Selasa, 08 Juni 2010
Malaysia Punya Musik
Sebelum membaca tulisan ini saya mengingatkan kita mesti menyingkirkan dulu perasaan sentimen atas Malaysia bila ada. Hal ini saya ingatkan karena biasanya kita keburu "panas" bila mendengar negara jiran itu disebut. Mendengar kata Malaysia memang biasanya kita ambigu. Kita merasa dekat karena katanya kita serumpun walau sebagian besar orang Indonesia bukanlah beretnis Melayu. Kita merasa "minder" dengan mereka padahal budaya kita jauh lebih beragam. Kita mungkin minder juga karena mereka telah menjadi negara kaya, tetapi kita sebaiknya tidak berkecil hati karena setidaknya kita lebih demokratis.
Saya pernah mengobrol santai dan hangat dengan pengemudi taksi ketika berada di Jakarta. Dia mengeluhkan anak-anaknya yang tergila-gila dengan seriap Upin dan Ipin. Awalnya saya hanya mendengarkan tetapi kemudian mulai bersepakat dengan pendapat-pendapatnya. Hal yang mirip dengan opini saya adalah, terlepas dari Malaysia sebagai pemerintahan yang terkadang bertindak berlebihan pada Indonesia, sesungguhnya bila mau jujur kita dekat dengan budaya mereka. Begitu juga mereka.
Mengamati Upin dan Ipin, saya jadi teringat dengan masa kecil saya di Sumatera. Kehidupan kampung di mata anak-anak yang dinamis. Juga dengan kebersamaan hidup dengan budaya lain. Bila di Upin dan Ipin interaksi yang muncul adalah dengan etnis dari India dan Tionghoa, pada masa kecil saya dulu interaksi tersebut dengan seluruh etnis di Indonesia, juga Tionghoa dan Arab. Intinya, keadaan multikultur sudah galib sejak lama di Indonesia dan Malaysia, dan mungkin juga di seluruh masyarakat lain. Perbedaannya, di Indonesia kini tidak lagi seringkali muncul problematika hidup bersama dengan beragam latar belakang budaya di dalam pesan media.
Konten media lain dari Malaysia yang juga dekat dengan kita, terutama awal dekade awal 1990-an, adalah musik populernya. Jauh sebelum band-band "metal" asli Indonesi merajai musik di wilayahnya sendiri, penyanyi dan band Malaysia tersebut sudah populer di Indonesia. Ini adalah kenyataan yang tidak dapat kita abaikan. Saya ingat persis bagaimana dulu lagu "Isabella" yang dinyanyikan oleh Search begitu populer. Hampir semua orang menyanyikannya dan lagu tersebut terdengar di mana-mana, terutama di radio gelombang AM.
Juga dengan dua lagu lain, yaitu "Gerimis Mengundang" oleh Slam dan "Suci dalam Debu" yang dinyanyikan oleh Iklim, yang begitu populer di tahun-tahun itu, awal 1990-an. Terus terang saya ingat ketiga lagu itu memang menciptakan atmosfer tersendiri, mengingatkan saya pada hidup masa kecil yang multikultur. Atmosfer unik yang diciptakan oleh musik Malaysia sebelum imaji interaksi yang belakangan ini. Imaji interaksi yang konfliktual dan jauh dari wajah bersahabat. Lagu-lagu yang lain, selain tiga lagu paling terkenal di atas, tidak begitu saya kenal. Walau begitu, lagu-lagu itu mudah kita ingat sebagai lagu Malaysia karena judulnya yang "unik".
Lagu-lagu Malaysia ini ternyata juga masih dikenali oleh rekan-rekan saya yang jauh lebih muda di kantor. Sepertinya mereka juga suka :) karena selain kenal, mereka pun sedikit banyak hapal lirik lagunya. Artinya, sekali pun mungkin tidak suka, lagu ini paling tidak pernah menerpa mereka. Terkadang permasalahan dalam mengakses media dan mengomentarinya memang melampaui suka dan tidak suka. Sesuatu yang tidak muncul ketika kita melihat pemberitaan mengenai "tari Pendet", konflik Ambalat, dan Manohara. Sesuatu itu bernama kedekatan yang sejak lama ada tetapi tidak kita sadari sepenuhnya. Sesuatu yang sudah dekat dari "sononya" secara kultural.
Penyanyi : Various Artist
Judul : Heavy Slow Rock Malaysia
Tahun : 2010
Daftar Lagu:
1. Search - Isabella
2. Iklim - Suci dalam Debu
3. UKS - Di Sana Menanti Di Sini Menunggu
4. Wings - Mistery Mimpi Syakila
5. Slam - Gerimis Mengundang
6. Stings - Apakah Kau Setia
7. Exist - Rahasia Pohon Cemara
8. May - May
9. Data - Mengulit Kenangan
10. Lestari - Utuskanlah Rindu Di Doamu
11. Eye - Ijinkanlah Selamanya Namamu Di Hati
12. Ekamatra - Sentuhan Kecundang
13. Mega - Bayangan Gurauan
14. Success - Kubasuh Luka dengan Air Mata
15.Scan - Hati yang Terbakar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Maaf, mungkin anda lupa sebelum itu ada
BalasHapus1. Gong 2000
2. Kantata Takwa
3. Slank
yup, kita memang punya Gong 2000, Kantata Takwa, Slank, dan banyak band bagus lainnya. Banyak sekali yang lebih bagus daripada band-band Malaysia :)
BalasHapus