Sabtu, 09 Januari 2010

Keren atau Tidak Keren, Bukan Itu Esensinya (Review atas Album Janji Pasti (2009) oleh The Banery)


Ada bedanya band yang benar-benar keren dengan band yang ingin terlihat keren. Keren itu menyatu dengan musik dan semangat yang mereka bawa. Sementara, ingin atau bertingkah keren adalah beragam cara yang digunakan untuk dianggap keren padahal esensi utamanya belumlah didapatkan.

Itulah yang saya dapatkan ketika mendengarkan album ini. Band ini terlihat sekali ingin dianggap keren tetapi sebenarnya tidak keren-keren amat. Aksi panggungnya memang sepintas terlihat seru. Paling tidak, itulah yang saya lihat pertama-kali lewat iklan kompetisi band indie di layar televisi. Kelihatannya di iklan itu band ini keren sekali. Imaji di televisi memang bisa menipu dan tidak lengkap.

Hadirnya simbol dasi kupu-kupu juga tidak jelas untuk apa. Semua penyanyinya menggunakan dasi kupu-kupu warna-warni, dan tetap tidak tertangkap simbolnya. Bonus stiker dasi kupu-kupu di CD-nya juga tidak jelas maksudnya walau bagi anak saya tetap berguna karena menambah koleksi stikernya. Stiker dasi kupu-kupu itu menjadi pelengkap dari kumpulan stiker lain, antara lain Strawberry Shortcake, Backyardigan, dan Sesame Street. Bila saya bandingkan dengan bonus stiker oleh Monkey the Millionaire, stiker topeng monyetnya lebih bermakna dan “berguna” karena dekat dengan musik dan lirik yang disampaikan.

Musik di album ini juga bukan sesuatu yang baru. Di Indonesia mungkin sedikit baru. Musik yang mirip-mirip Weezer seperti ini sudah cukup banyak hadir dalam musik Indonesia. Bukan nuansa Weezer sepenuhnya sih…ada tampilan musik tiup di situ. Apalagi liriknya, bicara hal-hal yang kelewat umum saya kira.

Di awal album kita disambut oleh lagu tentang Tuhan yang seperti biasa menjadi sumber ilham bagi kebanyakan pemusik Indonesia walau tidak ada hal baru yang disampaikan. Tuhan memang hadir begitu gamblang di dalam kehidupan kita sampai-sampai kita kurang mengapresiasi-Nya.

Lagu “Cemburuisme” agak bernuansa dangdut dan kata-kata di dalam liriknya cenderung kasar. Lagu ketiga di dalam album ini, yang juga berjudul sama dengan albumnya, sedikit lebih bagus dari dua lagu sebelumnya. Harmonisasi vokal yang hadir memang benar-benar mengingatkan saya pada Rivers Cuomo dan kawan-kawan.

Track lain yang bisa dibahas adalah “Romee”. Lagu ini jadi mengingatkan saya dengan sebagian masyarakat kita yang sering menghina orang yang depresi atau stress. Bukannya membantu orang tersebut, sebagian orang cenderung “menghinanya”. Coba amati penggunaan kata autis yang berlebihan dan bernada menghina di masyarakat kita, padahal sudah ada konvensi bahwa kata tersebut tidak boleh digunakan untuk memberi label negatif.

Lagu yang paling menarik menurut saya adalah “So Sad”. Lagu ringan yang enak didengar walau tidak ada hal yang baru di dalam liriknya. Album ini juga diakhiri oleh lagu yang ditujukan pada pihak (orang) ketiga seperti lagu pembukanya. Lagu terakhir ini lumayan enak untuk didengar-dengar sepintas.

Dan bagi saya, yang paling menyebalkan adalah kehadiran lagu bonus atawa hidden track di album ini. Biasanya hidden track itu menyuguhkan “kejutan”. Saya jadi ingat album Manic Street Preachers yang memiliki hidden track, lagu keren bertajuk “We are All Bourgeois Now”. Lagu kejutan yang tetap sejalan dengan topik album secara keseluruhan.

Nah, hiden track di album ini justru aneh sekali. Hidden track-nya semacam jualan RBT. Bukan hanya jualan, tetapi bejualan secara berlebihan, menghamba-hamba agar kita menggunakan lagu-lagu mereka sebagai RBT. Tambah habis deh album ini, musik dan lirik biasa, plus "berjualan habis-habisa".

Esensi untuk sebuah album adalah lagu-lagu yang menggedor sukma, bukan hanya keren atau keinginan terlihat keren.

Penyanyi : The Banery
Album : Janji Pasti
Tahun : 2009
Label : Universal

Daftar lagu:
1. Tanpa-Mu
2. Cemburuisme
3. Janji Pasti
4. Waktu yang Menjawab
5. Romee
6. So Sad
7. Tak Bisa Begini Tak Bisa Begitu
8. What I Said
9. Life
10. Karena Dia (akustik)
11. Hidden Track

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Lagi, Berjuang Lagi

Di akhir tahun mencoba lagi menulis rutin di blog ini setelah sekitar enam tahun tidak menulis di sini, bahkan juga jarang sekali mengunjung...