Senin, 18 Oktober 2010

Life is Free


Sedikit sesal itu masih dipertahankannya beberapa hari. Tidak jadi menonton event Java Rockin' Land bisa saja membuatnya gundah gulana berkepanjangan. Namun hidup itu bebas memilih, termasuk perasaan di hati, gundah gulana, riang gembira, biasa saja, atau ribuan gradasi rasa di antaranya. Hidup bila menyangkut personal kita sendiri, tiadalah urusan dengan orang lain. Hidup kita adalah hidup kita sendiri. Hidup orang lain adalah hidupnya sendiri pula.



Hadirnya tiga band kugiran dari dekade 1990-an, Stereophonics, Smashing Pumpkins, dan Arkarna, di acara Java Rockin' Land sudah membuatnya "merinding" pada awalnya. Wah, seru dan keren sekali, begitu kata hatinya pertama-kali mengetahui informasi tersebut. Walau dia juga tersenyum. Ah, ini komodifikasi juga. Dia tahu pilihan tiga band "lama" itu karena para penyukanya kini berusia pertengahan 30-an, berarti sudah cukup untuk memiliki kapital. Namun ada yang dilupakan oleh penyelenggara, bahwa perlu pengorbanan waktu dan upaya menuju Ancol bagi usia "emas" itu. Walau sudah cukup memiliki uang (dalam kasus dirinya sih tidak ada uang juga :)), belum tentu mereka mau dan bisa meluangkan waktu menuju tempat pentas nun di ujung dunia sono.



Dia sedikit gundah dan terhibur juga. Hidup ini bebas untuk memikirkan dan merasakan emosi seluas mungkin. Dengan melakukan percobaan merasakan, hidup jadi lebih kaya dan indah, serta menghibur diri sendiri pula. Asalkan tidak menghibur diri sendiri sampai mati seperti kata Neil Postman. Dia mencoba memahami mengapa hanya Smashing Pumpkins yang lumayan diliput ketika pentas. Liputan di beberapa media cetak yang dia baca pun payah sekali. Untuk berita-berita umum saja mereka sudah parah, ternyata untuk sekadar berita "hiburan" pun parah pula. Laporan tentang Smashing Pumpinks di dua media cetak yang dia baca tidak memberikan informasi dan kedalaman emosi. Dia tinggal bergantung pada majalah musik bulan depan. Semoga bisa memberikan laporan yang oke.



Namun hanya Smashing Pumpins yang ada liputannya. Kemana Stereophonics dan Arkarna? Untunglah, dia memiliki koleksi album Stereoponics yang lengkap, serta "temuan" brilian cover version yang dilakukan Stereophonics atas lagu "Nothing Compares 2 U" dan "First Time I Ever Saw Your Face". Jadi tidak menimbulkan efek rindu yang luar biasa bila tak menontonnya langsung. Namun, bagaimana dengan Arkarna? dia tidak memiliki dokumen lagu dan album Arkarna. Hanya ingatan lamat-lamat lagu "So Little Time" dan "Life is Free" yang terkenal ketika dia berkuliah dan baru menyelesaikannya. Seperti halnya lagu-lagu di era 1990-an dan awal 2000-an, semuanya memberikan efek optimisme pada hidup (sebelum dia sadar optimisme itu bisa terenggut darinya).



Tidak adanya liputan yang memadai atas Java Rockin' Land, terutama penampilan Smashing Pumpkins, Stereophonics, dan Arkarna, kemungkinan juga disebabkan fokus media yang berlebihan pada pertandingan "aneh" antara Indonesia versus Uruguay. Kelihatannya PSSI berhasil untuk memberikan euforia sesaat menonton pertandingan yang katanya berkualitas. Nyatanya? Banyak orang sesaat lupa bahwa hal terpenting adalah membenahi sepakbola Indonesia dari hulu ke hilir, dari "babak belur" ke babak baru. Namun itulah, kita cenderung bisa disogok dengan "permen" kecil dan melupakan hidangan lengkap perbaikan menyeluruh, bukannya proyek mercusuar semacam itu. Walau begitu, hidup memang bebas memilih, terutama memilih tidak terpengaruh atas rayuan PSSI dan menonton pertandingan tak seimbang itu.



Lalu, secara tak terduga. Di tengah kunjungan biasanya di toko CD, dia menemukan album Arkarna, Family Album (2000). Memang bukan hit terbesar mereka yang ada di album itu, "So Little Time" ada di album Fresh Meat (1997). Namun, album ini telah cukup. Band yang dimotori oleh programmer Ollie Jacobs ini bisa menuntaskan rindu dirinya pada akhirnya. Album yang biasa tetapi bisa membuatnya teringat pada kehidupan relatif lebih bebas satu dekade yang lalu. Di hidup kita sendiri seperti ini, bebas itu ada di pikiran dan hati, kita bebas untuk merasa bahagia, dan kita bebas untuk menjadi cerdas. Untuk yang keseribu kali, dan kali ini semakin tajam, dia menyadari bahwa menjadi berbahagia dan menjadi cerdas itu hanyalah pilihan. Hidup itu bebas (memilih). Life is free!



######



"Life Is Free"



You could be popular

You could be wanting more

It doesn't have to be that way

This could be beautiful

Are you really gonna make it happen

Seems a whispers sometimes louder than a scream

Are you really gonna make it happen

Life is free



You could be a checkout girl

You could be beautiful

You give your all but it's not enough

Is that the way it is?

Are you really gonna make it happen

Seems a whispers sometimes louder than a scream

Are you really gonna make it happen

Life is free



Keep the dream alive

Don't be affraid

I'm suffering my life away

That's all I've got to say

Are you really gonna make it happen

Seems a whispers sometimes louder than a scream

Are you really gonna make it happen Life is free

2 komentar:

  1. aku suka arkarna,

    life is free, rehab, so little time,

    mantaap!

    BalasHapus
  2. Hilmy, salam kenal :) memang lagu-lagu Arkarna bagus. Sayang mereka hanya punya dua album. Semoga album ketiga bisa sebagus sebelumnya, rencananya mereka akan merilisnya tahun ini

    BalasHapus

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...