Minggu, 29 Agustus 2010

Sketsa Mimpi


Sebelum mimpi serumit sekarang, kau telah membuatku bermimpi dua warna tanpa gradasi di antaranya. Aku hanya bisa bermimpi tentangmu bukan mencuri mimpi-mimpimu, untuk mengetahui harapan dan spesifikasi atasnya. Padahal informasi itu penting, kunci memahami seseorang adalah memahami harapan-harapannya yang belum terwujud. Kita berada di kehidupan yang sama tetapi mimpi tentangmu tetap saja hadir. Kau di dalam mimpiku berbeda dengan kau di kehidupan nyata. Layakkah diriku mempertahankan dirimu yang berbeda itu di hati dan pikiranku?



Setelah mimpi seteknis hari ini, kau telah menjadikanku memahami cara mencapai semua tujuan. Namun dalam mimpi saja. Aku hanya bisa menerapkan cara dan menggunakan berbagai perangkat mimpi, tanpa bisa merasakan keindahan mimpi bersamamu. Sia-sia mengklasifikasikan semuanya, kau yang esensial tetap saja mengalir tak tegapai. Kita mungkin berada di kehidupan yang berbeda karena kita tetap tidak saling mengenal dan tidak berusaha saling mengenal pula. Bisakah kita saling memenuhi hasrat milik berdua sementara kita selalu bersiap untuk saling menyakiti?



Ketika bulir-bulir waktu terus berjatuhan dan bilur-bilur luka menyembuh, ingatkah kau pada arti penting makna sekarang, makna tentang kekinian? kau mengalunkan doa-doa, semua mantera, dan tiga aforisme filsafat agar untaian mimpi itu terwujud. Tetapi bagaimana kita yakin perwujudan itu sama dengan keadaan ketika awal kita memimpikannya? aku tetap di sini dan di seberang garis demarkasi identitas itu, ada beragam aku yang lain dan dirimu yang selalu berbeda. Begitu juga sebaliknya. Kita mengharapkan idealitas mimpi, namun di saat yang lain kita lupa mengecup tipis nikmatnya hidup.



Padahal hidup pada setiap teksturnya hidup itu indah luar biasa

Hidup juga terus meminta kita mengingatnya meskipun kita bermimpi sebentar saja



Bagaimana kau bisa melukis awal mimpi tanpa meretas dualitas luka dan duka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...