Rabu, 19 Mei 2010

Stay on These Roads


Masa lalu itu selalu ada di belakang kita. Walau begitu, seringkali masa lalu begitu dekat sampai desah napasnya terasa di pundak kita. Masa lalu begitu dekat bila saya mendengarkan album-album musik lama, antara lain album yang saya dengarkan ini. Album ini berjudul "Stay on These Roads", dirilis tahun 1988, sama seperti judul single pertamanya. Modus rilisan semacam ini memang populer di dekade 1980-an, di mana single pertama adalah lagu pertama dari album, bahkan bisa jadi nama album sama dengan judul lagu yang paling diandalkan.

Album ini dinyanyikan oleh A-Ha, salah satu band favorit saya dan menjadi deretan band awal yang saya suka bersama Duran Duran dan Pet Shop Boys. Walau bukan lagi band yang menggedor sukma saya belakangan ini, khusus untuk album ini dan album mereka berjudul, "Minor Earth Major Sky" yang dirilis tahun 2000, saya selalu punya kenangan khusus. Album "Stay on These Roads" mengingatkan saya pada masa SMA.

Mendengarkan album ini sepertinya lampu-lampu di pinggir jalan HOS Cokroaminoto masih bisa saya lihat. Hal yang saya ingat pasti adalah momen menunggu bus kota untuk pulang ke rumah saat menjelang maghrib di halte seberang sekolah saya dulu. Suasana yang magis antara masa depan tak pasti, kelelahan setelah seharian bersekolah, dan keinginan tak terwujud untuk terus bersama teman-teman seharian. Pada suatu waktu bukankah kita mesti pulang?

Secara khusus, album ini mengingatkan saya pada teman-teman SMA, karena salah satu teman yang memiliki album ini. Saya meminjamnya dari dia. Mendengarkan album ini saya semakin yakin bahwa ada perbedaannya, antara berjauhan dan berpisah dengan seorang teman. Berjauhan secara fisikal dengan teman bukan berarti berpisah. Sebaliknya, berdekatan dengan seseorang yang dulunya teman bisa berarti sudah mengalami "perpisahan". Perpisahan tidak pernah terjadi antara saya dengan teman-teman SMA saya. Walau berjauhan, kami masih berinteraksi melalui ragam media dan bila bertemu langsung pun, walau itu jarang sekali, kami merasakan kedekatan yang tulus.

Selalu, bila saya mendengarkan album ini, yang terekam adalah saat menunggu bus dan ketika sendirian atau bersama-sama beberapa teman menelusuri jalan HOS Cokromaninoto kala waktu menjelang gelap dan lampu-lampu jalan mulai menyala. Dahulu di awal 90-an, jalan itu belum kembali seramai sekarang. Kalau sekarang sih, ramai sekali keadaannya, apalagi setelah ada pasar Klithikan di jalan itu. Saya dan teman-teman seringkali menelusuri jalan HOS Cokroaminoto bukan hanya karena lokasi sekolah kami ada di jalan itu, tetapi juga karena kebanyakan tempat tinggal dan kost teman saya berada di sekitarnya.

Secara umum, lagu-lagu di album ini adalah lagu-lagu yang bagus. Walau begitu, secara khusus saya suka dengan empat lagu di antaranya, yaitu: "Stay on These Roads", "Touchy", "The Living Daylight", dan "You're the One". Dari sudut pandang akses media. Mendenagrkan album ini mengingatkan saya pada masa "putar" album. Karena jaman dulu teknologi belum semaju sekarang dan rilisan album tidak begitu banyak, suatu album bisa kita dengarkan selama beberapa tahun. Tidak seperti sekarang, saya memiliki banyak album tetapi kurang mendalami utuh penuh.

Kini kita mencoba mengulik empat lagu tadi. Lagu pertama adalah lagu yang paling jelas membuat saya mengingat masa SMA lalu, bersama teman-teman dan diri sendiri. Masa awal ketika identitas diri dibentuk. Keindahan dan kesenduan mengalir dari album ini walau makna literalnya adalah kisah cinta dua anak manusia.

Lagu "Touchy" adalah lagu A-Ha yang pertama saya kenal. Saya mengenalnya pun dari album cover version yang dulu banyak beredar sebagai akibat diterapkannya hak cipta dan royalti untuk musik rekaman di Indonesia. Lagu "Touchy" dan "You're are the One" mengingatkan saya pada masa A-Ha menjadi rujukan penampilan anak muda pada waktu itu. Sedikit rapi dengan lengan baju dilinting dan rambut berminyak. Kedua lagu ini sepertinya menjadi lagu tema iklan sebuah produk minyak rambut selain Brisk.

Lagu "The Living Daylight" adalah lagu yang mengingatkan saya pada film James Bond berjudul sama. Lagu ini bersama lagunya Duran Duran, "A View to Kill" adalah dua lagu kesukaan saya dari band yang juga favorit. Satu lagu kesukaan saya dari theme song-nya James Bond adalah "Goldeneye" karena diciptakan oleh Bono dan the Edge. Sayang saya tidak suka dengan penyanyinya. Coba bila lagu "Goldeneye" dinyanyikan oleh U2, pasti keren dan mereka akan punya dua lagu hit dari OST dalam waktu yang hampir bersamaan. Lagu U2 yang juga menjadi OST adalah "Hold Me Thrill Me Kiss Me" dari film Batman Forever.

Selain itu, saya ingat persis, pemeran pembantu di film "the Living Daylight" itu Maryam D'Abo. Pemeran James Bond-nya sih kurang bagus menurut saya bahkan Timothy Dalton dianggap oleh banyak pengamat film sebagai pemeran Bond paling tidak pantas. Tetapi tidak begitu untuk Maryam D'Abo, D'Abo menurut saya bermain bagus walau kini tidak terkenal. Maryam D'Abo dan Lady Di adalah dua sosok perempuan yang saya impikan pada waktu itu.

Untuk sekenang kedar-kedaran dengan lagu A-Ha yang bagus ini, berikut ini lirik lengkapnya, dan seperti biasa, lirik semakin asyik dimaknai dan dikenang bila kita mendengarkan lagunya secara bersamaan:

The cold has a voice
It talks to me
Stillborn, by choice
It airs no need
To hold

Old man feels the cold...
Oh baby don't
'cause I've been told:

Stay on these roads
We shall meet, I know
Stay on...my love
We shall meet, I know
I know

Where joy should reign
These skies restrain
‘Shadow your love...'
The voice trails off again

Old man feels the cold
Oh baby don't
'cause I've been told

Stay on these roads
We shall meet, I know
Stay on...my love
You feel so weak, be strong
Stay on, stay on
We shall meet, I know
I know
I know, my love, I know
-----

Masa lalu akan selalu mengikuti kita. berjalan ataupun berlari di dalam hidup, ia kan ada. Teman-teman terdekat kita akan selalu ada, jauh ataupun dekat, sering ataupun jarang bertemu. Walau kita terus menghidupi hidup kita sendiri, suatu saat Dia akan menunggu di ujung jalan. Dia akan selalu menunggu kita dengan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...