Senin, 11 Oktober 2010
Mozaik Hati
Satu keping potongan hati kau titipkan padaku,
untuk mengobati kangen katamu bila suatu waktu kau tidak kembali tepat waktu
Satu atau dua keping hati kau biarkan tertinggal.
Mungkin untuk profesi pikirku, di mana imperatifnya, teman?
Begitu katamu berulang-kali
Lebih dari sepuluh keping hati kau siramkan pada bunga-bunga sedikit di luar ruangan,
kau pernah memperbincangkannya,
untuk menyebarkan semangat katamu waktu itu,
juga untuk menunjukkan batas-batas wilayah kuasamu, itu tafsir padu padanku
Entah berapa keping kau distribusikan mengikuti hasrat kebertubuhan
Siapa yang peduli motif-motifnya bila siang berganti malam begitu cepat?
Bila identitas bisa dipilih dari banyak buliran hujan?
Kau tidak lagi menghitung kepingan sisa untuk melengkapi suatu gambar yang utuh
Kau tahu kalkulasi tiada bermakna di era kebendaan seperti ini
Kalkulasi itu terlalu berguna dibandingkan ideologi dan taksonomi, begitu ujaranmu pernah terdengar
Asal kau tahu, aku paham sepenuhnya bila satu kepingan besar sanubari tidak kau titipkan pada siapa pun
Hanya pada humanisme katamu suatu kali
Dan yang satu ini tak bisa diambil kembali
(maji dipinjam dari jpgfun.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar