Selasa, 19 Januari 2010
Bukan Sekadar Permainan
“Tiada Lagi Sextuple”...begitulah tulisan yang saya baca dari sebuah tabloid olahraga terkemuka negeri ini. Tulisan tersebut memang berkisah tentang ketidakmungkinan Barcelona memenangkan enam trofi pada musim kompetisi tahun ini setelah "kalah" dari Sevilla di ajang Copa del Rey. Sesuatu yang luar biasa yang mereka capai musim lalu. Barcelona memang luar biasa pada musim lalu. Gelar juara untuk semua kejuaraan yang diikuti adalah baru kali pertama terjadi sepanjang sejarah sepakbola. Kemenangan mereka atas Estudientes dalam Piala Dunia antar Klub pada bulan Desember tahun lalu adalah bukti akhir keperkasaan mereka selama setahun penuh.
Tidak ada yang mampu melakukannya di dunia nyata, tetapi hal itu sangat mungkin terjadi dalam dunia game manajerial klub sepakbola. Yup, game tersebut bernama Football Manager. Saya adalah penggemar die hard untuk game tersebut. Jadi tulisan pertama saya tentang sepakbola ini tidak berbicara tentang sepakbola atau Barcelona, melainkan bicara tentang game sepakbola dan tafsir saya atasnya.
Bila saya pikir-pikir alasan saya senang dengan game ini saya benar-benar tidak memiliki jawaban yang pasti. Hal yang pasti adalah kesukaan saya dengan sepakbola. Alasan utama ini pun tidak menjawab sepenuhnya, karena bila bicara tentang game sepakbola, banyak sekali jenisnya. Ada banyak game sepakbola yang "memainkan" para pemainnya, sebut saja FIFA, Pro Evolution Soccer. Juga ada cukup banyak game manajer sepakbola, misalnya USM (Ultimate Soccer Manager, FIFA Manager, dan lain sebagainya. Walau banyak, Football Manager adalah yang menarik perhatian saya.
Bila membicarakan FM (Football Manager), tentunya kita tidak bisa tidak membicarakan CM (Championship Manager) karena FM adalah pecahan dari CM. CM masih ada sampai sekarang tetapi pamornya turun dan "dikalahkan" oleh FM sebagai game manajer sepakbola paling populer. CM pertama-kali muncul pada tahun 1992 dan diciptakan oleh Paul and Oliver Collyer di kamar mereka. Bahkan untuk tahun 1990-an itu, grafis dari game ini dianggap buruk. Game ini pun bukan game manajer sepakbola yang dilirik pada awalnya. Penjualannya statis pada tahun-tahun pertamanya. Game ini baru menarik perhatian pada pertengahan tahun 1990-an. Pada saat itulah saya pertama-kali memainkannya, di kosan teman KKN saya pada tahun 1996.
Sejak saat itulah saya kecanduan game ini. Teman-teman sepergaulan saya kemudian juga memainkan game ini dan itu membuat kami semakin asyik memainkannya. Sebelumnya, FIFA mendominasi game yang kami mainkan, tetapi setelah itu CM mengambil-alih semuanya.
Saya bisa paham dengan para “pecandu” game karena saya pernah merasakannya dulu. Bukan berarti sekarang tidak kecanduan. Sekarang ini saya relatif bisa mengatur durasi memainkan game ini. Lain halnya dengan dulu. Dahulu itu saya benar-benar kecanduan, sampai-sampai aktivitas hidup ditata oleh game CM. Sekolah master saya yang lebih lama dari S1 kemungkinan disebabkan oleh game ini, malah teman-teman dulu menjuluki sama MCM, master CM…hehe… Rekor saya adalah main game ini dua hari penuh, Sabtu dan Minggu, pada waktu kuliah S1 dulu. Hanya berhenti untuk hal-hal “penting”, bahkan ketika makan pun saya memikirkan dan membicarakan game ini.
Dahulu itu, selain memainkannya bersama teman-teman dekat saya, pembicaraan kami juga biasanya hanya seputar CM; taktik apa yang paling jitu digunakan, pemain yang bagus untuk ditransfer, dan cara mendapatkan pemain bagus dengan “mudah”. Kami kemudian menciptakan trik “maling ajam” untuk mendapatkan pemain yang kami inginkan. Rasanya game, yang tidak nyata, lebih baik daripada kenyataan. Bila simulakra dibicarakan, kasus kecanduan saya dan teman-teman ini adalah manifestasinya.
Pada tahun 2005, FM lahir dan berpisah dari label game CM, eidos. FM mengadopsi “mesin” CM tetapi dengan data dan gameplay yang lebih oke di bawah label Sega. Sejak itulah saya berganti memainkan FM. Bila CM saya mainkan dengan teman-teman dekat, FM saya mainkan sendirian. FM menjadi “teman” saya bila mengerjakan sesuatu dengan PC walau prakteknya mengetik hanya 10% dari durasi di depan PC setiap kali…hehe…30%-nya mengutak-utik dan mendengarkan MP3, sisanya yang jauh jauh lebih banyak adalah memainkan FM.
Walau demikian, FM memberikan sesuatu juga pada saya. Saya jadi lebih paham dengan sepakbola internasional dengan memainkannya. Saya juga lebih mengetahui kota-kota di suatu negara, biasanya negara Eropa, bila memainkan klub dari lower division. Baru-baru ini misalnya, saya jadi lebih mengenal Robert Enke, mantan kiper nasional Jerman yang bunuh diri itu, dengan membuka klub Hannover. Saya juga lebih mengetahui skuad impian Barcelona dengan memainkan klub ini di FM termasuk calon-calon “Messi” yang baru. Informasi tersebut tidak saya dapatkan dari media apa pun.
Selain itu, dengan memainkan FM, saya bisa menyamai Barcelona dengan memenangkan enam trofi dari setahun, bahkan “melebihi” Barcelona, karena saya bisa memegang tim dari Blue Square Division (divisi VI dan VII di liga Inggris) menjadi juara Piala Champions dan antar Klub dunia dalam waktu dua tahun!
Kata siapa game ini hanya sekadar permainan….
Apa game favorit teman-teman? Dan bagi penyuka FM, terutama teman-teman yang saya tag, apa tafsir kalian atas FM/CM?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menulis Lagi, Berjuang Lagi
Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...
-
Baru-baru ini kita dikejutkan kembali oleh peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Set e lah penyebaran film Fitna tahun lalu, kal...
-
Untuk seorang sahabat lama di hati dan bukan dalam kehidupan nyata.... Entah mengapa aku sangat merindukanmu sekarang. "Urgency of now...
-
Membicarakan “nyala api”, entah mengapa saya jadi ingat dengan lagu the Doors, “Light My Fire”. Mungkin makna lagu ini tidak ada hubungan la...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar