Jumat, 22 Oktober 2010
Luka Ini, Itu Dia
Tambahkan aku dalam hatimu sekuku saja, pintamu
Atau paling tidak ingatlah aku ketika kau mencandra hidup, tawarmu
Aku tak pernah belajar darimu, kecuali
Tegangan kimiawi atas cinta dan tarikan maknawi dari hasrat
juga, spektrum emosi pada berita beserta rasionalitas pada fiksi
Hadirkan aku dalam mimpimu satu saja, rengekmu
Atau paling dekat lekatkan aku dalam semua tulisanmu tentang mimpi yang riuh dan
cinta yang semestinya tak menyakiti, propagandamu
Aku tahu yang merumput ke kepalamu adalah taktik nihilis dan narsistik pada tafsir
Menyendiri dirimu sendiri
Bukan, itu bukan skeptisisme seperti yang kau perbincangkan
Lupakan aku akan menghargaimu lagi, musuhku
Hidup lebih penting dari sekadar sosok pahlawan dan menangis sesengukan
Atau paling tidak, yakinlah kau tak ada lagi dalam hati dan pikiranku
Tak perlu, bagi yang mempolitisasi dan mewirausahakan akhirat
Tak harus mencari etika yang tidak bersumber di mana pun kecuali di hati manusia
Ingatlah aku setiap kali kita berpapasan, lukaku
Atau paling jauh tak perlu tersenyum
Menjauhlah dan jangan coba menyapa, dukaku
Atau paling dekat tak perlu berceramah
Pada hidup yang fana,
tiada lagi kita pada masing-masing terpana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now&...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar