Jumat, 07 Mei 2010

CD Bonus, "Bonus" untuk Memperkuat Akses atas Musik Indonesia



Mengakses majalah Rolling Stone Indonesia setiap bulan adalah aktivitas yang saya tunggu dengan antusias. Hal yang sama terjadi pada bulan Mei 2010 ini, namun bulan ini kadar antusiasme tersebut meningkat lebih tinggi. Bukan hanya karena tulisan rekan saya "merayakan" musik Indonesia, Fakhri Zakaria, tentang Lokananta muncul di majalah ini, juga karena bonus cd-nya.

Tadinya saya berharap CD kompilasi ini mirip kualitasnya dengan kompilasi serupa yang juga menjadi bonus RSI pada bulan Mei 2007. Ternyata tidak. CD tahun 2007 itu lebih baik segalanya dari CD yang sekarang ini. Kenapa? sepertinya kompilasi dari tahun 2007 lebih serius dikerjakan. Paling tidak hal ini dilihat dari kemasannya. CD dari tahun 2007 memiliki judul tersendiri "Rare and Raw" volume 1 dan 2, sementara CD dari tahun 2010 ini tidak memiliki judul.

Lebih jauh lagi, konsep album tahun 2007 juga lebih mantab. "Rare and Raw" memiliki konsep bahwa lagu yang masuk di kompilasi ini adalah lagu-lagu "langka" yang tidak ada di album-album para pengusungnya. Di dalam industri musik, lagu-lagu semacam ini disebut B-side. Band Wales keren, Manic Street Preachers misalnya, yang rajin membuat b-side bagus, mengumpulkan lagu-lagu b-side mereka ke dalam album "Lipstick Traces". Atau, sampai sekarang, saya masih memburu lagu "Three Words", b-side milik Level 42, dan "I rather be You", b-side milik Genesis. Ini untuk menunjukkan bagaimana lagu b-side bisa memberikan makna lebih.

Tetapi tidak begitu untuk bonus RSI kali ini. Lagu-lagu yang dikumpulkan adalah lagu-lagu yang hadir di dalam album para penyanyi pengusungnya. Paling tidak ini yang bisa saya lacak dari album-album yang saya punya, Melancholic Bitch, The Upstairs, Anda, Tika and the Dissidents, Endah N Rhesa, dan Airportradio. Sementara dua lagu dari Padi adalah lagu-lagu "perjuangan" yang tidak jadi mereka rilis karena band lain dari label yang sama, Cokelat, telah merilis album berkonsep serupa lebih dulu.

Juga tidak ada informasi apa dan mengapa bonus CD ini dikreasi. Hal ini menurut saya kurang memberikan kepuasan bagi para pendengar. Informasi mengenai sebuah album dapat memberikan tambahan kepuasan akses bagi kita. Sementara, untuk "Rare and Raw", informasi tersebut sungguh memadai, mulai dari pengantar yang termaktub di case CD-nya, juga ulasan yang lebih komprehensif yang muncul di dalam majalahnya sendiri. Tak heran, karena apiknya informasi, salah seorang pembaca RSI sampai harus membeli edisi Mei 2007 itu dua eksemplar, hanya untuk mendapatkan dua volume "Rare and Raw" karena RSI hanya memberikan satu CD saja. Ini yang saya baca dari komentar di Surat Pembaca RSI. Saya pun dahulu berusaha untuk mendapatkan keduanya. Sayang di beberapa tempat penjualan majalah yang bisa saya kulik di Yogya hanya ada volume keduanya saja.

Dari isinya sendiri, tidak ada keluhan dari saya. Penyanyi yang mengisi bonus CD kali ini adalah band-band serius dan bagus. Sayangnya, list lagu yang ada tidak sama dengan track di CD sehingga agak bingung pula mendengarkannya. Walau begitu, secara keseluruhan kompilasi ini upaya yang bagus dan layak diapresiasi lebih. Saya kira ini sejalan dengan misi RSI, untuk memberikan informasi dan pengetahuan mendalam mengenai musik Indonesia. Juga seiring dengan misi mikro yang juga muncul di edisi Mei 2010 ini. Misi itu muncul dari pernyataan Padi yang muncul di artikel tentang mereka, Padi lebih baik bubar daripada bermain playback.

Statemen ini jelas merupakan "perlawanan" atas industri musik Indonesia yang semakin jauh dari esensi bermusik itu sendiri. Penikmat awam seperti saya sangat berharap muncul keberagaman dan kualitas yang lebih bagus lagi. Upaya yang dimunculkan RSI lewat isinya sudah lebih dari memadai. Tinggal upaya tambahannya: memberikan bonus CD kompilasi yang lebih kuat konsepnya disertai dengan informasi yang mendalam dan solid. Ini sekadar masukan dari pembaca setia sejak edisi pertama RSI di usia yang kelima :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...