Minggu, 29 Agustus 2010

Masa Lalu dan Masa Kini untuk Anak


Dititipkan seorang anak oleh Sang Pencipta adalah hal yang luar biasa. Kita sebagai orangtua pasti ingin memberi yang terbaik untuk anak kita. Mulai dari kebutuhan pokok sampai dengan kebutuhan akan informasi, pengetahuan, dan nilai yang baik, akan berusaha kita penuhi sebaik mungkin. Begitu juga dengan isi media, tentunya semua orangtua ingin memberikan yang terbaik buat anaknya. Untuk pesan media cetak, saya kira konten media yang ada cukup bagus. Bagi orangtua yang ingin menanamkan nilai-nilai yang bagus melalui bacaan, buku-bukunya banyak tersedia. Juga berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, dengan ke toko buku dan ke perpustakaan (kebetulan kota Yogya memilikinya) semuanya bisa didapat.



Begitu juga yang terjadi dengan pesan media audiovisual ( film dan televisi). Ragamnya cukup banyak di pasaran dan bisa diakses dengan lumayan mudah. Hampir sama dengan buku. Tetapi kita mesti berhati-hati dengan pesan media televisi. Menurut saya, televisi kita masih kurang memberikan tayangan anak yang bagus. Bila pun ada, pesan media untuk anak-anak itu tidak bersahabat dari sisi waktu tayang dan diulang-ulang pula. Tayangan program untuk anak di stasiun televisi Trans7 adalah perkecualian. Program dan penempatannya cukup bagus walau bisa sedikit mengganggu jadwal istirahat anak-anak.



Untuk pesan media audio yang ditujukan untuk anak-anak, musik populer, keadaannya tidak sebagus yang diharapkan. Berbeda dengan perkembangan musik populer secara umum yang sangat dinamis belakangan ini, tidak demikian halnya dengan musik dan lagu untuk anak-anak. Perkembangannya masih belum cepat. Sejak era Sherina kecil dan Tasya belum ada lagi album musik anak yang bagus sekaligus mudah dinyanyikan oleh anak-anak, target audiens sesungguhnya. Walau begitu, kini perkembangannya sedikit membaik. Perubahan positif pelan-pelan terjadi walau ada juga satu dua album anak yang saya lihat adalah proyek narsistik orangtua si penyanyi anak. Saya pernah membelikan sebuah album untuk anak, yang tidak perlu saya sebutkan di sini, tetapi suara si anak tidak bagus dan lagu-lagunya tidak jelas. Kemungkinan si penyanyi cilik adalah orbitan semu orangtuanya yang memiliki sumberdaya untuk melejitkan si anak. Kondisi seperti ini agak umum sejak dulu. Coba amati penyanyi cilik Messy dan Mellisa yang pernah populer dulu. Untungnya keduanya cukup bagus.



Perubahan yang bagus antara lain munculnya lagu untuk anak dengan interpretasi baru, dengan cita rasa jazz. Juga serial album "Kak Nunuk dan Kawan-kawan" yang sudah sampai seri tiga plus dengan album lagu-lagu daerah. Contoh lain adalah album ini. Calista, penyanyi di album ini, adalah anak teman SMA saya. Informasi mengenai album ini pun saya ketahui dari foto dan status ayahnya (papanya Calista) melalui Facebook. Pertamakali saat saya mengetahui informasi tentang album ini dari akun FB teman saya itu, saya sudah langsung memutuskan untuk mengakses album ini. Walau saya tidak terlalu akrab dengan teman saya itu dan sudah lama sekali tidak bertemu langsung, saya tahu visi musiknya bagus. Bila saya tidak salah, teman saya itu adalah salah satu personel band sekolah saya. Saya lupa namanya, kemungkinan namanya Bhinneka Swara. Nama yang bagus untuk menunjukkan keberagaman kami pada masa SMA dulu.



Masa lalu selalu ada dua kemungkinan pada tiap bagiannya. Ada yang indah dan ada yang buruk. Begitu juga dengan masa lalu ketika saya masih SMA. Banyak hal indah tentu saja walau saya tidak bisa menafikkan ada juga yang tidak perlu diingat. Terus terang album ini mengingatkan saya dengan masa lalu saya itu. Walau begitu, ketika saya bercerita pada Vari, saya sediikit mengesampingkan hal-hal yang tidak indah. Toh, dia juga belum bisa mengerti. Saya kemudian bercerita pada Vari bahwa papanya Calista adalah teman ayah waktu SMA. SMA yang sangat bagus. Teman-teman yang pintar. Sekolah yang multikultur. Vari juga sudah tahu lokasi dan bentuk sekolah ayahnya karena seringkali dilewati bila bepergian. Masa lalu orangtua mesti diceritakan dengan baik pada anak adalah salah satu pelajaran yang saya dapatkan ketika mengasuh Vari. Jangan sampai si anak ikut "tertular" pengalaman buruk. Sebaiknya anak mendapatkan informasi, pengetahuan dan nilai yang baik dari orangtuanya.



Kini saatnya kembali ke masa kini dengan berfokus pada album ini. Album ini adalah album yang bagus walau tidak sangat bagus seperti album Chica Koeswoyo pada awal dekade 1980-an dan album Sherina pada akhir dekade 1990-an dan awal dekade 2000-an, yang sudah menjadi album anak-anak legendaris. Walau begitu, jika tim di belakang Calista serius dan berupaya maksimal, bukan tidak mungkin pada album-album setelahnya menjadi album masterpiece pula. Musik di album ini bagus. Agak berbeda dari lagu anak-anak yang lain karena memasukkan unsur musik rock dengan dominasi suara gitar. Musiknya tidak terlalu sederhana seperti galibnya lagu anak-anak. Aliran musik yang belum ada untuk lagu anak-anak adalah yang beraliran techno walau genre ini mungkin agak terlalu rumit untuk anak-anak. Bila saya punya kesempatan membuat lagu anak, harapan saya bisa menciptakan lagu anak yang bergenre techno, seperti Pet Shop Boys, Depeche Mode, New Order, atau Oh Nina!, bisa gak ya? hehe...



Lirik lagu-lagunyalah yang menurut saya sangat bagus. Lirik di album ini kombinasi antara dunia "dalam" dan "luar" anak-anak. Lagu-lagunya berkisah tentang kehidupan sehari-hari anak, semisal "Lucunya Adikku", "Ke Pantai", dan "Papa Mama". Sementara itu lagu-lagu "Cerah Hati", "Ceria Anak", dan "Dunia Damai" berkisah tentang dunia harapan bagi anak-anak. Siapa yang tidak ingin negara Indonesia yang indah ini menjadi tempat hidup yang bagus untuk anak-anak kita? Kekurangannya, di album ini tidak ada liriknya. Tulisan lirik di album bisa membantu orangtua untuk bernyanyi bersama anak yang mengakses album ini dan membantu anak-anak belajar membaca juga.



Anak saya sangat menyukai lagu "Lucunya Adikku". Bukan hanya karena dia sudah ingin sekali mendapatkan adik, tetapi lagunya memang asyik sekali. Vokal Calista yang meliuk indah dan petikan gitar akustik ciamik menjadi elemen di album ini. Saya kira dukungan Purwa Caraka untuk album ini karena kualitasnya yang bagus. Purwa Caraka juga menciptakan banyak lagu bagus yang menjadi pengisi Operet Bobo. Usul saya, kerjasamanya bisa lebih intensif lagi. Untuk rekan saya, Heru Krisna, papanya Calista yang juga menjadi produser dan produser eksekutif album ini, terima kasih telah membuat saya ingat dengan masa SMA, terutama pada bagian-bagian yang saya hampir lupa. Di kelas dua kita sekelas ya? hehe...Terima kasih juga telah membuat album yang bagus, terutama untuk memperluas akses Vari pada musik. Ditunggu karya-karya selanjutnya.



Selamat untuk semuanya sekali lagi.... :)



Judul Album : Ceria Anak

Penyanyi : Calista

Tahun : 2010

Harga : Rp. 35.000,-



Daftar Lagu:

1. Cerah Hati

2. Lucunya Adikku

3. Ceria Anak

4. Papa Mama

5. Ke Pantai

6. Dunia Damai

7. Potong Bebek Angsa

8. Burung Kakak Tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...