Sabtu, 23 Oktober 2010
Sajama Cut - Manimal (2010)
Manusia Binatang atau Binatang Manusia? Pertanyaan itulah yang bergelayut ketika kita membaca judul album ini. Manusia itu terkadang memang tak adil bagi sesama makhluk, terutama pada binatang. Bagaimana mau adil sesama makhluk Tuhan, dengan sesama manusia pun tak bisa saling adil?
Bagaimana bisa tidak adil pada binatang? Manusia selalu mengambil “keuntungan” karena manusia adalah makhluk yang bisa menyadari eksistensinya dan bisa menafsir realitas. Bila manusia melakukan hal yang teruk, manusia dianggap seperti binatang, bila binatang menunjukkan kasih sayang pada sesamanya, binatang tadi akan dianggap “manusiawi”, seperti manusia.
Ada sebuah cerita bila di sebuah kebun binatang terdapat sebuah kandang yang diberi tulisan: “binatang paling buas”. Ternyata kandang itu kosong tiada isi binatangnya. Hanya ada sebuah cermin besar yang tergantung di mana refleksi pengunjung yang terlihat di dalamnya. Tahu ‘kan sekarang siapa yang paling “buas” di dunia ini. Manusia bisa membunuh sesamanya dengan sangat kejam, fisikal dan wacana. Secara fisikal adalah tindakan kejam yang akan dihukum secara pidana, pembunuhan secara wacana kita kenal juga sebagai hegemoni yang berlebihan. Seringkali yang kedua lebih kejam dibandingkan yang pertama. Siapa pun yang pernah merasakan distigma oleh manusia-manusia lain pasti akan tahu rasanya.
Namun, tafsir saya pun terlalu jauh. Ah, ini memang tipikal manusia. Setelah mendapatkan informasi tentang proses penamaan album mereka, saya baru mengetahui bahwa judul “Manimal” yang digunakan berasal dari film seri televisi pada dekade 1980-an. Lamat-lamat juga saya ingat serial itu ketika hanya ada satu saluran siaran, TVRI, di media televisi Indonesia. Film itu bercerita tentang seorang “anak muda” atau jagoan yang bisa mengubah dirinya menjadi berbagai jenis binatang dan bertujuan untuk membantu manusia lain. Terlihat kembali ‘kan paradoksnya? Untuk membantu manusia lain pun, kita mesti dalam bentuk bukan manusia yang utuh.
Pilihan nama judul untuk album ini juga cenderung absurd, seperti halnya nama band yang tidak bermakna apa-apa, pilihan nama pada “Manimal” semata-mata karena para personelnya mesti mengurung diri selama sekitar setahun dan mesti menonton banyak kopi seri film tersebut untuk menghibur diri. Band yang terdiri dari Marcel Thee (vokal, gitar), Dion Panlima Reza (gitar); Andre Humala (kibord, synthetizer, perkusi); Randy Apriza Akbar (Bass); Hans Citra Patria (kibord, perkusi); dan Banu Satrio (drum) ini memang tidak terlalu memikirkan makna lain selain absurditas tadi dalam arti yang konstruktif. Lirik-lirik lagu di album ini pun sengaja dibiarkan absurd. Namun pilihan musiknya sungguh tidak “absurd”. Mereka menggabungkan banyak genre di dalam karyanya. Bagi saya penggabungan tersebut adalah sesuatu yang brilian. Album ini menurut saya adalah album terbaik dari empat album musik Indonesia yang sekarang ini sedang saya takar. Salah satu album Indonesia terbaik untuk tahun 2010 ini.
Kedelapan lagu sungguh enak untuk didengarkan. Tidak hanya per lagu, susunan yang ditata pun juga memberikan efek yang sesuai, tidak membosankan. Mendengarkan album ini saya tidak merasa ingat dengan lagu dari band lain mana pun, sekaligus ingat dengan semua musik yang pernah saya dengar, mulai a-ha versi keras sampai Nine Inch Nails versi lembut.
Walau semua lagu bagus, saya memilih “Twice (Rung the Ladder)” dan “Whores of the Orient” sebagai dua lagu terbaik, setara dengan lagu lain mereka yang bisa saya dengarkan, “Less Afraid” dari album OST Janji Joni (2005). Sebelumnya Sajama Cut sudah merilis empat album, yaitu: “Apologia” (2002), “The Osaka Journals” (2005), dan “L'Internationale EP” (2008). Saya jadi sangat ingin mendengarkan album-album mereka terdahulu karena mendengarkan album ini.
Album ini benar-benar membuat saya puas dan juga tercerahkan untuk menghasilkan karya versi personal saya sendiri. Sudah agak lama saya tidak mendengar album Indonesia yang bagus dari versi seperti ini, bagus yang mencerahkan dan kontemplatif pada diri kita sendiri. Bukankah album yang baik adalah mendorong pendengarnya untuk berkarya sesuai dengan kemampuan mereka sendiri? Teks media yang bagus selalu menghasilkan teks media bagus lain. Efek positif yang mengalir beruntun. Bukankah ini yang terjadi pada Sajama Cut ketika mereka menonton film “Manimal”?
Penyanyi : Sajama Cut
Judul : Manimal
Tahun : 2010
Daftar Lagu:
1. Paintings Paintings
2. Twice (Rung the Ladder)
3. Untitled #4
4. Whores of the Orient
5. Hunted Lights
6. The Hong Kong Cinema
7. Speak in Tounges
8. Street Haunts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar