Kamis, 24 Juni 2010
Mengamati Organisasi Media Beroperasi
Media adalah salah satu institusi penting, sama pentingnya dengan negara, pasar, dan masyarakat. Kemungkinan besar malah lebih penting di era mediasi sekarang ini. Sayangnya, media belum dipahami dengan baik dan mendalam, bahkan oleh para pembelajar media sendiri sendiri. Banyak yang mesti diperdalam untuk memahami konsep media. Salah satunya adalah memahami media sebagai sebuah organisasi yang "bertindak". Media sebagai sebuah organisasi, atau seringkali disebut dengan institusi, memiliki bagian-bagian yang bisa diamati dengan sederhana, maupun mendalam. Telaah yang sifatnya "permukaan" maupun mendalam tergantung pada pilihan kita sebenarnya.
Bagaimana mengamati kerja organisasi media? Denis McQuail di dalam bukunya "Mass Communication Theory" (edisi kelima, 2005: 192)memberikan salah satu cara menganalisis organisasi media beroperasi. Menurutnya, "operasi" media terdiri dari tiga level, yaitu: struktur, cara bertindak (conduct), dan kinerja (performance). Struktur merujuk pada semua hal yang berhubungan dengan sistem media, termasuk bentuk organisasi media, aspek keuangan, kepemilikan, bentuk regulasi, infrastruktur, fasilitas distribusi, dan sebagainya.
Sementara cara bertindak atau tata kerja adalah segala hal yang berkaitan dengan "tindakan" pelaku media dalam level organisasional, termasuk metode menyeleksi dan memproduksi konten, keputusan editorial, kebijakan untuk pasar, interaksi dengan berbagai pihak, semisal pengiklan, prosedur akuntabilitas, dan lainnya. Terakhir, kinerja secara substantif merujuk pada konten, pada sesuatu yang ditujukan pada audiens atau pengakses.
Isi pesan atau konten media adalah aspek paling penting dari organisasi media karena melalui konten-lah audiens bisa menilai beroperasinya sebuah media. Konten merupakan "alat ukur" yang sah untuk membandingkan kinerja media yang satu dengan yang lain. Kita bisa menilai koran A lebih baik daripada koran B dan C karena kita membaca output yang dihasilkan. Kita bisa mereview sebuah game bagus dengan parameter tertentu. Biasanya institusi media yang menghasilkan output yang bagus akan selalu diingat. Sebagai audiens kita mestinya mengetahui koran, stasiun tv, dan game apa yang bagus di dalam suatu kurun waktu.
Ketiga level tersebut juga saling berkaitan. Artinya, kita dapat "menilai" suatu media atau membandingkan media yang satu dengan yang lain melalui ketiga level tersebut. Pihak media yang baik adalah pelaku media yang menyerap pemahaman semua level tersebut dengan baik dan mengejewantahkannya ke dalam tindakan produksi atau kreasi pesan.
Sebenarnya masih banyak yang bisa dikulik dari organisasi media, tetapi cukuplah kali ini sampai di sini dahulu. Kita memang cenderung lebih tertarik dengan isu-isu besar, yang tercakup dalam "struktur" dan "sistem", semisal yang terjadi hari ini: hilangnya majalah Tempo terbaru dari peredaran. Kita masih belum cukup mendalam menyoal isu-isu "internal" organisasi media, terutama cara pelaku media mengelola sumber daya dan cara mereka memproduksi konten.
Lain kali kita berdiskusi lagi (setelah Piala Dunia 2010 berakhir) :)
(keterangan gambar: edisi terbaru McQuail's Mass Communication Theory yang ingin sekali saya baca)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar