnya, tak ada
Bagaimana jika berjibaku saja dengan realitas tanpa berargumen lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar