Rabu, 30 Juni 2010
Putaran Gugur Pertama: Komedi atau Tragedi, Hanya Dua Itu Pilihannya
Lakon manusia, baik sendirian maupun bersama-sama, selalu bisa dilihat dari salah satu sisi, komedi atau tragedi. Komedi yang sekarang ini kita rasakan adalah kasus video mesum. Sungguh "lucu" rasanya melihat orang-orang sok bermoral paling baik berusaha menghukum orang lain. Polisi yang seperti kebingungan. Sampai-sampai seorang presiden mesti mengeluarkan pernyataan. Sementara untuk kasus kemanusiaan Di sisi lain, peredaran video tersebut terus saja berlangsung. Media juga terus menerus membicarakannya. Membicarakan dari semua sisi tanpa substansi. Padahal masih banyak yang perlu diawasi oleh media, semisal kasus meledaknya tabung gas yang semakin kerap akhir-akhir ini.
Sementara itu untuk tragedi, salah satu kisah yang mengharukan adalah seorang guru yang tidak bisa menyekolahkan anaknya sendiri karena tidak memiliki biaya. Saya hanya bisa membayangkan apa yang berkecamuk di perasaannya saat dia mengajar anak-anak orang lain, sementara anaknya sendiri berladang di rumah? Ini adalah tragedi kita bersama: negara yang abai, dan masyarakat sipil yang tidak saling membantu.
Nah, untuk Piala Dunia kali ini, pelakon tragedi dan komedi itu satu negara saja, yaitu Inggris. Komedinya adalah betapa mereka sibuk menyiapkan diri untuk adu penalti. Kenyataannya, mereka "terkapar" oleh Jerman, 1-4, pada pertandingan normal. Memang ada kesalahan wasit yang tidak mengesahkan tendangan Lampard menjadi gol. Tragedinya adalah betapa liga termahal di dunia ternyata tidak menunjukkan hasil yang dianggap sepadan. Inggris memang tidak bermain bagus sepanjang turnamen, mungkin hanya sedikit lebih baik dari Perancis dan Italia.
Hasil-hasil pertandingan yang lain, selain Jerman versus Inggris, relatif tidak mengejutkan. Biasa saja. Dua wakil Asia akhirnya tidak ada yang terus bertahan. Ghana kembali menjadi wakil Afrika di babak selanjutnya. Wakil Eropa tentu saja hanya tiga setelah keenamnya saling bertemu, yaitu Jerman, Spanyol, dan Belanda. Hasil yang bagus dipegang oleh tim-tim dari Amerika Selatan. Masih ada empat yang bertahan setelah Chili tersingkir oleh wakil dari zona yang sama. Menarik untuk kita tunggu apakah keempat wakil Amerika Selatan bisa bertemu di babak semifinal.
Inilah keempat partai babak kedua knockdown:
Belanda versus Brasil
Uruguay versus Ghana
Argentina versus Jerman
Paraguay versus Spanyol
Babak semifinal akan semakin menarik bila Argentina bertemu Spanyol, karena Messi akan bertemu dengan rekan-rekannya di klub Barcelona. Bila masing-masing menang, partai Belanda versus Uruguay akan menarik karena Suarez bermain di Ajax. Walau begitu, siapa pun yang nantinya akan masuk ke babak semifinal, kita sebagai pecinta dan penikmat sepakbola mengharapkan partai indah yang tersaji. Semoga juga tidak ada lagi kesalahan pengadil di lapangan. Human error di Piala Dunia kali ini memang sebanyak kejutan yang terjadi.
Apa empat negara pilihan teman-teman di semifinal?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar