Selasa, 22 Juni 2010

Kutukan, Skor Terbesar, dan Satu Putaran Lagi


Afrika katanya adalah tempat yang dipenuhi daya magis. Magis atawa sihir dalam semua bentuknya hadir seperti awan di bumi Afrika. Saya kira "sihir" itulah yang mengutuk Perancis di putaran kedua grup. Setelah bermain buruk dan kalah 0-2 dari Meksiko, tim Perancis berada dalam situasi konflik yang memecah-belah keutuhan tim. Pemulangan Anelka tidak meredakan masalah, tim malah mogok latihan. Perancis menjadi tim "gurem" bukan hanya permainan mereka melainkan karena respon mereka atas permasalahan. Ini mungkin kutukan dari bermain curang pada playoff kemarin di mana semestinya Irlandia yang bermain di Piala Dunia.

Perancis yang menjadi fokus putaran kedua grup hanyalah awal dari cerita-cerita lebih seru. Inggris yang bertanding draw untuk kedua-kali, kekalahan Jerman atas Serbia 0-1, Italia yang kembali bermain imbang dengan tim "kecil", adalah beberapa kisah yang muncul di dalam putaran kedua ini. Walau begitu, fokus terbesar diberikan pada kemenangan besar Portugal atas Korea Utara, 7-0. Skor terbesar di Piala Dunia 2010 sejauh ini.

Inggris yang bermain draw dan kekalahan besar Korea Utara kemudian mendapat respon dari beberapa teman saya. Draw-nya Inggris ditanggapi oleh seorang teman saya sebagai kegagalan pasar bebas. Seperti yang kita ketahui, liga Inggris sangat terbuka oleh modal sehingga membuat pemain Inggris sendiri tidak menjadi "tuan" di rumahnya sendiri. Pemain-pemain yang bersinar di liga Inggris justru berasal dari negara-negara lain. Negara-negara lain jelas diuntungkan. Fakta yang teman saya lupa adalah beberapa pemain Inggris tetap pemain yang hebat, seperti Terry, Gerrard, Lampard, dan Rooney. Para pemain Inggris adalah tim "termahal" kedua setelah Spanyol.

Kekalahan besar Korea Utara memberikan contoh lain. Ketika Korea Utara bermain melawan Brazil dan mereka hanya kalah tipis, banyak pengamat berkomentar bahwa spirit negara dan dari pimpinannya, apa pun namanya, membuat pemain Korut bermain penuh diterminasi dan dapat mengimbangi Brazil. Sayangnya, hasil pertandingan pertama membuat mereka lengah dan terlampau percaya diri ketika menghadapi Portugal. Akibatnya, gawang Korut seperti menjadi sasaran tembak dan pemain Portugal bermain santai seperti saat latihan.

Hasil lain yang menarik adalah munculnya dua negara dari Amerika Latin yang selama ini ada di bawah "bayang-bayang" dua raja di sana, Brazil dan Argentina. Kedua tim itu adalah Paraguay dan Cili. Semangat bertanding yang tinggi dan permainan tak kenal lelah membuat keduanya memperoleh hasil positif. Tinggal kita tunggu apakah mereka benar-benar lolos dari putaran grup.

Menyaksikan tontonan Piala Dunia adalah keasyikan tersendiri. Secara individual saya merasa menonton sendirian keasyikannya berkurang tiga kali lipat dibandingkan dengan menonton bersama. Walau begitu, saya tidak terlalu sedih karena masa-masa menonton sepakbola bersama teman-teman memang sudah menjadi masa lalu. Ada kesenangan lain bila saya menonton bersama, yaitu menonton sepakbola bersama anak perempuan saya walau yang saya pelajari dan nikmati justru bukan pertandingannya melainkan komentar-komentar anak saya. Saya jadi belajar banyak darinya untuk tidak terlalu larut dalam menyaksikan sepakbola.

Secara sosial, saya melihat, betapa Piala Dunia menghidupkan ekonomi menengah ke bawah. Angkringan dan warung-warung mie jadi lebih semarak. Orang-orang berkumpul dan antusias membicarakan sepakbola, baik prediksi maupun analisis pertandingan. Saya berpikir andaikan saja antusiasme itu juga berkembang ke ranah yang lain, semisal membicarakan hak-hak publik yang belum maksimal dipenuhi oleh negara sebagai amanat UUD. Harapan bahwa orang-orang biasa antusias membicarakan hak-hak dan kewajiban bukanlah utopia.

Sementara ini, mari kita tunggu hasil putaran akhir grup yang akan menentukan negara mana yang lolos untuk tahap knock-out. Masih ada satu putaran grup lagi sebelum para kontestan saling "menjatuhkan" satu sama lain.

Angkringan dan warung mie masih akan terang benderang sinarnya dan ramai pengunjung paling tidak sampai dua minggu ke depan.

(gambar: Four Four Two, salah satu majalah yang memberitakan Piala Dunia 2010 dengan relatif lengkap)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...