Senin, 11 Oktober 2010

Komunitas Kaskus: “Kasak-kusuk” atas Informasi, Membagi, dan Merayakannya


Seberapa banyak kita bersyukur atas apa yang dibawa media baru, terutama bagi yang pernah merasakan kehidupan tanpanya? Dahulu kita tidak akan bisa dengan cepat mengetahui apa yang dilakukan oleh rekan kita sebelum ada media baru. Juga jauh lebih sulit dan menghabiskan waktu untuk mencari sebuah informasi dibandingkan dengan sekarang. Kita tinggal membuka “search engine” di internet dan kita dapat menemukan banyak definisi suatu informasi di sana. Kita bisa mendapatkan informasi yang mungkin tidak ada di media massa atau paling tidak sukar didapatkan pada masa sekarang.

Salah satu fungsi yang luar biasa dari media baru, terutama via internet, adalah fungsi berbagi dan merayakan informasi. Informasi di era sekarang ini sangat cepat berkembang. Perkembangannya pun tidak harus mengikuti otoritas yang ada. Katakanlah informasi mengenai kesehatan, kita tidak lagi perlu bergantung sepenuhnya pada profesi medis, terutama dokter. Kini informasi mengenai kesehatan dan obat dengan mudah didapat, bahkan terkadang informasi kesehatan yang didapat lebih baik, tidak bias, dan mendalam.

Pada titik inilah informasi tidak hanya dibagi di antara pengaksesnya, melainkan juga dirayakan. Katakanlah seorang narablog (blogger) yang awalnya bertujuan “hanya” ingin menulis. Lama kelamaan ia akan terkoneksi dengan narablog yang lain, terutama yang memiliki ketertarikan yang sama. Narablog dan teman-temannya kemudian mendiskusikan topik yang menjadi ketertarikan bersama tadi. Mereka kemudian berbagi informasi spesifik yang pada akhirnya akan memperdalam informasi tadi. Seorang narablog akan berbahagia bukan hanya karena dia berhasil menulis tentang sesuatu, melainkan dengan obrolan yang terjadi melalui berbagai komentar yang muncul. Isu-isu da informasi yang menarik biasanya akan mendatangkan komentar yang banyak dan pada gilirannya akan mengkreasikan berbagai informasi baru.

Aktivitas ini tidak hanya muncul dalam fenomena blog tetapi juga muncul di dalam berbagai komunitas maya. Pada komunitas maya tersebut lahir berbagai aktivitas di seputar informasi yang terbagi menjadi dua, yaitu membagi dan merayakannya. Komunitas terbesar bagi orang-orang Indonesia di dunia maya adalah Kaskus. Komunitas Kaskus sampai tulisan ini dibuat sekitar 2,2 juta dan sudah memuat sekitar 235 juta posting. Bisa kita bayangkan berapa banyak informasi yang telah dibagi di dalam komunitas ini.

Berdasarkan informasi dari wikipedia Indonesia, Kaskus ini sudah berdiri sejak 1999 oleh Andrew Darwis dan kawan-kawan yang sedang bersekolah di Amerika Serikat. Nama Kaskus sendiri berasal dari kata kasak-kusuk yang arti awalnya mungkin negatif. Namun kasak-kusuk sendiri bisa diartikan positif juga karena bisa membicarakan dan “bertindak” atas informasi sedalam mungkin. Kasak-kusuk di sini kemudian menjadi mengurusi informasi secara berlebihan namun tetap dalam koridor yang positif.

Saya bertemu dengan komunitas Kaskus regional Yogya dua minggu yang lalu, 27 September 2010 di acara “Angkringan Gayam” yang disiarkan secara live oleh radio Geronimo pukul 21.00 – 22.00. Diskusi atau ngobrol-ngobrol yang luar biasa dengan komunitas terbesar di Indonesia. Banyak hal yang bisa diobrolkan dengan mereka, mulai dari aktivitas online mereka sampai dengan aktivitas offline. Mulai dari pembicaraan umum mengenai Kaskus sampai dengan kegiatan mereka secara spesifik berkaitan dengan komunitas maya tersebut. Mereka berkumpul tiap Rabu malam di dekat kantor Kedaulatan Rakyat dan sepertinya, berkumpulnya mereka adalah awal sekaligus muara dari berbagai aktivitas riil yang positif, antara lain bakti sosial dan berbisnis yang sehat.

Kaskus memang luar biasa sejak dulu. Ada dua forum yang “legendaris”, yaitu bb17 dan Fight Club. Di dalam “fight club” misalnya, didiskusikan berbagai isu dan informasi dengan bebas. Namun karena penerapan dua Undang-undang, yaitu UU Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU Pornografi, kedua forum ini kemudian “dilepas”. Untuk Fight Club kini sudah diganti dengan DC, Debat Club, namun derajat kebebasan diskusinya sudah menurun dibandingkan dengan Fight Club. Dilepasnya dua forum ini juga kemungkinan dikarenakan semakin banyaknya dana yang diputar dalam forum jual-beli. Bisa dikatakan forum jual beli di kaskus adalah praktek bisnis online paling ramai di Indonesia. Kemudian Kaskus dikelola oleh perusahaan bernama PT Darta Media Indonesia.

Tentu saja terdapat forum yang paling ramai dikunjungi di Kaskus sekarang ini. Forum lounge adalah yang paling ramai karena disinilah kaskuser berkumpul dan forum ini merupakan “jalan masuk” untuk menelisik informasi di dalam forum yang lain. Di dalam forum “Berita dan Politik” misalnya, kita bisa mendapatkan informasi yang berbeda atau lebih dahulu dibandingkan dengan media umum. Informasi yang diberikan oleh berbagai forum yang lain pun tak jarang memberikan informasi yang lebih cepat. Hal lain yang juga menarik untuk diperbincangkan adalah mekanisme dan istilah yang digunakan Kaskus untuk mengatur informasi yang dibagi dan dirayakan tersebut. Untuk istilah misalnya, siapa yang tidak kenal dengan istilah “pertamax” untuk menunjukkan komentar pertama atas suatu posting atau thread? Istilah ini malah lebih populer dibandingkan dengan istilah aslinya yang merupakan salah satu produk dari Pertamina. Mekanisme posting misalnya memunculkan istilah “cendol” dan “bata merah” yang menunjukkan thread itu disenangi atau tidak disenangi.

Banyak kisah yang unik dan “lucu” dari aktivitas kaskuser (anggota komunitas Kaskus) yang bisa dilacak sendiri di situsnya. Namun ada satu yang luar biasa, ada seseorang yang menjual kapal tanker melalui forum jual beli. Setelah diverifikasi, ternyata penjualan itu serius. Posting bagus dan unik juga muncul tiap hari walau ada juga posting aneh dan merupakan “klon” dari posting lain. Kloning ini adalah sisi lain dari Kaskus karena kaskuser yang bisa memberi “nilai”, cendol atau bata merah, adalah kaskuser yang sudah memiliki 2000 postingan.

Walau banyak kelebihan atau kebaikan yang diberikan oleh Kaskus, atau juga berbagai fungsi dari Internet lainnya, tentu saja ada hal yang negatif. Leburnya diri dalam komunitas adalah salah satunya. Internet adalah media terkuat dalam mewujudkan apa yang disebut oleh Marshall McLuhan, “extension of human”. Makna aslinya memang digunakan untuk media massa di mana manusia “meluaskan” dirinya, yaitu pemikirannya. Namun untuk media baru, komunitas maya, media bisa menjadi perluasan dari tindakan, atau paling tidak mengawali sebuah tindakan. Bila pada akhirnya, komunitas maya itu meleburkan individu sepenuhnya, berarti media justru mematikan eksistensi kedirian yang bertolak belakang dengan visi awal media baru.

Banyak contoh yang menunjukkan bagaimana individu malah kehilangan dirinya ketika berkumpul dengan banyak individu lain. Individu tersebut menjadi kurang memperhatikan dirinya sendiri, melainkan bagaimana bertindak sesuai dan sejalan dengan kumpulan individu lainnya. Individu akhirnya tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan dan berkontemplasi tentang dirinya sendiri. Pada titik ini kedirian dilepas untuk mengkonfirmasi kolektivitas.

Hal lain yang juga mengemuka di Kaskus adalah semakin tingginya kesenjangan antara yang memahami dan individu yang kurang memahami konsekuensi informasi di dunia maya. Bukan hanya pada arti penting sebuah informasi, melainkan juga teknis mendistribusikan dan mencari keuntungan dari informasi tadi. Pihak-pihak yang mampu memanipulasi informasi dan mencari keuntungan darinya bisa jadi masuk ke dalam berbagai komunitas maya, termasuk di Kaskus dalam forum jual beli. Walau Kaskus sudah menerapkan mekanisme yang berusaha meminimalisir “penipuan” dengan KasPay dan tim khusus yang dinamakan “satpam”, tetap saja pihak-pihak yang paham namun tidak bertanggung-jawab ini hadir terus bila pemahaman di level individu tidak muncul dengan baik.

Di atas semuanya, Kaskus memang fenomenal. Tidak ada yang menyangsikan hal tersebut. Tetapi membuat yang fenomenal itu bermakna secara lebih luas dan positif pada masyarakat Indonesia dan memperkuat pemahaman media baru pada kita semua adalah tantangan ke depan. Media baru, terutama Internet, adalah jembatan emas bagi diri dan kumpulan orang yang tidak saling meleburkan, juga jembatan bagi kita untuk menuju kondisi-kondisi yang lebih baik, indivual maupun kolektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...