Rabu, 15 September 2010
Konflik Itu Inheren, Berkomunikasilah!
Pemaknaan sebuah buku baru itu paling tidak ada dua. Buku tersebut benar-benar baru terbit dan didistribusikan, atau sebuah buku menjadi sesuatu yang "baru" karena buku tersebut baru kita baca dan pahami walau sudah diterbitkan relatif lama. Buku yang berjudul "Communication, Conflict, and the Management of Difference" karya Stephen W. Littlejohn dan Kathy Domenici ini adalah yang termasuk dalam kategori yang kedua. Buku ini sudah cukup lama menghuni rak buku di rumah, sudah pula hampir digunakan dua kali untuk mencari "penghidupan" yang lain, yaitu menyusun modul tentang komunikasi dan konflik. Namun sampai tadi malam, buku ini tidak terakses dengan baik. Niat untuk menyusun modul berbasis buku ini juga belum terwujud. Saya baru mulai membaca buku ini setelah seorang teman memerlukannya. Itu pun memerlukan tiga hari "menemunkannya" di timbunan buku yang tidak terklasifikasi dengan baik. Karena rasanya sayang pengorbanan menemukannya kembali, saya membaca buku ini agak mendalam.
Komunikasi antar manusia (inter personal) adalah salah satu domain di dalam ilmu komunikasi. Wilayah tersebut relatif kurang terperhatikan karena biasanya kampus atau tempat belajar ilmu komunikasi biasanya lebih memfokusikan pada wilayah komunikasi melalui media. Buku ini sebenarnya membahas komunikasi antar manusia di semua level; kelompok, komunitas, organisasi, dan masyarakat secara luas, bahkan salah satu kelompok yang dibicarakan adalah komunikasi antar manusia di dalam keluarga. Perbedaannya dengan buku-buku komunikasi antar manusia yang membahasnya dengan umum, buku ini lebih memfokuskan diri pada komunikasi antar manusia dalam konteks konflik dan cara mengelola konflik tersebut.
Berbincang lebih umum tentang ilmu komunikasi, melalui buku ini saya teringat cara ilmu komunikasi didistribusikan. Sebagaimana halnya ilmu secara umum, belajar salah satu domain di dalam ilmu komunikasi berarti kita bisa membicarakan sebuah proses komunikasi dan posisi berbagai pihak yang melakukannya. Kita bisa pula telaah atas kasus komunikasi beserta cara melakukan sebuah tindakan komunikasi di salah satu domain tersebut. Atau, kita bisa menempatkan proses komunikasi dalam domain tertentu tersebut dalam nilai tertentu. Nilai paling penting dalam tindakan komunikasi adalah kepublikan; keterbukaan, untuk banyak orang, dan melibatkan banyak orang.
Dengan demikian, belajar sebuah proses komunikasi, katakanlah public speaking, berarti kita membicarakan proses komunikasi untuk masyarakat secara langsung, posisi dan peran berbagai pihak, dan konteks kepublikan dari aktivitas tersebut. Kemampuan motorik atau kecakapan pembelajar yang nantinya muncul setelah pembelajaran adalah salah satu tujuan, bukan tujuan satu-satunya. Selain itu, topik mengenai salah satu bagian dalam proses komunikasi semestinya diberikan oleh orang yang memahami domain tersebut secara epistemologis. Saya pernah terkejut membaca sebuah modul pelatihan komunikasi yang dilatihkan di sebuah tempat yang isinya tentang kecakapan komunikasi namun terlalu banyak materi dalam konteks psikologi. Artinya, lebih pada komunikasi "internal" diri bukan pada komunikasi yang benar-benar "berbagi" antar manusia. Modul yang saya baca tadi kemungkinan besar disusun oleh penulis yang tidak mempelajari ilmu komunikasi secara mendalam. Banyak memang yang merasa memahami ilmu komunikasi dan bisa menjadi pengajar atau fasilitatornya. Bukankah semua manusia bisa berkomunikasi?...hehe....
Kembali kepada buku yang coba ditakar ini. Buku ini ditulis oleh salah satu penulis yang dikenal oleh pembelajar komunikasi sebagai penulis buku Human Communication Theories yang terkenal itu. Ide utama buku ini adalah konflik itu lumrah dalam kehidupan sosial manusia dan komunikasi adalah salah satu cara memahami pihak lain, dan dengan demikian konflik dapat lebih mudah diminimalisir. Konflik adalah bagian yang inheren dari kehidupan manusia karena pada dasarnya semua manusia berbeda, secara individual, kelompok, komunitas, maupun sebagai bangsa. Perbedaan tersebut bisa menjadi rahmat ataupun laknat, tergantung berbagai pihak yang terlibat, apakah mampu mengelola perbedaan tersebut.
Buku ini terdiri dari tiga bagian besar, yaitu memahami konflik, mengelola konflik, dan menjaga perbedaan agar tidak "merusak" relasi. Definisi awal dari konflik sejak awal buku sudah dijelaskan dengan detail, bahwa konsep konflik itu tidak monolit. Konflik terbagi menjadi tiga, yaitu: konflik sebagai oposisi sosial, sebagai perbenturan tujuan, dan sebagai antagonisme (hal. 7 - 8). Konflik juga terdiri dari beragam tipe, yaitu konflik data, konflik kepentingan, konflik relasi, konflik nilai, dan konflik struktural. Penguraian untuk masing-masing konflik secara komunikatif ditentukan oleh sifat dan tipe konflik.
Di dalam pemecahan dan minimalisir konflik diperlukan pengetahuan mengenai siapa saja yang terlibat, pesan seperti apa yang diharapkan, media seperti apa yang bisa digunakan, dan efek macam apa yang bisa ditumbuhkan. Di dalam pengenalan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik, kita misalnya, perlu memahami kecenderungan tiap pihak untuk mengakomodasi, menolak, berkompetisi, berkompromi, dan berkolaborasi (hal.78) dalam tiap ide pesan yang dibagi.
Bila kita kembali pada motif mempelajari suatu domain dalam ilmu komunikasi, bahwa buku bisa memberikan pemahaman umum atas konsep dan posisinya dalam konteks keilmuan, untuk apa kita memahami dan mempelajarinya, dan cara kita menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan riil. Motif pertama terlihat kuat, motif kedua tersirat dengan jelas dalam keseluruhan buku, dan motif ketiga cukup bisa didapatkan dari buku walau konsep mesti dijabarkan lebih detail agar implementatif. Namun berkomunikasilah agar kita bisa mempelajari buku ini dengan lebih baik, berkomunikasilah agar konflik bisa lebih terurai. Komunikasi itu memang untuk apa saja dan siapa saja.... :)
Data buku:
Judul : Communication, Conflict, and the Management of Difference
Penulis : Stephen W. Littlejohn & Kathy Domenici
Tahun : 2007
Penerbit : Waveland Press, Illinois
Halaman : 329 hlmn + viii + indeks
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar