Jumat, 11 Juni 2010

Kaum Muda, Cinta dan Kota Satelit


Entah mengapa, begitu mendengar album ini, kata yang tidak bisa saya enyahkan dari pikiran adalah Bogor. Bogor adalah asal kota band ini berasal. Entah mengapa pula, saya merasa harus menulis dengan pintu masuk membicarakan “Bogor” terlebih dahulu. Sayangnya, ketika mencoba membicarakannya dari nama kota, saya kehilangan kompas. Itulah sebabnya takaran ini jadi cukup lama selesainya.

Apa yang bisa saya ingat dari Bogor? Kota yang pernah saya kunjungi puluhan tahun lalu karena saya punya kerabat di sana, juga kota yang saya datangi sekitar dua tahun lalu bersama keluarga? Atau kota di mana beberapa teman SD saya bersekolah di IPB? Atau kota yang “hanya” pernah melahirkan lumayan terkenal dulu, Base Jam? Saya mencoba mencari nama lain tetapi tetap tidak ada yang teringat oleh saya, sekalipun saya mendapatkan informasi nama-nama lain dari bimbingan skripsi saya yang orang Bogor, tetapi nama-nama itu tidak familiar bagi saya.

Album ini bagus tetapi belum bagus sekali. Namun bisa dimaklumi karena ini album debut. Musiknya bagus walau bila baru beberapa kali didengarkan akan terasa monoton. Dan entah mengapa, kata Bogor selalu menempel di pikiran bila saya mendengarkan album ini padahal nama itu tidak pernah disebut sekali pun ditemukan di semua lirik lagu di album. Ini adalah contoh bagaimana informasi kecil mengenai sesuatu bisa sangat penting karena bisa menjadi jalan masuk bagi informasi yang lebih luas dan sangat mungkin “mengerangkeng” pikiran kita atasnya.

Mendengarkan sepuluh album plus satu hidden track di album ini saya menyimpulkan bahwa topik utama yang dibicarakan dan dimanifestasikan dalam lagu adalah kehidupan anak muda di kota satelit bernama Bogor. Bisa saja Bogor diganti kota lain tetapi ketakjuban memandang kota yang lebih besar dalam “City of Light” dan “Dunia Gemerlap” hanya mungkin bila si pencerita tinggal di kota yang mirip dengan Bogor.
Ketakjuban atas keindahan kota besar yang sangat dekat dengan kota yang ditinggali sekaligus kota besar yang sedikit “berjarak”. Lagu “Lebih dari Satu Jam” masih membicarakan hal yang mirip dan halte yang nyaman untuk “mengawasi” orang lain selama lebih dari satu jam kemungkinan besar bukan di pusat kota Jakarta, atau paling tidak, halte bus yang mengantarkan ke Jakarta.

Lagu-lagu lain berbicara tentang kehidupan anak muda dalam bagiannya yang paling biasa sekaligus yang paling menyita perhatian, kehidupan cinta antar dua orang. Perbedaannya, hanya pada pengungkapannya yang jelas, langsung dan biasa, seperti dalam lagu “Kasmaran dengan Mantan”, sampai yang sedikit lebih puitis, seperti dalam lagu “Biru”.

Selebihnya, silakan menikmati isi album ini. Cerita tentang anak muda yang berkasih dari kota satelit ternyata enak juga dinikmati. Setidaknya, kita tidak hanya mendapatkan informasi dan memahami kaum muda secara monolit, kaum muda di kota besar, yang seringkali dimimpikan tetapi impian itu mungkin bukan milik kaum muda kebanyakan. Memahami “kejadian-kejadian” kecil, seperti judul album ini, masih lebih bermakna daripada memahami hal-hal besar tanpa esensi.

Penyanyi : Elda & the Triggers
Judul : Moments
Tahun : 2010

Daftar lagu:
1. City of Light
2. Dunia Gemerlap
3. Selamat Pagi
4. Lebih 1 Jam
5. Penebar Pesona
6. Biru
7. Apa Maunya?
8. Sisa Mimpi
9. With Love
10. Kasmaran dengan Mantan
11. -Track Tersembunyi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...