Jumat, 14 Januari 2011

Cara Memulai Pledoi sekaligus Mengakhirinya


Bagaimana hidup mesti dimulai? kata sinar mentari pada bayangan

Bagaimana langkah mesti diawali? kata jalan setapak pada ujung asa

Bagaimana hidup mesti dimenangkan nanti? kata pikiran rasional pada tabula rasa yang tak mau beringsut

Bagaimana semuanya bisa baik-baik saja? lisan sepi pada keramaian

Sehabis malam yang damai, mengapa mesti beranjak?



Bagaimana hidup sehari mesti ditutup? kata bayangan pada matahari senja

Bagaimana ego mesti disimpulkan? kata pohon cahaya untuk hati yang temaram

Bagaimana mati mesti dirayakan nanti? kata spektrum emosi pada pikiran terklasifikasi

Bagaimana memastikan semuanya tersimpan di konsep strukturalisme? lisan riuh pada dualisme

Sehabis siang yang bergegas, mengapa mesti dicari alibi?



Aku hanya ingin membabaki hari bersama kau yang mendekam di hati

karena Dia menautkannya

Dia juga menamai benda-benda dan merangkaikan tafsirnya buat kita



Aku hanya ingin menjalani hidup dengan berani

karena Dia meniupkan jiwa kita di pagi dan mengambilnya sementara di malam hari

sebelum menyimpannya permanen



Sementara kita akan tetap menuju-Nya

dengan argumen siapa pun

tanpa pembelaan apa pun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...