Senin, 18 Oktober 2010

5 Album Berisi Lagu "Daur Ulang" Termaut






Seluruh semesta musik itu menyatu. Artinya, kita bisa menyukai satu dua penyanyi atau band tertentu, tetapi bagi penyuka musik sesungguhnya, "kompilasi" dari semua karya penyanyi juga penting. Hal yang sama terjadi pada para penyaji, bukan hanya para penikmat, para penyanyi pun saling menyukai. Diakui atau pun tidak, setiap penyanyi pada beberapa bagiannya merupakan hasil dari pengaruh penyanyi sebelumnya. Apa yang paling mempengaruhi penyanyi lain selain lagu-lagu dari penyanyi lain? dua orang penyanyi atau band yang berbeda, sejaman atau pun tidak, satu aliran atau pun tidak, bisa saling mempengaruhi satu sama lain dalam hal musiknya.



Itulah sebabnya sungguh mengasyikkan mendengarkan seorang penyanyi membawakan lagu dari penyanyi lain. Ada "rasa" berbeda dari lagu aslinya. Seringkali kita bisa menilai sebuah lagu dibawakan lebih baik atau tidak lebih baik oleh penyanyi lainnya. Ada lagu yang sebelumnya tidak begitu terkenal tetapi setelah dinyanyikan oleh penyanyi lain lagu itu menjadi jauh lebih terkenal. Contoh yang sering digunakan untuk dekade 1990-an adalah lagu lama Prince "Nothing Compares 2 U" yang sangat populer ketika dinyanyikan Sinead O'Connor. Sementara untuk dekade 1980-an, lagu "Everytime You Go Away" menjadi lebih populer ketika dinyanyikan oleh Paul Young setelah sebelumnya kurang populer ketika dinyanyikan oleh Darryl Hall and John Oates.



Walau begitu, banyak pula contoh lagu yang justru ketika dinyanyikan kembali menjadi kurang populer, atau paling tidak sama populernya. Di luar lebih baik atau tidak, lebih populer atau tidak, lagu yang dinyanyikan kembali memberikan aura yang berbeda. Bila kita berbicara tentang menyanyikan lagu lama atau mendaur-ulang lagu, berarti kita berbicara menafsir kembali. Persoalan tafsir menafsir ini mengasyikkan karena aktivitas ini berada "di tengah", yaitu teks awal dan penafsir yang akan menafsirkan teks baru. Bisa jadi akan muncul teks baru sebagai buah upaya menafsir tersebut, bisa jadi juga tidak muncul buah yang baru, hanya mengulang lagi teks yang telah dihasilkan sebelumnya.



Banyak lagu daur-ulang yang muncul, juga banyak album yang mengompilasinya. Saya mencoba mengurutkan lima album "daur ulang" paling maut yang bisa saya amati. Tidak ada prosedur pemetaan seleksi album-album tersebut. Pemilihan ini lebih karena album-album tersebut sudah saya miliki dan sudah saya dengarkan lumayan intens. Berikut ini lima album daur ulang paling "maut":



Kelima, album kompilasi dari beragam penyanyi. Album ini berjudul "Re-Discovery" dan dilansir pada tahun 2010 ini. Album ini memuat 36 lagu dari beragam genre dan beragam generasi penyanyi. Album ini terdiri dari dua CD dan harganya termasuk murah untuk double CD. Lagu milik Beatles dan Michael Jackson menjadi lagu yang paling banyak didaur-ulang, yaitu sebanyak tiga lagu, oleh berbagai penyanyi. Lagu tafsir ulang "With or Without You" milik U2 yang dinyanyikan oleh Keane, "Romeo and Juliet", lagu lama miliki Dire Straits yang dinyanyikan oleh The Killers, dan lagu "First Time I Ever Saw Your Face" yang dinyanyikan oleh Stereophonics, adalah track yang menarik untuk diperhatikan.

Album di peringkat keempat adalah kompilasi "1 Love" yang dirilis pada tahun 2002. Di album ini para kontributornya menyanyikan lagu lama yang pernah menduduki puncak pertama di tangga lagu Inggris. Album ini disponsori oleh "War Child" sebuah lembaga nirlaba untuk anak-anak korban perang. Tiga track menarik di album ini adalah lagu Prodigy "Firestarter" yang diintepretasi ulang oleh Jimmy Eat World. Lagu ini menjadi sangat berbeda dari aslinya namun tetap bagus. Lagu lain adalah Muse yang menyanyikan lagu milik the Animals, "House of the Rising Sun" yang menjadi sangat keras. Lagu terkeras Muse yang saya dengarkan. Track terakhir yang menarik adalah lagu "Nothing Compares 2 U" oleh Stereophonics, yang kuat mengadopsi kesenduan dari versi Sinead O'Connor.

Album berisi lagu daur ulang terbaik ketiga menurut saya adalah OST dari film "I am Sam" yang dirilis pada tahun 2001. Para penyanyi yang mengisi album ini menafsir ulang lagu-lagu the Beatles. Pendaur-ulangan tersebut sejalan dengan isi film yang memang merujuk pada isi filmnya di mana the Beatles menjadi "pengikat" di keseluruhan film. Film yang sangat bagus di mana akting Sean Penn sebenarnya layak diganjar Oscar. OST-nya juga bagus kerena melibatkan penyanyi dengan kemampuan menafsir sangat kuat. Sebut saja Eddie Vedder untuk lagu " You've Got to Hide Your Love Away", Rufus Wainwright pada lagu "Across the Universe", dan Nick Cave untuk lagu "Let It Be"

Di peringkat kedua saya memilih album milik Manic Street Preachers yang berjudul "Lipstick Traces A Secret History of MSP" khusus CD 2 yang berisi lagu-lagu lama yang dinyanyikan oleh Manic. CD 1 berisi lagu-lagu b-side yang tidak termaktub di album-album sebelumnya. Banyak pengamat menilai lagu-lagu b-side di album ini sangat layak menjadi lagu-lagu di album "asli" mereka. Manic sangat bagus dalam menyanyikan lagu-lagu lama, antara lain mereka menyanyikan kembali lagu "Umbrella" milik Rihanna yang sayangnya tidak seera dengan album ini sehingga tidak ada di albumnya. Di CD 2 album ini semua lagunya bagus, tiga lagu yang bisa didengarkan berulang-kali dengan enak karena tafsir ulang yang oke adalah "We are All Bourgeois Now", "Raindrops Keep Falling on My Head", dan "Last Christmas".

Album yang berada di puncak adalah album tirbute untuk band lama Carpenter yang berjudul " If I were A Carpenter" yang dirilis pada tahun 1994. Banyak musisi yang besar di era awal 1990-an mengisi album ini, beberapa sudah tidak terdengar lagi. Banyak album tribute pada era itu namun inilah album tribute terbaik menurut saya. Lagu-lagu yang lambat milik Carpenters ditafsir ulang dengan pas oleh para penyanyinya dan menurut saya, menghasilkan teks baru yang bisa dikenang selamanya. Dengar saja lagu yang dinyanyikan oleh American Music Club, "Goodbye to Love", atau perih yang dibawa oleh Sonic Youth dalam lagu "Superstar", serta dinamisnya Redd Kross dalam menyanyikan "Yesterday Once More". Di ingatan saya bila mendengarkan Carpenters adalah lagu versi Sonic Youth dan Redd Kross ini. Album termasuk kompilasi yang masih terus saya dengarkan sampai sekarang.

Masih banyak sebenarnya album berisi lagu-lagu "daur ulang" yang bagus, baik Barat maupun Indonesia.

Bagaimana dengan daftar album "daur ulang" termaut milik teman-teman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...