Senin, 14 Juni 2010

Pemberitaan Sepakbola: Antara Distribusi Informasi dan Permainan Makna


Sepakbola adalah cabang olahraga yang paling populer di Indonesia bahkan kini mengalahkan popularitas bulutangkis yang dulunya merupakan cabang yang paling disenangi. Indikatornya sederhana saja, jumlah penonton ketika Piala Thomas dan Uber dikomparasi dengan pertandingan Liga Super Indonesia. Penyuka sepakbola akan lebih banyak lagi bila kita melihat penonton pertandingan tim-tim kelas dunia, semisal Manchester United, Barcelona dan Inter Milan.

Pemberitaan mengenai sepakbola di dalam media Indonesia menunjukkan bentuk dan format yang lengkap. Pertandingannya sendiri banyak yang disiarkan secara langsung baik gratis yang disiarkan stasiun televisi atau pun berbayar melalui televisi kabel. Penayangan pertandingan tersebut akan lebih dinamis lagi karena biasanya dikombinasi dengan pemberian hadiah melalui kuis dan “nonton bareng” yang dikreasi oleh pihak televisi sendiri.

Pemberitaan sepakbola yang muncul dalam berita langsung (hard news) pun relatif lengkap. Kemungkinan besar berita langsung inilah berita olahraga yang paling ditunggu. Hal ini terlihat dari siaran berita olahraga di pagi hari di televisi yang meletakkan hasil pertandingan sepakbola sebagai headline. Begitu juga di media cetak, terutama suratkabar, yang menjadikan sepakbola sebagai headline bagi seluruh berita olahraga, bahkan berita sepakbola bisa menjadi headline untuk suratkabar secara keseluruhan bila pertandingannya penting. Malah, hasil-hasil Liga Eropa yang terlambat diberitakan akan relatif menentukan kurang lakunya suratkabar tersebut.

Bagaimana dengan berita ringan (soft news) tentang sepakbola? Hal yang sama dengan berita langsung terjadi di sini. Dapat disimpulkan, informasi mengenai sepakbola beserta insan pelakunya relatif banyak diberitakan di dalam berita ringan, mulai dari aktivitas pemain sepakbola di luar lapangan, sampai dengan berita tentang pasangan pemain. Pun dengan berita mendalam (feature news). Segala aspek dan aspek mendetail tentang sepakbola relatif muncul di media. Berita jenis ini muncul dalam pendedahan aspek di seputar pertandingan sampai dengan kisah mengenai fans klub tertentu.

Lebih jauh lagi, berita-berita tersebut muncul dalam format yang lebih mendalam dan meluas. Kini tidak hanya berita mengenai sepakbola yang kita lihat dan bisa kita akses di pasaran. Tingginya animo masyarakat atas sepakbola menjadikan media cetak bertopik sepakbola sangatlah laris. Paling tidak ada satu harian yang isinya melulu sepakbola, sekitar empat tabloid olahraga yang suguhan utamanya adalah sepakbola, juga sekitar empat majalah yang semata bercerita tentang sepakbola, salah satunya malah hanya bercerita tentang satu kesebelasan paling terkenal di dunia. Ini baru jenis media cetak yang terbit secara berkala, belum lagi program siaran televisi yang biasanya muncul di hari Sabtu dan Minggu agar dekat dengan pertandingan sepakbola itu sendiri.

Jumlah media yang meliput tentang sepakbola menjadi lebih banyak lagi bila dikaitkan dengan Piala Dunia 2010. Belasan buku tentang Piala Dunia diterbitkan belakangan ini. Buku-buku tersebut tidak hanya memberitakan infomasi dan pengetahuan tentang Piala Dunia yang sekarang tetapi juga berbagai fakta sejarah tentang Piala Dunia masa lalu. Rata-rata dikemas dengan sangat bagus dan mahal. Bisa kita bayangkan berapa banyak perputaran uang berkaitan dengan komoditas bernama sepakbola ini.
Beragamnya jenis informasi tersebut juga melampaui pemberitaan yang “biasa”.

Informasi mengenai sepakbola meluas pada berita analisis yang relatif kompleks dan beragam. Banyak penulis menelaah permasalahan sosial besar melalui sepakbola, misalnya melihat fenomena klenik di Afrika berkaitan dengan sepakbola. Contoh lain misalnya, pengaitan perang Malvinas bila Inggris dan Argentina, atau perang-perang nyata yang dikaitkan dengan “perang-perang” di lapangan, misalny bila Iran bertemu dengan Amerika Serikat, atau bila Serbia bertanding melawan Bosnia-Herzegovina. Permainan makna muncul di sini. Permainan makna, yang meskipun tidak berhubungan secara langsung, tetap membuat rangkaian informasi rasional dan membuat kita lebih “nikmat” dalam mengakses informasi.

Sepakbola tidak hanya muncul di dalam pemberitaan atau dalam pesan faktual, tetapi juga muncul dalam pesan fiksional. Contoh pesan fiksi untuk sepakbola misalnya adalah film “Goal” dan “Sholin Soccer” yang masuk dalam jajaran box office. Untuk konteks Indonesia, film “Garuda di Dadaku” termasuk film laris dan menunjukkan betapa sepakbola dicintai oleh banyak orang, terutama kaum muda.

Pertanyaannya kemudian, mengapa informasi dan pengetahuan seputar sepakbola tersebut tidak membuat masyarakat kita semakin “jago” memainkan sepakbola dalam tataran nyata? Memang sebenarnya, dunia media dan dunia nyata tidaklah harus berhubungan, tetapi untuk apa informasi yang relatif lengkap kita terima sekaligus dalam jumlah sangat besar itu, bila tidak dimanifestasikan dalam realitas empiris?

Penyebab lain adalah informasi yang kita miliki tentang sepakbola tidak digunakan
dengan semestinya dan tidak mengarahkan pada tindakan atau aksi nyata. Informasi tersebut tinggal menjadi sesuatu yang diakses dan dimaknai tanpa dirujuk pada implementasi di realitas empiris. Pada titik ini, informasi sebenarnya bisa menjadi pijakan bagi tindakan nyata asal ditata dan dikelola dengan memadai.

Semoga di masa mendatang kita tidak hanya menjadi pengakses dan penikmat sepakbola belaka. Semoga informasi dan pengetahuan tentang sepakbola dengan segala aspeknya mengubah kondisi persepakbolaan kita menjadi lebih baik lagi. Semoga di masa mendatang, informasi yang banyak dan relatif lengkap tersebut menjadikan negara kita partisipan di Piala Dunia.

(tulisan ini muncul pertama-kali di harian Kedaulatan Rakyat, Jum'at 11 Juni 2010. Ditulis untuk merayakan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan)

(gambar adalah Bola Vaganza, salah satu majalah tentang sepakbola, yang edisi kali ini terbit untuk menyambut Piala Dunia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...