Senin, 31 Januari 2011

Numb


Hanya anjing yang mendengking sendirian atau beramai-ramai

King!

Tetaplah menyalak dengan santun

Njing!



Entah mengapa bila marah atau sebal dengan sesuatu dia teringat dengan kata anjing. Bukannya dia membenci hewan itu. Semua makhluk-Nya adalah terberkati dan layak dicintai. Namun dia menyadari, di dalam kultur di mana dia hidup. Kata binatang tersebut memang digunakan untuk mengumpat, menghardik, dan memarahi sesuatu, seseorang, atau keadaan. Di dalam kultur di mana dia hidup, anjing juga dikenal sebagai hewan yang berkhianat pada sang Nabi sehingga di banyak tempat anjing menempati hirarki binatang paling tidak disayangi. Pengalaman personalnya pun penuh dengan ingatan buruk atas hewan itu. Sewaktu kecil usia 8 -10 tahun dia seringkali dikejar anjing yang berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya. Itulah sebabnya dia trauma pada hewan itu sampai sekarang.



Entah mengapa beberapa hari ini dia terpikir tentang kata-kata yang tak boleh diucapkan, apalagi dipuisikan. Kata-kata yang teruntai untuk kemarahan. Seolah di dalam dirinya ada belenggu tak terlihat yang menghalanginya untuk marah pada dunia dan tentu saja pada dirinya sendiri, padahal dia tahu, marah adalah hal manusiawi asalkan jangan yang berlebihan. Memang apa yang baik dari yang berlebihan? Hal-hal positif saja tidak akan baik bila berlebihan menurut buku-buku agama. Tetapi entah mengapa, kata-kata kasar, tak sopan, tak pantas, untuk dikatakan itu menghardiknya, memintanya untuk menuliskannya di selarik kertas maya di perangkat lunak mengetik. Dia berusaha menghalangi sekuat mungkin, namun sangatlah sulit. Siapa yang bisa menghalangi keinginan kata bila sudah ada di pinggir dunia kreasinya? Tinggal tercipta saja. Ini mirip dengan pertanyaan lain, siapa yang bisa menunda hasrat biologis, misalnya ke “belakang”, bila hasrat itu sudah ada di ujungnya?



Tidak lagi entah mengapa, kini dengan disadari dia berusaha mengemas kemarahan dengan sebaik-baiknya. Kemarahan yang pas, sopan, dan berkelas, minimal menurutnya sendiri. Dia yakin pada dirinya sendiri bahwa dia bisa marah dengan terkontrol. Bila amarah itu sudah lewat biasanya kita akan merasa “kosong”, tak berasa, tak menemukan apa-apa lagi untuk dirasakan, bahkan marah lebih baik daripada tanpa merasakan apa pun. Dia kemudian teringat pada sebuah lagu masa lalu, dari tahun 1993. Masa di mana dia baru saja menjadi mahasiswa, eh ralat, pembelajar. Dia benci dengan istilah maha di depan kata siswa. Bukankah yang berhak menyandang predikat maha hanya Sang Pencipta? Pembelajar lebih baik karena menunjukkan situasi aktif dalam belajar. Sama bencinya ia pada kata eksakta dan non-eksakta. Mengapa bukan sosial dan non-sosial? Setelah menunggu beberapa detik kemarahan tekstual itu mulai mereda.



“Kemarahan” lain dari masa lalu adalah ejekan seorang guru agama pada namanya yang “berbau” agama lain. Namanya terdiri dari tiga kata. Kata pertama nama dari agama Hindu. Nama kedua dari agama Nasrani. Lalu apa salah dirinya? Bukankah bukan dia yang menamai dirinya sendiri? Rasa marah lain yang tidak mau terurai juga adalah stigma oleh seseorang pada dirinya. Dia pernah distigma menggunakan “otak sisa”. Artinya, dia dianggap tidak menggunakan segenap pikirannya, padahal untuk pekerjaan yang dia tekuni sekarang, dicerca sebagai tidak menggunakan otak secara optimal itu sama dengan menilai dirinya tidak kompeten. Setelah dipikirkan terus-menerus dia kemudian bisa menyadari bahwa beberapa kemarahan dari masa lalu itu bisa berganti menjadi keadaan tanpa rasa.



Lagu Numb dinyanyikan oleh U2 dan berasal dari album U2 pertama yang dia dengarkan dengan intens. Walau kebanyakan pecinta U2 menganggap lagu ini berada dalam album yang hanya perpanjangan dari album sangat bagus sebelumnya, “Achtung Baby (1991)”, dengan alasan personal, album “Zooropa” tetap sangat bagus bagi dirinya. Album ini dia beli dengan menabung terlebih dahulu karena harga kaset yang Rp. 12.000,- itu tetap mahal untuk tahun 1994 karena makan siang saja pada waktu itu masih ada yang hanya seharga Rp. 2.500,-. Lagu ini unik dan terekam terus di kepala bila kita mendengarnya.



Lagu ini tercipta secara tak sengaja dan mendekam cukup lama tanpa terselesaikan. Namun lagu yang unik, baik musik, lirik, maupun klipnya, ini merupakan protes dari sensor, kemudian Bono dan the Edge memilih kata-kata berima yang sering “disensor” dan jarang digunakan sehingga semua menggunakan kata don’t, kemudian Edge menyanyikannya. Lagu ini satu dari sangat sedikit lagu di mana sang vokalis utama, Bono, tidak menyanyikan lagunya. Lagu yang sepintas bila didengarkan mirip dengan orang bergumam ini menunjukkan kepiawaian dalam menguntai kata. Menurut dirinya, lirik lagu ini adalah contoh dari pengemasan amarah dengan santun.



Rasa marah kemudian tanpa rasa, dia tahu, adalah hal lumrah, namun dia tidak ingin setiap pagi merasa seperti ini.

Dia hanya ingin dia paham pada rasio, dan yang terpenting, cermat pada emosinya sendiri.



*****



Terinspirasi lagu ini:

Numb

oleh U2



Don't move

Don't talk out of time

Don't think

Don't worry

Everything's just fine

Just fine



Don't grab

Don't clutch

Don't hope for too much

Don't breathe

Don't achieve

Or grieve without leave



Don't check

Just balance on the fence

Don't answer

Don't ask

Don't try and make sense



Don't whisper

Don't talk

Don't run if you can walk

Don't cheat, compete

Don't miss the one beat



Don't travel by train

Don't eat

Don't spill

Don't piss in the drain

Don't make a will



Don't fill out any forms

Don't compensate

Don't cower

Don't crawl

Don't come around late

Don't hover at the gate



Don't take it on board

Don't fall on your sword

Just play another chord

If you feel you're getting bored

I feel numb

I feel numb

Too much is not enough

I feel numb

Don't change your brand Gimme what you got

Don't listen to the band

Don't gape Gimme what I don't get

Don't ape

Don't change your shape Gimme some more

Have another grape

Too much is not enough

I feel numb

I feel numb

Gimme some more

A piece of me, baby

I feel numb

Don't plead

Don't bridle

Don't shackle

Don't grind Gimme some more

Don't curve

Don't swerve I feel numb

Lie, die, serve Gimme some more

Don't theorize, realise, polarise I feel numb

Chance, dance,dismiss, apologise Gimme what you got

Gimme what I don't get

Gimme what you got

Too much is not enough

Don't spy I feel numb

Don't lie

Don't try

Imply

Detain

Explain

Start again I feel numb

I feel numb

Don't triumph

Don't coax

Don't cling

Don't hoax

Don't freak

Peak

Don't leak

Don't speak I feel numb

I feel numb

Don't project

Don't connect

Protect

Don't expect

Suggest

I feel numb

Don't project

Don't connect

Protect

Don't expect

Suggest

I feel numb

Don't struggle

Don't jerk

Don't collar

Don't work

Don't wish

Don't fish

Don't teach

Don't reach

I feel numb

Don't borrow Too much is not enough

Don't break I feel numb

Don't fence

Don't steal

Don't pass

Don't press

Don't pry

Don't feel

Gimme some more

Don't touch I feel numb

Don't dive

Don't suffer

Don't rhyme

Don't fantasize

Don't rise

Don't lie

I feel numb

Don't project

Don't connect

Protect I feel numb

Don't expect

Suggest



Don't project

Don't connect

Protect I feel numb

Don't expect

Suggest



I feel numb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...